LVMH Digugat Terkait Teknologi Paten NFT untuk Jam Tangan

3 hours ago 1

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah perusahaan yang menjual desain tampilan jam pintar (smartwatch) melalui token non-fungible (NFT) menggugat LVMH, menuduh konglomerat mode mewah tersebut melakukan pelanggaran paten.

Dalam gugatan yang diajukan ke pengadilan federal Texas pada 10 Maret, Watch Skins Corporation menuduh bahwa LVMH telah menggunakan teknologi tampilan NFT inovatif miliknya tanpa izin. Watch Skins mengklaim telah mengembangkan sistem unik yang memungkinkan pengguna menampilkan karya seni NFT yang telah diverifikasi di jam pintar dan memiliki beberapa paten terkait teknologi tersebut.

Perusahaan itu menuduh bahwa sebuah jam pintar dari merek TAG Heuer, yang dimiliki oleh LVMH, serta produk lain dari merek-merek dalam grup tersebut, menggunakan teknologi tampilan NFT secara ilegal berdasarkan tiga paten yang dimiliki Watch Skins. LVMH adalah perusahaan induk multinasional yang memiliki banyak merek barang mewah terkenal, termasuk Louis Vuitton, Givenchy, TAG Heuer, Tiffany, Christian Dior, Hennessy, dan merek sampanye Moët & Chandon.

Watch Skins menyatakan bahwa paten pertamanya mencakup sistem yang memverifikasi kepemilikan NFT sebelum dapat ditampilkan di layar jam, paten kedua mencakup sistem di mana NFT harus diverifikasi melalui dompet blockchain sebelum ditampilkan di jam pintar, dan paten ketiga berfokus pada pengambilan serta tampilan desain jam yang dipersonalisasi berdasarkan kepemilikan NFT.

Perusahaan itu juga menuduh bahwa TAG Heuer mendorong pelanggan untuk melanggar paten tersebut dengan memberikan panduan tentang cara menggunakan fitur tampilan NFT mereka.

“Jam tangan ini memungkinkan NFT ditampilkan jika dimiliki oleh dompet kripto pengguna dan terhubung ke dompet kripto untuk menjamin keaslian karya yang ditampilkan,” demikian isi gugatan tersebut, dikutip dari Cointelegraph, Sabtu (15/3/2025).

Promosi 1

Permintaan Kompensasi

Watch Skins meminta persidangan dengan juri serta kompensasi atas kerugian pendapatan dan royalti akibat pelanggaran tersebut, serta perintah pengadilan agar LVMH berhenti menggunakan teknologi yang dipatenkan.

Perusahaan ini mengumumkan peluncuran pasar tampilan jam berbasis blockchain NFT pertama di dunia pada ajang Consumer Electronics Show di Las Vegas pada tahun 2020. Aplikasi selulernya memungkinkan konsumen “membeli tampilan jam pintar asli dan berlisensi dari merek favorit mereka,” kata Watch Skins saat itu.

Volume Perdagangan NFT Anjlok Lebih dari 60% di Februari

Volume perdagangan NFT merosot lebih dari 60% pada Februari, melanjutkan tren penurunan yang sudah terjadi sejak awal 2024. Menurut analis DappRadar, Sara Gherghelas, volume perdagangan NFT mencapai USD 1,36 miliar pada Desember, tetapi turun 26% di Januari sebelum jatuh lebih dalam hingga 50% pada Februari.

“Meski NFT sempat menunjukkan tanda-tanda kebangkitan dalam beberapa bulan terakhir, momentumnya melambat sejak awal tahun ini,” katanya dalam laporan industri pada 6 Maret, dikutip dari Crypto News.

Menariknya, pasar NFT menutup tahun 2024 dengan catatan positif, mencatat total penjualan tahunan lebih dari USD 8,83 miliar—naik 1,1% dari angka tahun 2023 yang mencapai USD 8,7 miliar, menurut data dari CryptoSlam.

Ethereum Tetap Memimpin

Ethereum dan Bitcoin memimpin pasar dengan masing-masing menghasilkan USD 3,1 miliar dalam penjualan, diikuti oleh Solana dengan USD 1,4 miliar. Secara total, Ethereum tetap menjadi pemimpin dalam penjualan NFT sepanjang masa dengan USD 44,9 miliar, diikuti oleh Solana dengan USD 6,1 miliar dan Bitcoin dengan USD 4,9 miliar.

Meskipun ada sedikit pemulihan, volume penjualan NFT di 2024 masih jauh lebih rendah dibandingkan puncak kejayaan pasar sebelumnya. Pada 2021, penjualan NFT mencapai USD 15,7 miliar dan melonjak hingga USD 23,7 miliar pada 2022. Dibandingkan periode puncak tersebut, total penjualan NFT di 2024 mengalami penurunan sebesar 43,9% dari 2021 dan 62,8% dari 2022.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |