Bank QNB Adopsi Blockchain Milik JPMorgan

2 weeks ago 20

Liputan6.com, Jakarta - Grup QNB, salah satu pemberi pinjaman terbesar di Timur Tengah telah mengadopsi platform blockchain JPMorgan Chase untuk memproses pembayaran korporat dalam dolar Amerika Serikat (AS). Hal ini dinilai menandai langkah besar dalam penggunaan teknologi buku besar terdistribusi secara umum.

Mengutip Yahoo Finance, ditulis Selasa (30/9/2025),  QNB Group akan memakai sistem pembayaran digital Kinexys milik JPMorgan yang memungkinkan klien bisnis di Qatar untuk menyelesaikan pembayaran dalam dolar AS dalam hitungan menit dan kapan saja sepanjang minggu, demikian berdasarkan laporan Bloomberg.

Executive Vice President of Transactional Banking QNB, Kamel Moris menuturkan, klien korporat semakin menuntut pembayaran lintas batas yang lebih cepat dan andal.

"Sekarang kami dapat memiliki layanan 24/7, kami dapat menjamin pembayaran secepat dua menit," ujar dia.

Adapun langkah ini menempatkan QNB di antara kelompok bank di wilayah tersebut yang terus berkembang yang beralih ke mitra global seperti JPMorgan untuk memodernisasi pembayaran. 

Kawasan ini, yang telah lama bergantung pada minyak dan likuiditas dolar AS kini berupaya memperkuat infrastruktur keuangannya untuk mendukung strategi diversifikasi dan menarik investor global. Sistem penyelesaian yang lebih cepat dan murah dipandang krusial untuk peralihan tersebut.

Jaringan yang Berkembang Pesat

Platform Kinexys milik JPMorgan yang diluncurkan pada 2019 telah memproses  transaksi harian sekitar USD 3 miliar atau Rp 50,06 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.687).

Jaringannya pun terus berkembang pesat seiring dengan semakin banyaknya institusi yang bergabung. Bank AS ini merupakan kliring dolar AS terbesar di dunia dan memanfaatkan posisinya untuk memperluas jangkauan Kinexys.

Bagi QNB, akses instan ke pembayaran dolar AS memenuhi harapan yang semakin meningkat. Dalam ekonomi global saat ini, informasi bergerak dengan lancar dan dana diharapkan akan mengikutinya.

Selain itu, penyelesaian yang lebih cepat memungkinkan bank untuk bersaing lebih agresif dalam perbankan korporat melawan rekan regional dan internasional.

Investasi di Blockchain

Pada saat yang sama, lembaga keuangan besar di seluruh dunia berinvestasi lebih besar dalam solusi berbasis blockchain. Tujuannya untuk menyederhanakan operasi back-office dan meningkatkan transparansi.

Selama lebih dari satu dekade, bank telah bereksperimen dengan teknologi buku besar terdistribusi. Namun, hanya segelintir platform yang berhasil mencapai skala komersial.

Adopsi QNB menandakan bank di kawasan Teluk sering kali termasuk yang paling awal di pasar berkembang yang menguji teknologi keuangan baru, kini mendorong implementasi yang lebih luas. Pergeseran ini mencerminkan tekanan persaingan untuk memodernisasi dan pentingnya strategis dalam mempertahankan akses yang andal terhadap dolar AS.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Tether Gandeng Crystal Intelligence untuk Perkuat Keamanan Blockchain

Sebelumnya, Tether, penerbit stablecoin USDT, mengumumkan investasi strategis ke perusahaan forensik blockchain, Crystal Intelligence, sebagai bagian dari upaya memperkuat keamanan dan kepatuhan di dunia kripto. Meski nilai investasinya tidak diungkapkan, langkah ini dianggap sebagai tonggak penting dalam memerangi kejahatan siber dan penyalahgunaan aset digital.

CEO Tether, Paolo Ardoino, menegaskan komitmen perusahaan untuk terus meningkatkan pengawasan dan transparansi dalam penggunaan USDT.

"Kami berkomitmen penuh untuk memperkuat kepatuhan dan langkah-langkah keamanan di dunia kripto, dengan bermitra pada teknologi canggih yang mendukung pemantauan yang efektif," ujar Ardoino dikutip dari coinmarketcap, Rabu (9/7/2025).

Pembaruan Sistem

Melalui kemitraan ini, Tether akan memanfaatkan kemampuan analitik Crystal Intelligence untuk mendeteksi dan membatasi aktivitas ilegal yang melibatkan USDT.

Fokus utama adalah memperbarui sistem pemantauan internal Tether, termasuk daftar dompet terlarang dan dukungan terhadap penyitaan aset dalam kerja sama dengan aparat penegak hukum.

Langkah ini dinilai semakin penting di tengah meningkatnya pengawasan terhadap aset digital secara global. Regulasi yang semakin ketat mendorong pelaku industri untuk lebih proaktif dalam menerapkan teknologi pengawasan berbasis AI dan analitik blockchain.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |