Ark Invest Borong Saham Coinbase di Tengah Gejolak Pasar

1 week ago 18

Liputan6.com, Jakarta Perusahaan investasi milik Cathie Wood, Ark Invest, kembali membeli saham Coinbase (COIN) senilai total USD 13,4 juta melalui tiga dana ETF miliknya. Secara keseluruhan, Ark membeli lebih dari 83.157 lembar saham Coinbase berdasarkan harga penutupan saham pada hari Jumat.

Berdasarkan laporan terbaru perusahaan, ARK Innovation ETF (ARKK) membeli 54.988 saham senilai USD 8,8 juta. Dua ETF lainnya, ARK Next Generation Internet ETF (ARKW) dan ARK Fintech Innovation ETF (ARKF), masing-masing membeli 15.982 saham senilai USD 2,5 juta dan 12.187 saham senilai USD 2 juta.

Melansir Crypto News, Senin (7/4/2025), pembelian besar ini dilakukan saat pasar kripto sedang mengalami penurunan tajam, seiring dampak kebijakan tarif baru yang luas dari Presiden Trump terhadap pasar global. Bitcoin sendiri saat ini masih bertahan di atas angka USD 77.000 setelah turun tajam sebesar 6% dalam 24 jam terakhir, menurut data dari Coinmarketcap.

Selain Coinbase, Ark Invest juga membeli 54.120 lembar saham Amazon.com (AMZN) senilai USD 9 juta pada hari Jumat. Dua pembelian terakhir Ark atas saham Amazon sebelumnya terjadi pada bulan Februari, saat harga saham perusahaan itu turun dari rekor tertinggi karena prospek yang mengecewakan.

Strategi investasi Cathie Wood cukup sederhana: ETF Ark biasanya membeli saham dari perusahaan teknologi canggih yang sedang berkembang, seperti di bidang blockchain, teknologi, dan kecerdasan buatan (AI).

Alat pemantau prediksi suku bunga dari CME, FedWatch, juga menunjukkan perubahan besar. Sebelum pengumuman “Hari Pembebasan” Trump, hanya 10,6% yang percaya The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin di pertemuan Mei. Tapi sekarang, angka itu melonjak ke 27,3%.

Pemangkasan suku bunga bisa membuat Bitcoin makin menarik bagi investor, sekaligus menambah likuiditas di pasar kripto.

Lalu, Apa Selanjutnya?

Dalam waktu dekat, pertanyaan besar yang muncul adalah apakah BTC bisa tetap bertahan di atas batas psikologis USD 80.000 — atau malah akan turun lebih dalam lagi.

Seperti biasa, tokoh-tokoh kripto seperti Samson Mow dan Michael Saylor tetap optimis soal masa depan Bitcoin, meskipun saat ini banyak investor sedang diliputi “ketakutan ekstrem”. Tapi tanpa ada pemicu positif dalam waktu dekat, kuartal kedua ini bisa jadi akan sangat penuh gejolak bagi pasar kripto.

Coinbase Jadi Kepemilikan Terbesar Kedua dalam Dana ARKF

Bulan lalu, Ark Invest juga membeli saham Coinbase senilai USD 11,5 juta ketika harga COIN turun lebih dari 17%. Saat itu, Ark memanfaatkan momen penurunan harga (buy the dip) dan membeli 64.358 lembar saham melalui dua ETF-nya.

Ark terus menambah kepemilikan saham Coinbase, termasuk pembelian senilai USD 8,7 juta untuk ARK Next Generation Internet ETF (ARKW) pada bulan Februari lalu. Sebagai catatan, Ark Invest membatasi kepemilikan saham tunggal agar tidak melebihi 10% dari total dana investasi.

Saat ini, dalam ETF ARKF, saham COIN menjadi kepemilikan terbesar kedua dengan porsi 9,4% dari total dana. Kepemilikan terbesar pertama adalah saham Shopify yang mencakup 13% dari dana tersebut.

Kenapa Kripto Anjlok?

Tarif baru yang diumumkan oleh Donald Trump jauh lebih parah dari yang diperkirakan analis. Pajak flat 10% akan dikenakan pada semua negara yang mengekspor barang ke AS, bahkan beberapa negara akan dikenakan tarif yang jauh lebih tinggi.

Kebijakan baru Trump yang kontroversial ini membuat total tarif atas produk China kini melampaui 50%, yang bisa memicu kenaikan harga barang untuk konsumen Amerika, meningkatkan kekhawatiran soal inflasi, dan membuka kemungkinan resesi.

Pasar Asia langsung tertekan pada Kamis pagi saat kabar ini mulai diserap oleh para pelaku pasar. Indeks Nikkei 225 Jepang sempat anjlok 4%, dan akhirnya ditutup turun 2,77%.

Kondisi buruk itu kemudian menyebar ke Eropa. Indeks FTSE 100 London turun 1,5%, sedikit lebih baik karena Inggris tidak terlalu terdampak tarif. Pasar saham di Paris, Frankfurt, dan Milan masing-masing turun 2%.

Wall Street baru bisa merespons setelah pengumuman Trump karena disampaikan setelah penutupan pasar pada hari Rabu. S&P 500 dibuka turun 3,4%, dan Nasdaq 100 yang banyak berisi saham teknologi turun 4,1%.

Karena pasar kripto buka 24/7, reaksi langsung pun terlihat. Harga Bitcoin jatuh dari USD 88.466,96 ke USD 82.182,32, turun sekitar 7% dari puncak ke titik terendah.

Tapi sebenarnya, Bitcoin masih tergolong “selamat” dibanding kripto lain yang lebih kecil. Dalam tujuh hari terakhir, BTC turun 5%, tapi Ether turun 11%, XRP 13%, dan Solana 17,5%.

Apa Dampaknya Tarif Baru AS ke Dunia Kripto?

Kalau melihat dari gambaran yang lebih luas, kebijakan ekstrem Trump ini bisa berdampak besar pada pasar kripto dalam beberapa minggu dan bulan ke depan — apalagi kalau negara-negara besar mulai bernegosiasi dagang dengan AS, atau malah membalas dengan tarif serupa.

Salah satu dampak paling terlihat adalah melemahnya nilai dolar AS setelah “Hari Pembebasan” yang diumumkan Trump. Indeks dolar AS kini ada di level terendah sejak Oktober tahun lalu. Bahkan, nilai tukar dolar terhadap poundsterling Inggris menyentuh titik terendah dalam enam bulan.

Dalam laporan terbarunya, CoinGecko menjelaskan bahwa fluktuasi ini justru bisa menguntungkan Bitcoin. “Saat dolar melemah, Bitcoin sering menguat, menjadikannya alternatif yang menarik. Hubungan terbalik ini — mirip seperti antara emas dan dolar — menunjukkan bahwa Bitcoin bisa tetap berfungsi sebagai pelindung nilai terhadap fluktuasi mata uang fiat,".

Tapi, mungkin masih terlalu dini untuk terlalu optimis. Ketidakpastian akibat tarif baru ini — apalagi setelah detail kebijakan Trump diumumkan kemarin — membuat S&P 500 mencatatkan potensi penurunan harian terbesar dalam tiga tahun terakhir. Ini jelas bisa berdampak negatif ke performa jangka pendek Bitcoin.

Saham-saham teknologi juga mengalami tekanan besar sebelum pasar AS dibuka. Saham Apple turun 7,7%, Amazon 6,6%, dan Tesla 6%. Di waktu yang sama, platform prediksi Polymarket menunjukkan kemungkinan resesi di AS pada tahun 2025 mencapai 53% — angka ini menunjukkan betapa khawatirnya pasar soal dampak tarif terhadap PDB Amerika.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |