Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan investasi Jepang Metaplanet telah membeli 330 bitcoin (BTC). Dengan demikian, total kepemilikan di bitcoin menjadi 4.855 BTC.
Mengutip Cryptonews, Senin (21/4/2025), berdasarkan keterbukaan perusahaan pada 21 April, akuisisi terbaru dilakukan pada rata-rata harga 12,18 juta yen (harga bitcoin USD 85.386 per koin), total pembelian sekitar 4,02 miliar yen. Seiring aksi beli itu, total simpanan bitcoin sekarang bernilai 62,17 miliar yen (USD 414 juta atau sekitar Rp 6,95 triliun, asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah 16.808).
Strategi perusahaan yang fokus pada bitcoin didukung oleh berbagai aktivitas pasar modal, termasuk penerbitan obligasi tanpa kupon dan hak akuisisi saham. Hingga April 2025, Metaplanet telah menyelesaikan lebih dari 40% dari Rencana 210 Juta, sebuah inisiatif penggalangan dana yang terkait dengan penerbitan hak saham diskon 0% untuk EVO Fund.
Hasilnya sejauh ini berjumlah lebih dari 35 miliar yen telah digunakan untuk membeli Bitcoin. Baru-baru ini, pada 16 April 2025, perusahaan mengumpulkan USD 10 juta lagi menerbitkan obligasi tanpa bunga yang juga akan digunakan untuk membeli bitcoin tambahan.
Perusahaan itu telah menyatakan kalau mereka berada di jalur yang tepat untuk mencapai sasarannya dalam memperoleh 3 miliar yen dari program bitcoin tahun ini. Hal ini akan membantu memenuhi total target pendapatan perusahaan sebesar 3,4 miliar yen untuk sepanjang tahun.
Saat ini metaplanet merupakan pemegang bitcoin terbesar di Asia untuk korporat. Metaplanet telah meningkatkan eksposurnya secara signifikan sejak menetapkan strategi akumulasi bitcoin pada 2024. Perseroan ingin memiliki 10.000 bitcoin pada akhir 2025 dan 21.0000 bitcoin pada 2026, atau sekitar 1% dari total pasokan.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Nilai Bitcoin Menanjak 33% Sejak Halving pada 2024
Sebelumnya, halving Bitcoin pada 2024 mengurangi imbalan blok dari 6,25 Bitcoin menjadi 3,125 BTC. Hal itu memangkas penerbitan Bitcoin baru hingga setengahnya.
Mengutip Cointelegraph, Senin (21/4/2025) data Cointelegraph Markets Pro menunjukkan nilai Bitcoin telah naik lebih dari 33% sejak April 2024. Kenaikan ini meski ada kekhawatiran atas perang dagang global dan meningkatnya ketegangan tarif antara Amerika Serikat dan Tiongkok.
"Jadi, meskipun Bitcoin menunjukkan ketahanan, saya pikir campuran pengalaman masa lalu, ketidakpastian ekonomi, dan tekanan jual ini membuat investor tetap menunggu, menunggu lampu hijau yang lebih kuat sebelum mereka terjun," kata Enmanuel Cardozo, analis pasar di platform tokenisasi aset Brickken.
Cardozo menuturkan, investasi institusional dari perusahaan seperti Strategy dan Tether dapat mempercepat siklus halving Bitcoin tradisional selama empat tahun.
Untuk halving pada bulan Mei tahun 2024, momen itu akan mencapai titik terendah sekitar kuartal 3 tahun ini dan mencapai puncaknya pada pertengahan tahun 2026, tetapi saya pikir kita mungkin akan melihat hal-hal bergerak sedikit lebih cepat karena pasar sekarang lebih matang dengan lebih banyak likuiditas," paparnya.
Namun, lintasan Bitcoin tetap terikat pada kebijakan moneter yang lebih luas, analis tersebut menambahkan.
Dia menyebut, pemotongan suku bunga Federal Reserve AS pada bulan Mei atau Juni mendatang dapat mendorong lebih banyak uang ke dalam sistem dan mendorong Bitcoin naik lebih cepat.
Miliarder Kanada Sebut Bitcoin Hanya Permainan Spekulasi
Sebelumnya, miliarder Kanada Frank Giustra berpendapat bahwa Bitcoin, mata uang kripto terkemuka berdasarkan kapitalisasi pasar, hanyalah alat spekulatif.
"Sejauh ini, terlepas dari kinerjanya, Bitcoin belum membuktikan bahwa ia memiliki kualitas seperti emas. Itu hanya fakta. Ia dapat bercita-cita menjadi seperti emas, tetapi itu spekulasi. Nikmati saja," katanya dikutip dari U-Today, Minggu (20/4/2025).
Giustra, yang merupakan seorang pendukung emas, yakin bahwa Bitcoin tidak pernah berperilaku seperti aset safe haven. Sementara itu, logam kuning dimaksudkan untuk menyimpan kekayaan alih-alih digunakan untuk perdagangan oleh spekulan, menurut pengusaha terkemuka tersebut.
"Emas harus menjadi bagian kecil dari portofolio setiap orang 10-15%. Belum terlambat untuk membeli. Tetapi ingat, itu bukan aset untuk diperdagangkan. Anda menyimpannya untuk menyimpan kekayaan, bukan untuk menjadi kaya. Jika Anda ingin menjadi kaya, itu memerlukan risiko atau spekulasi, dalam hal itu, belilah Bitcoin," katanya.
Menurut Giustra, Bitcoin secara konsisten diperdagangkan sebagai aset berisiko, gagal menunjukkan kualitas yang terkait dengan emas. Lebih jauh, ia percaya bahwa narasi Bitcoin telah lama menyimpang dari white paper aslinya.