Liputan6.com, Jakarta - Pasar kripto global menunjukkan tren pelemahan pada Senin, 22 September 2025 pukul 14.48 WIB. Aset digital utama seperti Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH) terpantau bergerak di zona merah. Sejumlah sentimen membayangi pasar kripto termasuk bitcoin pada awal pekan ini.
Performa BTC
Berdasarkan data coinmarketcap.com, harga bitcoin (BTC) turun 2,35% dalam 24 jam terakhir. Selama sepekan, harga BTC anjlok 2,41%. Saat ini, harga bitcoin berada di posisi USD 113.060,35 atau Rp 1,87 miliar (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.608).
Mengutip investing.com, harga bitcoin turun tajam pada Senin pekan ini, dan melemah dari level tertinggi dalam satu bulan pada pekan lalu. Hal ini seiring investor mengabaikan penurunan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed). Selain itu, investor juga menanti isyarat lebih konkret mengenai ekonomi AS.
Adapun harga bitcoin turun dari level tertinggi pekan lalu di dekat posisi USD 118.000, level terkuat sejak pertengahan Agustus.
Sentimen Pasar Kripto
Kripto tersebut hampir tidah berubah pekan lalu karena keuntungan atas optimisme pemangkasan suku bunga the Fed diimbangi oleh kehati-hatian atas pelonggaran kebijakan moneter ke depan. Sementara itu, altcoin alami penurunan lebih tajam pada Senin pekan ini dengan Ethereum anjlok hampir 10%.
Sentimen terhadap pasar kripto sebagian terguncang oleh Praetorian Group International, perusahaan perdagangan kripto yang mengaku bersalah kepada Departemen Kehakiman AS karena menerapkan skema ponzi yang merugikan lebih dari 90.000 investor dengan nilai USD 62 juta atau Rp 1,02 triliun.
Di sisi lain, pasar kripto juga masih dibayangi keraguan investor terhadap obligasi korporasi seperti Strategy, di tengah meningkatnya pertanyaan tentang kelayakan jangka panjangnya. Selain itu, para pedagang menantikan pidato The Fed untuk petunjuk arah suku bunga.
Menanti Kebijakan The Fed
Penurunan ini menyusul pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin oleh The Fed pekan lalu, yang awalnya mendorong permintaan aset berisiko dengan melemahkan dolar AS dan menurunkan biaya pendanaan.
Namun, komentar terukur dari Ketua The Fed, Jerome Powell, setelah keputusan tersebut, yang menekankan bahwa langkah selanjutnya akan bergantung pada data yang masuk, meredam ekspektasi akan siklus pelonggaran yang agresif.
Investor kini bersiap untuk pernyataan minggu ini dari lebih dari 10 pejabat The Fed, termasuk Powell, yang dapat memberikan kejelasan lebih lanjut tentang arah kebijakan bank sentral. Data indeks harga personal consumption expenditure (PCE), pengukur inflasi pilihan The Fed juga akan dirilis Jumat mendatang.
Kripto Utama Lainnya Ikut Melemah
Pelemahan pasar tidak hanya menimpa BTC, tetapi juga menyeret sejumlah kripto utama lainnya ke zona merah. Ethereum (ETH), aset kripto terbesar kedua, mengalami penurunan harga signifikan sebesar 6,35% dalam 24 jam terakhir.
Dalam sepekan, ETH bahkan merosot lebih dalam hingga 9,75%, dengan harga terkini USD 4.195,77. Harga ETH itu setara Rp 69,67 juta.
XRP juga menunjukkan tren serupa, terpangkas 6,42% dalam 24 jam dan turun 7,17% selama sepekan, mencapai USD 2,80. Solana (SOL) juga tidak mampu menahan tekanan, merosot 7,52% harian dan 6,74% secara mingguan, dengan harga USD 222.
Harga Kripto Lainnya
Dogecoin (DOGE) mengalami pelemahan paling tajam di antara altcoin utama, dengan penurunan 11,44% dalam 24 jam terakhir dan 11,06% dalam sepekan. Kini harga DOGE berada di posisi USD 0,2373.
Sementara itu, Binance Coin (BNB) susut 4,65% dalam 24 jam terakhir, meskipun masih mencatat kenaikan 10,93% dalam sepekan terakhir, dengan harga USD 1.024,45.
Stablecoin Tether (USDT) menunjukkan stabilitas relatif dengan pelemahan tipis 0,03% dalam 24 jam terakhir, tetapi naik 0,02% selama sepekan, bertahan di USD 1,00. Pergerakan beragam ini menunjukkan dinamika di pasar kripto.