Liputan6.com, Jakarta - Fenomena Worldcoin menjadi topik hangat di media sosial Indonesia, setelah banyak warga terlihat mengantre di sejumlah lokasi untuk memindai bola mata mereka demi mendapatkan aset kripto gratis.
Berdasarkan pantauan Liputan6.com, Senin (5/5/2025), salah satu kantor Worldcoin di Bekasi, tepatnya di Jalan Insinyur H. Juanda sudah tidak beroperasi atau tutup. Sejumlah masyarakat terpantau berkumpul di depan lokasi kantor.
Berdasarkan laporan warga sekitar, kantor tersebut terakhir beroperasi pada Sabtu, 3 Mei 2025. Adapun menurut laporan, kantor tersebut mulai beroperasi sejak Sabtu 26 April 2025.
Salah satu masyarakat yang berada di lokasi, Lia (21) mengaku kedatangannya ke kantor Worldcoin untuk mendaftarkan akun salah satu anggota keluarganya. Lia mengaku, dirinya sendiri sudah melakukan pendaftaran akun sejak minggu lalu di salah satu kantor di Jakarta.
"Kalau saya sudah daftar, jadi ke sini mau daftarin punya anggota keluarga, tapi kantornya tutup,” kata Lia kepada Liputan6.com.
Lia menjelaskan pendaftaran dilakukan dengan mudah dengan langsung datang ke kantornya tanpa memerlukan berkas apapun. Lia mengaku sempat diminta menunjukkan KTP sebelum masuk ke kantor, tetapi KTP hanya dilihat sebentar oleh petugas dan dikembalikan.
Sedangkan jika melakukan pendaftaran akun di rumah, nantinya pengguna diminta menentukan jadwal untuk melakukan scan biometrik di kantor Worldcoin yang sudah ditentukan.
"Nanti tinggal datang saja, di dalam prosesnya nanti diberi selembaran berisi petunjuk dan dijelaskan terkait apa tujuan melakukan scan mata. Kalau sudah selesai tinggal tunggu 24 jam, nanti koin (Worldcoin) otomatis masuk ke akun kita,” jelasnya.
Ketika ditanya apa tujuan melakukan scan mata, Lia menyebut dirinya tak ingat. Tak hanya itu, Lia juga menjelaskan ketika koin masuk ke akunnya, dirinya tinggal menghubungkan rekening bank atau e-wallet untuk nantinya bisa mencairkan Worldcoinnya menjadi Rupiah.
Worldcoin Akan Diterima Setiap Bulan
Lia turut menjelaskan jumlah Worldcoin yang diterima setiap akun berbeda. Ketika pertama kali melakukan scan mata, dirinya menerima sekitar 200 Worldcoin. Sedangkan di akun milik anggota keluarganya yang lain nominal penerimaannya berbeda.
Selain mendapatkan Worldcoin ketika pertama kali mendaftar, Lia juga menunjukkan akunnya yang akan menerima Worldcoin lagi untuk bulan depan, tetapi dengan nominal yang lebih kecil.
"Jadi kita scan hanya awal-awal saja, nanti setiap bulan dapat lagi koinnya dan bisa ditarik lagi menjadi Rupiah,” tuturnya.
Ketika ditanya tanggapannya soal Worldcoin yang dilarang sementara oleh Pemerintah, dirinya mengaku tak masalah karena memang proses pendaftarannya tak perlu mengeluarkan biaya sepeserpun.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Ramai Scan Bola Mata Dapat Uang, Apa Sebenarnya Worldcoin?
Sebelumnya, fenomena Worldcoin tengah menjadi perbincangan hangat di media sosial Indonesia, setelah banyak warga terlihat mengantre di sejumlah lokasi untuk memindai bola mata mereka demi mendapatkan aset kripto gratis.
Proyek yang digagas oleh CEO OpenAI Sam Altman, ini menarik perhatian publik karena metode identifikasi biometrik yang tidak biasa, memicu debat soal privasi data, keamanan.
Lantas apa sebenarnya World Coin itu? World Coin (WLD Coin) menawarkan fitur World ID-nya, yang digambarkan perusahaan sebagai "paspor digital". WLD Coin juga digunakan untuk membuktikan pemegangnya adalah manusia nyata, bukan bot AI.
Dilansir dari Coinmarketcap, sistem Worldcoin berputar di sekitar World ID, jaringan identitas global yang menjaga privasi. World ID memungkinkan pengguna untuk memverifikasi kemanusiaan mereka secara online (Proof of Personhood) sambil menjaga privasi pengguna.
Untuk terlibat dengan protokol Worldcoin, pengguna harus terlebih dahulu mengunduh Aplikasi World, aplikasi dompet pertama yang mendukung pembuatan World ID.
Pengguna mengunjungi perangkat pencitraan fisik yang disebut Orb untuk mendapatkan verifikasi World ID Orb mereka. Sebagian besar Orb dioperasikan oleh jaringan bisnis lokal independen yang disebut Operator Orb.
Orb menggunakan sensor multispektral untuk memverifikasi kemanusiaan dan keunikan, dengan semua gambar segera dihapus di perangkat per default (tidak ada persetujuan eksplisit untuk Penyimpanan Data).
Semua pemegang ID Dunia yang diverifikasi Orb berhak untuk mengklaim pemberian berulang token WLD gratis. Ini berpotensi menjadikan WLD sebagai mata uang digital yang paling banyak didistribusikan.
Komdigi Bekukan Sementara Worldcoin
Melansir kanal Tekno Liputan6.com, Kementerian Komdigi (Komunikasi dan Digital) resmi membekukan sementara TDPSE (Tanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik) atas layanan Worldcoin dan WorldID. Hal ini dilakukan menyusul laporan masyarakat mengenai aktivitas mencurigakan yang melibatkan perusahaan tersebut.
Menurut Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Komdigi, Alexander Sabar, langkah ini bersifat preventif untuk melindungi masyarakat dari potensi risiko dalam ruang digital.
"Pembekuan ini merupakan langkah preventif untuk mencegah potensi risiko terhadap masyarakat," ujarnya seperti dikutip dari siaran pers yang diterima, Minggu (4/5/2025).
Alexander menuturkan, Komdigi juga akan segera memanggil PT. Terang Bulan Abadi dan PT. Sandina Abadi Nusantara guna memberikan penjelasan atas dugaan pelanggaran terhadap regulasi penyelenggaraan sistem elektronik.
Untuk diketahui, dua perusahaan itu terindikasi berhubungan dengan layanan Worldcoin. Hasil investigasi awal menujukkan PT. Terang Bulan Abadi belum terdaftar sebagai PSE (Penyelenggara Sistem Elektronik) dan tidak memiliki TDPSE sebagaimana diwajibkan oleh regulasi.