Liputan6.com, Jakarta - Jaksa Federal di Brooklyn telah mendakwa pendiri perusahaan kripto yang berbasis di Amerika Serikat (AS) atas dugaan skema pencucian uang internasional yang kompleks. Hal ini dengan memindahkan lebih dari USD 500 juta atau sekitar Rp 8,14 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.284) atas nama bank-bank Rusia yang dikenai sanksi dan entitas lainnya.
Mengutip CNBC, Selasa (10/6/2025), warga negara Rusia Iurii Gugnin (38) yang tinggal di Manhattan ditangkap dan didakwa pada Senin, dan diperintahkan ditahan tanpa jaminan sambil menunggu persidangan.
Gugni menghadapi dakwaan 22 tuduhan. Ia dituduh melakukan penipuan transfer dan bank, melanggar sanksi AS dan kontrol ekspor, pencucian uang, dan gagal menerapkan protocol anti pencucian yang diwajibkan secara hukum.
"Terdakwa didakwa mengubah perusahaan kripto menjadi jalur rahasia untuk uang kotor, memindahkan lebih dari setengah miliar dolar AS melalui sistem keuangan AS untuk membantu bank-bank Rusia yang dikenai sanksi dan membantu pengguna akhir Rusia memperoleh teknologi AS yang sensitif,” ujar Asisten Jaksa Agung Eisenberg.
Jaksa menuturkan, Gugnin memakai perusahaannya, Evita Investments dan Evita Pay untuk memproses pembayaran sekitar USD 530 juta sambil menyembunyikan asal dan tujuan dana itu. Antara Juni 2023 dan Januari 2025, ia diduga menyalurkan uang tersebut melalui bank-bank AS dan bursa kripto terutama memakai tether, stablecoin yang dipatok dalam dolar AS yang banyak digunakan.
Kliennya termasuk individu dan bisnis yang terkait dengan lembaga Rusia yang dikenai sanksi antara lain Sberbank, VTB Bank, Sovcombank, Tinkoff dan perusahaan energi milik Rosatom.
Tuduhan terhadap Gugnin
Untuk menjalankan skema itu, Gugnin diduga salah menggambarkan cakupan bisnisnya, memalsulkan dokumentasi kepatuhan dan berbohong kepada bank dan platform aset digital tentang hubungannya dengan Rusia. Jaksa penuntut memaparkan kalau Gugnin menutupi sumber dana melalui akun-akun palsu dan memalsukan lebih dari 80 faktur, menghapus identitas rekanan Rusia secara digital.
Departemen Kehakiman mengatakan, Gugnin memiliki hubungan langsung dengan anggota badan intelijen Rusia dan pejabat di Iran, negara-negara yang tidak mengekstradisi ke AS.
Ia juga dituduh membantu ekspor teknologi AS yang sensitif ke klien Rusia, termasuk server yang dikendalikan antiterorisme. Gugnin diprofilkan musim gugur lalu dalam sebuah artikel Wall Street Journal tentang penyewa kaya di Manhattan, tempat ia dilaporkan membayar USD 19.000 atau sekitar Rp 309,31 juta per bulan untuk sebuah apartemen.
Jika terbukti bersalah atas tuduhan penipuan bank, ia menghadapi hukuman maksimal menurut undang-undang selama 30 tahun penjara, tetapi jika terbukti bersalah atas semua tuduhan, Gugnin dapat dijatuhi hukuman maksimal berturut-turut yang jauh lebih lama dari masa hidupnya.
Kerugian Akibat Kejahatan Kripto Melonjak 1.100% pada April 2025
Sebelumnya, kerugian akibat peretasan dan penipuan di dunia kripto melonjak drastis pada April 2025, didorong oleh satu insiden besar pencurian Bitcoin senilai hampir USD 331 juta atau setara Rp5,4 triliun (asumsi kurs Rp16.613 per dolar AS).
Melansir dari Cointelegraph, Jumat (2/5/2025), berdasarkan laporan dari perusahaan keamanan blockchain CertiK, total kerugian yang tercatat sepanjang bulan tersebut mencapai USD364 juta atau setara Rp 6,04 triliun, naik lebih dari 1.100% dibandingkan Maret yang hanya mencatat kerugian sebesar USD 28,8 juta.
Peretasan Bitcoin Lansia AS Jadi Pemicu Utama Lonjakan Kerugian
Insiden yang paling menonjol adalah pencurian terhadap seorang lansia asal Amerika Serikat yang kehilangan 3.520 Bitcoin dengan nilai sekitar USD 330,7 juta. Dalam kasus ini, pelaku berhasil menguasai dompet korban dengan menggunakan teknik rekayasa sosial yang sangat canggih.
Peretasan yang terjadi pada 30 April ini dinyatakan sebagai peretasan terbesar kelima dalam sejarah kripto. Jika insiden ini tidak dimasukkan dalam perhitungan, total kerugian kripto pada April sebenarnya berada di angka USD 34 juta, yang masih lebih tinggi 21% dibandingkan bulan sebelumnya.
CertiK menjelaskan penipuan phishing menjadi penyebab utama dari besarnya kerugian yang terjadi bulan ini. Selain itu, metode lain yang juga menyumbang kerugian signifikan adalah rekayasa sosial seperti yang digunakan dalam kasus pencurian Bitcoin lansia tersebut, kemudian disusul oleh peretasan yang mengeksploitasi kelemahan dalam sistem kontrol akses, serta manipulasi harga token yang dimanfaatkan dalam serangan terhadap platform DeFi.
Keempat metode ini tercatat sebagai jenis serangan paling merugikan secara nilai selama April.
Sebagian Dana Berhasil Dikembalikan
Di tengah kabar buruk, terdapat sejumlah perkembangan positif terkait pemulihan dana. CertiK melaporkan bahwa sekitar USD 18,2 juta berhasil dikembalikan berkat intervensi white hat hacker atau peretas topi putih.
Salah satu kasus pemulihan terjadi di platform KiloEx, yang sempat kehilangan USD 7,5 juta dalam serangan. Namun, seluruh dana tersebut berhasil dikembalikan pada 15 April, hanya empat hari setelah insiden terjadi.
Selain itu, asosiasi ZKsync juga berhasil memulihkan token senilai USD 5 juta yang dicuri melalui celah pada kontrak distribusi airdrop mereka. Protokol DeFi Loopscale pun turut mencatat pemulihan, dengan mengembalikan setengah dari dana sebesar USD 5,7 juta yang hilang akibat manipulasi harga token RateX PT pada 26 April.
Meski April mencatat lonjakan besar, bulan-bulan sebelumnya menunjukkan tren kerugian yang relatif lebih rendah. Pada Desember 2024, kerugian kripto tercatat sebesar USD 28,6 juta, lebih rendah dibandingkan November yang mencapai USD 63,8 juta, dan jauh di bawah Oktober yang mencatat USD 115,8 juta.
Namun, hingga saat ini, Februari 2025 masih menjadi bulan dengan kerugian tertinggi, yaitu mencapai USD 1,53 miliar. Sebagian besar kerugian tersebut berasal dari peretasan terhadap platform Bybit senilai USD 1,4 miliar, yang dilakukan oleh Lazarus Group, kelompok peretas asal Korea Utara yang kini memegang rekor peretasan kripto terbesar sepanjang sejarah.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto.