Ekonom Ini Sebut Pasokan Bitcoin Tak Ada Artinya

18 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Ekonom sekaligus pendukung emas Peter Schiff telah menepis batasan pasokan bitcoin sebesar 21 juta sebagai konstruksi sewenang-wenang. Ia menilai, persepsi kelangkaan kripto itu hanyalah ilusi.

Mengutip Crypto News, Senin (14/7/2025),kritikus bitcoin ini menilai mengubah denominasi dari 21 juta koin menjadi 21 miliar tidak akan memengaruhi ekonomi yang mendasarinya.

"Bagaimana jika pasokan bitcoin adalah 21 miliar, bukan 21 juta? Mendefinisikan ulang setiap BTC sebagai 100 ribu Satoshi (bukan 100 juta) akan membuat pasokan Satoshi tetap sama. Apakah masih terasa langka?,” tulis Schiff di X.

Ia menambahkan, pasokan bitcoin sebenarnya tidak berarti, yang penting adalah pasokan Satoshi

Debat persepsi kelangkaan versus realitas

Schiff menuturkan, kelangkaan bitcoin berasal dari persepsi, bukan keterbatasan fundamental. Subsidi 100 juta Satoshi per bitcoin menciptakan kerangka psikologis sewenang-wenang yang memengaruhi perilaku investor.

Ekonom itu menilai, redenominasi bitcoin untuk menunjukkan total 21 miliar unit, alih-alih 21 juta akan mengungkap sifat artisial dari narasi kelangkaan.

Argumennya menargetkan dasar matematika untuk proposisi penyimpanan nilai bitcoin.

Ketika dikonfrontasi tentang kinerja harga bitcoin baru-baru ini relatif terhadap emas, Schiff menepis perbandingan itu dengan menyatakan emas telah berhenti sejenak. Sementara itu, perak mengalahkan bitcoin. “Saya juga memiliki perak,” kata dia.

Bitcoin Diklasifikasikan sebagai Aset Berisiko

Schiff mengkategorikan Bitcoin sebagai aset berisiko yang menguat bersamaan dengan saham teknologi, alih-alih berfungsi sebagai aset safe haven. Ia menunjuk NVIDIA yang mencapai rekor tertinggi dan ETF QQQ yang diperdagangkan mendekati rekor tertinggi sepanjang masa sebagai bukti korelasi Bitcoin dengan investasi spekulatif.

Schiff melihat kinerja Bitcoin terlalu digembor-gemborkan yang mengungguli emas baru-baru ini.

“Namun, Bitcoin adalah aset berisiko, ia menguat bersama saham teknologi," tulis Schiff.

Ia berpendapat, perdagangan emas yang sideways menunjukkan status safe haven-nya selama kondisi pasar risk-on.

Ekonom tersebut menyoroti pendekatan harga perak ke USD 38 per ounce, mencapai level tertinggi sejak Maret 2012. Ia juga mencatat saham pertambangan logam mulia masih lesu karena "investor teralihkan oleh Bitcoin."

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Perusahaan Media Ini Siapkan Dana Rp 16 Triliun untuk Beli Bitcoin

Sebelumnya, perusahaan media yang terdaftar di Nasdaq, K Wave Media, menjadi sorotan setelah mengumumkan rencana ambisiusnya untuk menginvestasikan USD 1 miliar atau setara Rp 16,2 triliun (asumsi kurs Rp16.216 per dolar AS) dalam Bitcoin. 

Melansir Coinmarketcap, Jumat (11/7/2025), dana jumbo tersebut akan digunakan sebagai bagian dari strategi treasury baru perusahaan, yang bertujuan memanfaatkan Bitcoin sebagai aset utama dalam cadangan keuangannya.

Langkah berani ini mencerminkan tren yang semakin berkembang di kalangan perusahaan besar, yang kini mulai melirik aset digital seperti Bitcoin untuk melindungi nilai dan mendiversifikasi simpanan kas mereka. 

Di tengah ancaman inflasi dan ketidakpastian ekonomi global, K Wave Media mengikuti jejak sejumlah perusahaan teknologi raksasa seperti MicroStrategy dan Tesla, yang lebih dulu memanfaatkan Bitcoin sebagai aset strategis dalam neraca mereka.

Bitcoin Jadi Aset Cadangan Jangka Panjang

Dana sebesar USD 1 miliar tersebut akan difokuskan sepenuhnya untuk membeli dan mengakumulasi Bitcoin secara bertahap. Hal ini menunjukkan K Wave Media tidak melihat Bitcoin hanya sebagai investasi spekulatif, melainkan sebagai bagian penting dari rencana keuangan jangka panjang perusahaan.

Dengan pendekatan ini, perusahaan berharap dapat menjaga kekuatan kasnya dari ancaman depresiasi nilai mata uang, sekaligus mendapatkan keuntungan dari potensi pertumbuhan harga Bitcoin dalam jangka panjang. 

Strategi ini juga memperkuat pandangan bahwa Bitcoin mulai diakui secara luas sebagai store of value atau penyimpan nilai, bukan sekadar aset berisiko tinggi.

Sinyal Kuat Adopsi Institusional

Keputusan K Wave Media juga mempertegas meningkatnya adopsi institusional terhadap Bitcoin. Banyak perusahaan kini mulai mempertimbangkan untuk memasukkan Bitcoin ke dalam portofolio keuangan mereka sebagai bentuk lindung nilai terhadap ketidakstabilan ekonomi.

Para analis menilai, langkah besar seperti ini dapat menjadi katalis positif bagi pasar kripto secara keseluruhan. Ini bisa memicu lonjakan kepercayaan investor serta mendorong lebih banyak perusahaan publik lainnya untuk mengikuti strategi serupa dalam pengelolaan treasury mereka.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |