4 Hal yang Harus Dihindari Setelah Pukul 5 Sore untuk Mengurangi Risiko Stroke

2 months ago 38

Liputan6.com, Jakarta Stroke merupakan salah satu penyebab kematian utama di Amerika Serikat. Dan menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, angkanya terus meningkat. Jadi, Anda mungkin bertanya-tanya bagaimana cara mengurangi risiko tersebut. Sebagian jawabannya mungkin terletak pada kebiasaan Anda di malam hari. 

"Kebiasaan kecil dan konsisten yang kita lakukan setiap hari dapat berdampak signifikan dalam mengurangi risiko berbagai penyakit kronis, termasuk penyakit jantung dan stroke," kata Simran Malhotra, M.D., DipABLM, CHWC seperti dilansir dari Eating Well

"Faktor risiko stroke yang dapat diubah adalah hal-hal yang berada dalam kendali kita, seperti mengonsumsi makanan yang kaya serat, bergerak secara teratur, tidur yang cukup, dan membatasi zat-zat berisiko seperti tembakau dan alkohol."

Faktanya, penelitian menunjukkan bahwa hingga 84% stroke terkait dengan faktor gaya hidup yang dapat diubah. Sebagian dari itu berarti berfokus pada pekerjaan rutin Anda. Namun, apa yang Anda lakukan–dan tidak lakukan–setelah jam kerja juga dapat berdampak jangka panjang pada peluang Anda. 

Untuk membantu Anda memanfaatkan waktu malam sebaik-baiknya, berikut adalah kebiasaan utama di malam hari yang mereka sarankan untuk dihindari guna mengurangi risiko terkena stroke.

1. Makan Malam Terlambat

Makan larut malam mungkin terasa seperti bagian normal dari rutinitas Anda, terutama jika Anda tidak memiliki banyak waktu. Namun, hal itu dapat membahayakan kesehatan otak dan jantung Anda. 

“Makan larut malam dapat mengganggu ritme sirkadian tubuh Anda dan berdampak negatif pada tekanan darah dan metabolisme," kata Michelle Routhenstein, M.S., RD ​​CDCES, seorang ahli diet yang mengkhususkan diri dalam kesehatan kardiovaskular. Seiring waktu, gangguan ini dapat meningkatkan risiko masalah kardiovaskular, termasuk stroke.

Penelitian telah menemukan bahwa makan makanan terakhir Anda setelah pukul 9 malam dikaitkan dengan risiko stroke yang lebih tinggi dibandingkan dengan makan malam lebih awal. 

Peningkatan risiko serupa dikaitkan dengan makan sarapan terlambat, yang menunjukkan bahwa waktu makan pertama dan terakhir Anda mungkin memainkan peran yang lebih besar dalam risiko stroke daripada yang diyakini sebelumnya. Membiasakan makan lebih awal, baik di pagi hari maupun di malam hari, dapat mendukung ritme alami tubuh Anda dan melindungi dari stroke.

2. Bermalas-malasan

Setelah makan malam, Anda mungkin tergoda untuk duduk di sofa untuk bersantai di malam hari, terutama setelah hari yang panjang. Meskipun istirahat itu penting, menghabiskan terlalu banyak waktu untuk bersantai di malam hari dapat meningkatkan risiko stroke, terutama jika Anda sudah duduk dalam waktu lama di siang hari. 

Bahkan jika Anda masih muda. Misalnya, satu penelitian besar menemukan bahwa orang yang tidak aktif secara fisik di bawah usia 60 tahun yang menghabiskan lebih dari delapan jam sehari untuk menonton TV, menggunakan komputer, atau membaca, tiga setengah kali lebih mungkin mengalami stroke daripada orang yang menghabiskan lebih sedikit waktu luang untuk melakukan aktivitas yang tidak banyak bergerak.

Kabar baiknya adalah, aktivitas dalam jumlah kecil pun dapat bermanfaat. "Berjalan kaki selama 20 menit setelah makan malam dapat membantu pencernaan sekaligus mengoptimalkan kontrol gula darah," kata Malhotra. 

"Ini dapat membantu mengurangi risiko pradiabetes, diabetes, tekanan darah tinggi, dan akhirnya penyakit jantung dan stroke." Jika Anda berjalan untuk menurunkan risiko stroke, menambah kecepatan dapat lebih membantu. Menurut satu meta-analisis, setiap peningkatan kecepatan berjalan seseorang sebesar 0,66 mil per jam dikaitkan dengan penurunan risiko stroke sebesar 13%.

3. Minum Minuman Malam

Jika rutinitas malam Anda meliputi segelas atau dua gelas anggur, bir, atau bourbon, Anda mungkin telah menyiapkan diri untuk stroke tanpa menyadarinya. Sementara penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa minum dapat memberikan perlindungan terhadap stroke, bukti yang lebih baru menentang gagasan tersebut. 

"Alkohol meningkatkan peradangan dan merusak sel," kata Troy Alexander-EL, M.D. 

Misalnya, salah satu studi internasional terbesar tentang risiko stroke menemukan bahwa asupan alkohol sedang dan tinggi dikaitkan dengan risiko stroke yang lebih besar. Bahkan menenggak lima minuman atau lebih per hari hanya sekali sebulan meningkatkan risiko seseorang. Mengingat keseluruhan bukti, mengganti minuman malam rutin Anda dengan teh herbal atau mocktail bisa menjadi cara sederhana untuk mengurangi kemungkinan Anda.

4. Begadang

Jika Anda begadang menonton TV, menggulir ponsel, atau mengejar ketinggalan pekerjaan, Anda mungkin melakukan lebih banyak kerusakan daripada kebaikan. 

"Tidur adalah pilar dasar umur panjang dan kebiasaan gaya hidup yang paling diremehkan," kata Malhotra. 

Penelitian telah menemukan bahwa terlalu banyak atau terlalu sedikit tidur dapat meningkatkan risiko stroke. Namun, tidur terlalu banyak mungkin lebih merugikan daripada tidak cukup tidur. 

Buktinya? Satu meta-analisis menemukan bahwa orang yang tidur lima jam atau kurang per malam memiliki kemungkinan 33% lebih besar untuk mengalami stroke. Namun, peluang tersebut meningkat menjadi 71% pada orang yang tidur delapan jam atau lebih setiap malam. 

"Karena terlalu sedikit dan terlalu banyak tidur bermasalah, mendapatkan delapan jam tidur setiap malam adalah tujuan yang baik. Menjaga waktu tidur dan bangun yang konsisten, bahkan di akhir pekan juga dapat membantu," kata Malhotra.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |