Demul Datangi Kemendagri di Tengah Polemik Rp4,17 T dengan Purbaya

3 hours ago 3

Jakarta, CNN Indonesia --

Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi dan sejumlah kepala daerah di Jabar mendatangi kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta Pusat, Rabu (22/10), untuk membahas pengelolaan keuangan daerah dan dana pemerintah daerah Rp 4,17 T yang mengendap di bank.

Dedi tiba sekitar pukul 10.15 WIB, langsung disambut Bupati Subang Reynaldi Putra, Bupati Purwakarta Saepul Bahri, dan Bupati Majalengka Eman Suherman.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dedi Mulyadi mengaku ingin menyampaikan paparan pengelolaan keuangan daerah di Jawa Barat.

Salah satu yang akan disampaikan kepada Mendagri Tito Karnavian adalah belanja modal untuk pembangunan di Jawa Barat. Menurut Dedi, belanja modal itu mengalami kenaikan signifikan di tengah penurunan anggaran.

"Kita akan menyampaikan belanja modalnya untuk kepentingan pembangunannya mengalami kenaikan hampir 1000% dibanding anggaran tahun lalu, padahal besaran anggarannya mengalami penurunan. Tahun lalu Rp37 triliun, sekarang hanya Rp 31 (triliun)," kata Dedi.

Dedi Mulyadi sekaligus akan merespons keterangan Menkeu yang menyebut Jabar memiliki dana mengendap di perbankan. Dedi mengatakan selalu memberi laporan ke Kemendagri setiap hari mengenai data tersebut.

"Loh, ya ke Pak Mendagri kita sampaikan juga, kan kalau data dari provinsi itu kan tiap hari update ke Pak Mendagri, ya, memang di tanggal 15 Oktober itu kan data BI itu 15 Oktober, di tanggal 15 Oktober itu dana kita Rp 2,6 triliun, bukan Rp 4,1. Itu pun bukan uang simpanan, memang uang kas yang tersedia di kas daerah, kas daerahnya ada di BJB, dan kita tidak punya uang yang tersimpan di bank lain," kata dia.

Sebelumnya, Dedi Mulyadi terlibat polemik dengan Menkeu Purbaya soal duit mengendap di bank Rp4,17 triliun. 

Dana APBD yang mengendap itu pertama kali diungkap oleh Purbaya. Dedi membantahnya Dia bilang sudah mengecek ke jajarannya dan tidak menemukan duit tersebut.

"Jadi kalau ada yang menyatakan ada uang Rp4,1 triliun tersimpan dalam bentuk deposito, serahin datanya ke saya. Soalnya saya bolak balik ke BJB nanyain, kumpulin staf, marahin staf, ternyata tidak ada dibuka di dokumen, kasda (kas daerah) juga tidak ada," kata Dedi dalam video yang diunggah di akun Instagramnya. 

Purbaya menjawab bantahan Dedi. Dia berkata data yang ia paparkan adalah pantauan Bank Indonesia per September 2025.

"Tanya aja ke Bank Central itu kan data dari sana. Harusnya dia (KDM) cari, kemungkinan besar anak buahnya juga ngibulin dia. Itu kan dari laporan perbankan kan, data Pemda," ujar Purbaya ditemui di Kantornya, Selasa (21/10).

Purbaya menekankan tidak pernah secara detail menyebutkan dana pemda Jabar yang tersimpan di perbankan. Ia hanya memaparkan data ke seluruh dana pemda yang ngendap di bank mengalami kenaikan.

"Saya nggak pernah describe data Jabar kan. Saya bilang, data di Perbankan sekian punya Pemda, dan data itu dari sistem keuangan bank sentral," jelasnya.

Purbaya pun ogah berkoordinasi langsung dengan KDM terkait persoalan ini. Menurutnya, untuk mengecek data keuangan tersebut adalah masing-masing pemda.

"Saya bukan pegawai Pemda Jabar. Kalau dia mau periksa, periksa aja sendiri. Itu data dari sistem monitoring BI yang dilaporkan oleh perbankan setiap hari kali ya, setiap berapa minggu sekali. Itu seperti itu datanya," tegas Purbaya.

Baca selengkapnya di sini...

(tim/wis)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |