Bukan Cuma Tidak Nyaman, Ini 8 Bahaya Kesehatan Akibat Pakaian Terlalu Ketat

9 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta - Tren menggunakan pakaian ketat seperti celana jeans atau dress bodycon memang digemari banyak orang karena dianggap memperindah bentuk tubuh.

Namun di balik tampilannya yang stylish, kebiasaan memakai pakaian ketat ternyata menyimpan sejumlah risiko kesehatan yang serius.

Oleh karena itu, ketahui alasan mengapa Anda sebaiknya mulai membatasi penggunaan pakaian ketat dalam kegiatan sehari-hari, seperti melansir dari Bright Side, Kamis (15/5/2025): 

1. Memicu Gangguan Pencernaan

Ahli gizi Michelle Rauch menjelaskan bahwa mengenakan pakaian ketat, termasuk dasi, dapat memperburuk kondisi gastrointestinal seperti sindrom iritasi usus besar (IBS), penyakit Crohn, dan penyakit refluks gastroesofageal (GERD).

"Pakaian ketat berpotensi, jika 'terlalu ketat', memberi tekanan tambahan pada lambung dan usus," jelas Rauch.

Tekanan tambahan ini dapat memperparah gejala seperti refluks asam dan nyeri ulu hati. Seiring waktu, refluks asam yang sering terjadi dapat menyebabkan kondisi yang lebih parah, seperti esofagitis, yang menyebabkan nyeri dan kesulitan saat menelan. 

Bagi individu dengan kondisi terkait kembung seperti IBS, Rauch memperingatkan bahwa pakaian ketat dapat semakin mengganggu pencernaan dan memperburuk gejala.

Sekitar 20 tim mahasiswa dari berbagai kampus di AS berkompetisi merancang pakaian dan helm teknologi canggih bagi awak misi Artemis NASA ke bulan dan Mars. Selain merangsang kreativitas mahasiswa, program SUITS Design Challenge memungkinkan NASA mer...

2. Mengganggu Sirkulasi Darah

Pakaian ketat, terutama di sekitar pinggang dan kaki, dapat menyempitkan aliran darah. Sirkulasi yang buruk dapat menyebabkan mati rasa, kesemutan, dan bahkan meningkatkan risiko varises.

Jika Anda sering merasa tidak nyaman setelah mengenakan celana jeans atau legging ketat, bisa jadi sirkulasi darahmu terganggu.

3. Merusak Jaringan Ikat Kulit

Tekanan terus-menerus pada kulit dapat melemahkan jaringan ikat dan menyebabkan lemak menonjol keluar ke permukaan kulit. Ini bisa memicu munculnya selulit dan membuat tekstur kulit menjadi tidak rata.

Sebuah studi tahun 2020 dari University of Toronto menunjukkan bahwa pakaian olahraga yang ketat dan terbuka dapat berdampak negatif pada performa olahraga, khususnya bagi wanita.

Namun, studi tersebut berasumsi bahwa semua wanita merasa tidak nyaman dengan pakaian seperti itu, yang tidak sepenuhnya benar. Selain itu, peserta diberi tugas kognitif alih-alih latihan fisik.

Peneliti akhirnya menyimpulkan bahwa meskipun perlengkapan olahraga ketat pada dasarnya tidak berbahaya, hal itu mungkin tidak meningkatkan performa sebanyak yang diklaim beberapa merek.

Meskipun demikian, jika Anda merasa paling nyaman berolahraga dengan pakaian yang pas di badan, tidak ada alasan untuk tidak mengenakannya. Dalam aktivitas tertentu, seperti yoga, pakaian longgar bahkan dapat menghambat gerakan. 

5. Melemahkan Sistem Kekebalan Tubuh

Ketika aliran limfatik terganggu, kemampuan tubuhmu untuk membuang racun dan melawan infeksi melemah.

Hal ini dapat memperlambat respons kekebalan tubuh, membuatmu lebih rentan terhadap penyakit dan infeksi. 

6. Risiko Kanker Payudara

Sebuah studi pada 2016 menunjukkan kemungkinan hubungan antara penggunaan bra ketat dan risiko kanker payudara.

Meskipun belum terbukti secara langsung, bra yang terlalu ketat dapat menimbulkan lecet, iritasi, dan nyeri pada leher serta dada.

American Cancer Society sendiri menyatakan bahwa bra tidak menyebabkan kanker, tetapi tetap disarankan untuk memilih ukuran yang pas dan nyaman.

7. Saraf Terjepit

Tinjauan tahun 2013 menunjukkan bahwa pakaian ketat dapat menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai meralgia paresthetica, yang melibatkan kompresi saraf tulang belakang.

Kondisi ini dapat menyebabkan mati rasa, kesemutan, dan nyeri di sisi luar paha.

8. Gangguan Sistem Limfatik 

Sistem limfatik memainkan peran penting dalam menyaring racun dan limbah. Pakaian ketat yang menekan kelenjar getah bening dan pembuluh darah dapat mengganggu proses ini, yang menyebabkan retensi cairan dan peningkatan selulit. 

Pakaian ketat tidak hanya memengaruhi kesehatan wanita tetapi, seperti yang ditunjukkan penelitian, pria juga termasuk dalam kelompok risiko.

Dalam survei terhadap 2.000 pria yang dilakukan oleh TENA, sebuah perusahaan Swedia yang mengkhususkan diri dalam produk untuk orang dewasa dengan inkontinensia urin3 atau tinja, ditemukan bahwa celana jeans yang ketat dapat menyebabkan infeksi saluran kemih, testis terpelintir, kelemahan kandung kemih, dan masalah kesehatan jangka panjang pada pria.

Hasil survei mengungkapkan bahwa 50% pria yang terkena dampak mengalami ketidaknyamanan pangkal paha, lebih dari 25% menderita masalah kandung kemih, dan satu dari lima pria memiliki testis terpelintir.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |