6 Kepribadian Seseorang yang Suka Membaca E-mail Berulang-ulang Sebelum Mengirimkannya, Kamu Salah Satunya?

2 months ago 43

Liputan6.com, Jakarta Sebagai seorang pekerja, Anda pasti tahu rasanya jika dimarahi atasan karena kesalahan atau kelalaian yang tidak terelakkan. Oleh karenanya, Anda pun harus lebih berhati-hati saat sedang kerja supaya tidak mengulang hal tersebut.

Salah satunya adalah bolak-balik mengecek email sebelum mengirimkannya secara langsung. Di mana Anda akan membaca sekilas salam pembuka, mengubah koma atau kalimat, bahkan mengecek apakah dokumen sudah dilampirkan atau belum. Hal ini bukan cuma terjadi sekali, tapi bisa beberapa kali.

Terdengar familiar dan seperti diri Anda? Melansir dari VegOut, Senin (23/6/2025), ini dia yang terlihat tentang kepribadian Anda tersebut. 

1. Memiliki standar yang tinggi bagi diri sendiri 

Anda memandang komunikasi tertulis sebagai cerminan kompetensi Anda. Kesalahan ketik yang ceroboh rasanya seperti memakai pakaian yang tidak serasi saat menghadiri undangan pernikahan—secara teknis memang berfungsi, tetapi bukan pesan yang ingin Anda sampaikan.

Setuju?

Psikolog klinis Dr. Gordon Flett percaya, perfeksionisme yang berorientasi pada diri sendiri berputar di sekitar standar pribadi yang ketat dan pengejaran kesempurnaan tanpa henti. Dorongan itu dapat menghasilkan pekerjaan yang luar biasa, tetapi juga memicu manajemen mikro terhadap diri sendiri—hingga titik koma terakhir.

Anda pasti merasa saat seseorang mengatakan bahwa Anda seseorang yang berorientasi pada detail, Anda justru menganggapnya bukan sebagai pujian, melainkan sebuah peringatan agar lebih berhati-hati.

Tim Bareskrim Mabes Polri menggerebek sebuah rumah kontrakan di Kecamatan Genteng, Banyuwangi, Jawa Timur, yang berisikan puluhan warga negara asing asal China diduga calon pekerja ilegal.

2. Menghargai waktu dan beban kognitif orang lain

Anda membaca ulang untuk mencari kesalahan, memperkuat struktur, dan menonjolkan detail yang dapat ditindaklanjuti sehingga rekan kerja dapat mengurai pesan Anda dalam satu kali baca. Ilmuwan kognitif Harvard, Dr. Steven Pinker berpendapat bahwa penulis yang baik berfungsi sebagai "pembaca pikiran", merekayasa balik bagaimana informasi akan diproses.

Kesingkatan yang sempurna membutuhkan waktu lebih lama untuk dibuat daripada teks yang panjang dan bertele-tele. Beberapa kali baca mencerminkan disiplin untuk menginvestasikan waktu itu demi manfaat penerima pesan tersebut.

3. Berorientasi ke masa depan dan menghindari risiko

Beberapa orang mengirim email dengan asumsi bahwa masalah apa pun dapat diperbaiki nanti. Di sisi lain, membaca ulang email bisa membayangkan skenario terburuk dan merancang tindakan pencegahan sebelum menekan tombol kirim.

Meskipun teman-teman mungkin mengejek Anda karena terlalu banyak berpikir, sifat Anda yang berhati-hati membuat proyek jarang gagal karena kelalaian Anda. Sebab, Anda ingin menjalani semuanya dengan tepat.

4. Komunikator yang teliti

Dalam The Big Five Personality, dijelaskan bahwa seseorang yang memiliki Conscientiousness cenderung memiliki perilaku yang dapat diandalkan dan disiplin. Jadi, dengan membaca ulang, Anda dapat memastikan janji-janji jelas, tenggat waktu akurat, dan kolega Anda tidak akan salah mengartikan pesan tersebut.

Pekerjaan meta-analitik oleh Deniz Ones dan kolega menunjukkan bahwa karyawan yang teliti secara andal mengungguli rekan-rekan dalam tugas-tugas yang menuntut akurasi dan tindak lanjut yang berat.

Ritual email Anda adalah salah satu manifestasi dari refleks akurasi itu.

Dampak positifnya yaitu lebih sedikit kesalahan, lampiran yang terlewat, atau catatan tindak lanjut yang panik. Sementara sisi negatif membuat Anda membuang-buang waktu beberapa menit—atau jam—yang dapat memicu proyek yang lebih besar.

5. Punya social anxiety

Coba jawab jujur, beberapa kali membaca ulang pesan Anda berasal dari rasa takut akan penilaian negatif. Anda membayangkan atasan memeriksa pesan Anda untuk mencari kesalahan, atau rekan kerja meneruskan email Anda ke obrolan pribadi yang dibumbui gosip.

Social anxiety ada dalam spektrum, dan Anda tidak memerlukan diagnosis klinis untuk mengenali kegelisahan tersebut.

Profesor komunikasi Dr. James McCroskey menemukan bahwa orang dengan kecemasan komunikasi yang tinggi mengulang pesan lebih lama dan lebih menyukai saluran asinkron (email halo) karena mereka dapat mengedit dan mengendalikan kesan.

6. Berusaha mengantisipasi dampak emosional

Pernahkah Anda berhenti sejenak di tengah-tengah draf dan membayangkan ekspresi wajah penerima pesan tersebut? Simulasi mental itu menunjukkan empati afektif yang tinggi—kemampuan untuk merasakan apa yang mungkin dirasakan orang lain. Jadi Anda membaca ulang dengan sudut pandang baru sambil membayangkan perasaan seseorang.

Dr. Brené Brown mengatakannya dengan lugas: "Jelas itu baik." Pembaca ulang menganggap serius pepatah itu, menyingkirkan frasa yang ambigu sebelum dapat berubah menjadi drama kantor.

Jika Anda mempelajari email seperti menjaga perasaan orang lain, Anda mungkin mendapat skor tinggi pada perhatian empatik.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |