Kapitalisasi Pasar Kripto Susut Rp 5.004 Triliun dalam Sepekan

3 weeks ago 21

Liputan6.com, Jakarta - Kapitalisasi pasar kripto merosot sekitar USD 300 miliar atau Rp 5.004,93 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.683). Kapitalisasi pasar kripto yang merosot itu didorong sejumlah faktor.

Antara lain gelombang taruhan leverage (pemakaian utang-red) yang terurai mengguncang kripto jajaran teratas dan menyeret sentimen pasar ke titik terendah.

Mengutip Yahoo Finance, Sabtu (27/9/2025), ether, kripto terbesar kedua di dunia memimpin penurunan mingguan tertajam sejak Juni. Ether telah turun sekitar 12%, merosot di bawah USD 4.000 atau Rp 66,82 juta). Level ini dinilai pelaku pasar sebagai level support yang penting.

Demikian juga bitcoin tak luput. Harga bitcoin turun 5% pada pekan ini, penurunan tertajam sejak Maret. Hal itu membuat bitcoin berada di dekat batas bawah rentang perdagangan terbarunya.

"Setelah gelombang pertama likuidasi dimulai, algoritma dan tekanan pendanaan mengubahnya menjadi lingkaran umpan balik,” kata Kepala Eksekutif Platform Riset Kripto DYOR, Ben Kurland.

"Dalam kripto, keyakinan tinggi tetapi likuiditas tipis, itulah sebabnya penurunan terasa seperti terjun bebas, sementara pemulihan kembali lebih lambat. Ini bukan tentang fundamental yang runtuh, tetapi lebih tentang sistem yang membersihkan risiko berlebih,” ia menambahkan.

Tingkat Leverage Belum Jelas

Penurunan dipercepat karena miliaran dolar AS taruhan bullish dibatalkan di pasar berjangka perpetual kripto. Lebih dari USD 3 miliar atau Rp 50,06 triliun posisi long dilikuidasi di seluruh bursa, menurut data yang dikumpulkan oleh Coinglass.

Beberapa pedagang telah memperingatkan tingkat leverage yang sebenarnya dalam sistem masih belum jelas, karena sebagian besar platform tidak mengungkapkan data likuidasi lengkap.

"Sebagian besar pedagang merasa kehilangan keseimbangan karena gelombang likuidasi pada hari Senin," kata Kepala Derivatif Global di FalconX, Griffin Sears.

"Penurunan awal diikuti oleh posisi defensif dalam derivatif, dengan deleveraging terlihat di pasar berjangka dan program pembelian put besar-besaran yang berlanjut di pertengahan minggu."

Bitcoin dan Ether menguat pada Jumat setelah sentimen risiko keseluruhan membaik ketika sebuah laporan menunjukkan pengukur inflasi utama tumbuh pada kecepatan yang lebih lambat bulan lalu, memberikan Federal Reserve ruang bernapas untuk mengatasi pendinginan pasar tenaga kerja.

CEO Coinbase Brian Armstrong Prediksi Bitcoin Bakal Sentuh Level Segini

Sebelumnya, CEO Coinbase Brian Armstrong memprediksi harga bitcoin naik hingga USD 1 juta atau Rp 16,75 miliar (asumsi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.751).

Brian mengatakan, lonjakan harga bitcoin itu didorong sejumlah sentimen antara lain kejelasan regulasi, peningkatan adopsi pemerintah, dan permintaan yang besar dari institusi. Hal ini sebagai katalisator kenaikan yang berkelanjutan.

Mengutip Yahoo Finance, Kamis (25/9/2025), Armstrong mengatakan kepada Fox Business ada "beberapa faktor pendorong utama" seperti kemajuan bipartisan dalam legislasi kripto, upaya AS untuk menciptakan cadangan Bitcoin strategis, dan aliran masuk ETF yang berkelanjutan, yang menurut dia, dapat meningkatkan adopsi.

Evolusi Bitcoin

"Ada kemungkinan besar Bitcoin dapat mencapai USD 1 juta per koin pada 2030. Kejelasan regulasi, pemerintah AS yang mulai menahan Bitcoin, dan masuknya investasi institusional yang signifikan melalui ETF Bitcoin dapat menjadi pendorong permintaan yang besar."

Armstrong mencatat, evolusi Bitcoin merupakan gabungan antara emas dan ekuitas, yang menyoroti perannya yang semakin besar sebagai lindung nilai sekaligus aset pilihan di masa yang tidak pasti.

Dorongan Kebijakan Pro-Kripto Trump

Di sisi kebijakan, Armstrong memuji upaya era Trump dalam mendorong legislasi, termasuk Undang-Undang GENIUS, yang menetapkan regulasi yang jelas untuk stablecoin.

Ia juga menyoroti gerakan bipartisan mengenai legislasi struktur pasar yang lebih umum, yang berupaya mendefinisikan bagaimana aset non-stablecoin, seperti Bitcoin dan Ethereum, seharusnya diatur. "Kereta barang ini telah meninggalkan stasiun," kata Armstrong.

"Ada orang-orang di kedua sisi Senat yang ingin agar undang-undang ini disahkan."

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |