Cara Mengatasi Rembesan Air Hujan di Dinding Rumah Agar Tak Rusak Struktur

Liputan6.com, Jakarta - Rembesan air hujan pada dinding rumah adalah masalah umum yang dapat menimbulkan kerusakan serius jika tidak segera ditangani. Air yang meresap ke dalam dinding tidak hanya merusak material bangunan, tetapi juga memicu pertumbuhan jamur dan lumut, serta mengurangi kenyamanan penghuni rumah.

Selain kerusakan fisik, kelembapan akibat rembesan juga menciptakan lingkungan ideal bagi jamur dan lumut, yang dapat memicu masalah kesehatan seperti alergi dan gangguan pernapasan. Penanganan dini sangat krusial untuk mencegah kerusakan struktural yang lebih parah, seperti keroposnya beton atau rangka baja, yang tentu membutuhkan perbaikan ekstensif dan mahal.

Oleh karena itu, memahami penyebab, mengenali tanda-tanda awal, dan mengambil tindakan perbaikan yang tepat adalah kunci untuk menjaga rumah tetap aman, sehat, dan nyaman. Berikut Liputan6 memberikan tipsnya untuk Anda, Selasa (16/12/2025).

Memahami penyebab rembesan adalah langkah fundamental untuk penanganan yang efektif. Berikut ini adalah penyebab yang umum terjadi:

• Pemicu rembesan air hujan meliputi retakan pada dinding, di mana retakan rambut atau struktural pada plesteran atau bata menjadi jalur masuk utama bagi air.
• Kerusakan lapisan pelindung atau waterproofing yang sudah usang, terkelupas, atau tidak diaplikasikan dengan benar akan kehilangan kemampuannya menahan air.
• Talang air dan saluran drainase yang tersumbat oleh daun atau kotoran, atau bahkan yang bocor, dapat menyebabkan air meluap dan mengalir langsung ke dinding rumah.
• Kebocoran pada atap, seperti genteng yang pecah atau bergeser, juga dapat mengarahkan air hujan ke bagian dinding di bawahnya.
• Desain bangunan yang kurang tepat, misalnya tidak adanya overstek atau kanopi, serta dinding yang terlalu terbuka terhadap paparan hujan langsung, dapat memperparah masalah rembesan ini.

Mengenali tanda-tanda awal rembesan sangat penting untuk mencegah kerusakan yang lebih parah. Indikasi paling jelas adalah:

• Munculnya noda basah, bercak air, atau perubahan warna pada dinding, terutama setelah hujan deras.
• Cat yang menggelembung, mengelupas, atau plesteran yang rapuh dan rontok juga menunjukkan adanya kelembapan yang terperangkap di balik permukaan.
• Jamur berwarna hitam, hijau, atau putih, serta lumut atau alga pada permukaan dinding, baik di dalam maupun di luar, adalah tanda kelembapan berlebih.
• Bau apek yang persisten di dalam ruangan seringkali disebabkan oleh pertumbuhan jamur akibat kelembapan yang tidak terlihat.

Sebelum memulai perbaikan, persiapan yang matang dan pemilihan bahan yang tepat sangat krusial untuk keberhasilan penanganan rembesan air hujan. Peralatan dasar yang akan membantu dalam proses ini meliputi sikat kawat atau sikat baja untuk membersihkan permukaan dinding dari lumut, jamur, cat terkelupas, atau kotoran lainnya.

Cat Anti Bocor

Untuk aplikasi cat anti-bocor atau pelapis kedap air secara merata, kuas atau roller cat adalah alat yang diperlukan. Ember dan kain lap akan membantu membersihkan area kerja dan mencampur bahan, sementara tangga dibutuhkan untuk menjangkau area dinding yang tinggi atau atap. Jangan lupakan alat pelindung diri (APD) seperti sarung tangan, masker, dan kacamata pelindung yang sangat penting untuk keselamatan saat bekerja dengan bahan kimia atau di ketinggian.

• Cat anti-bocor (waterproof paint/elastomeric paint) memiliki sifat elastis dan kedap air, mampu menutupi retakan kecil dan mencegah penetrasi air.
• Pelapis kedap air berbasis semen (cementitious waterproofing) cocok untuk area yang sangat lembap atau terendam, membentuk lapisan kedap air yang kuat.
• Sealant atau dempul akrilik/polyurethane digunakan untuk mengisi retakan yang lebih besar atau celah pada sambungan dinding, kusen, atau area rentan lainnya.
• Mortar perbaikan (repair mortar) digunakan untuk memperbaiki plesteran yang rusak, lubang, atau retakan struktural yang lebih dalam sebelum aplikasi pelapis kedap air. 

Pembersihan yang menyeluruh adalah langkah awal yang tidak boleh dilewatkan:

• Gunakan sikat kawat atau sikat baja untuk menghilangkan lumut, jamur, kotoran, dan cat yang mengelupas dari area yang akan diperbaiki.
• Setelah disikat, cuci dinding dengan air bersih dan sabun atau larutan pembersih jamur, lalu pastikan dinding benar-benar kering sebelum melanjutkan ke langkah berikutnya.
• Kelembapan yang terperangkap dapat mengurangi efektivitas bahan waterproofing, sehingga dinding harus benar-benar kering secara visual maupun sentuhan.

Langkah-langkah pencegahan akan membantu menjaga rumah tetap kering di masa mendatang.

• Pastikan kemiringan tanah di sekitar fondasi rumah menjauhi bangunan, sehingga air hujan mengalir menjauh dan tidak menggenang di dekat dinding.
• Hindari menanam pohon atau semak terlalu dekat dengan dinding rumah, karena akarnya dapat merusak fondasi atau menahan kelembapan di dekat dinding.
• Lakukan pemeriksaan rutin pada atap, talang air, dan dinding eksterior setidaknya setahun sekali, terutama sebelum musim hujan, untuk mendeteksi dan memperbaiki masalah kecil sebelum menjadi besar.
• Meskipun banyak masalah rembesan dapat diatasi sendiri, ada beberapa situasi di mana bantuan profesional sangat disarankan.
• Jika rembesan disebabkan oleh retakan besar pada struktur bangunan, pergeseran fondasi, atau masalah struktural lainnya, segera hubungi kontraktor atau insinyur sipil.

Jika Anda telah mencoba berbagai perbaikan namun rembesan masih terjadi, atau sumber kebocoran sulit diidentifikasi, ahli waterproofing profesional dapat membantu dengan peralatan dan keahlian khusus mereka. Untuk kerusakan yang sangat luas, melibatkan area yang sulit dijangkau, atau jika masalah rembesan terus berulang meskipun sudah diperbaiki, memanggil profesional adalah investasi yang bijaksana.

1. Apa saja penyebab umum rembesan air hujan pada dinding rumah?

Jawaban: Penyebab umum rembesan air hujan meliputi retakan pada dinding, kerusakan lapisan pelindung (waterproofing), talang air yang tersumbat atau rusak, atap yang bocor atau rusak, serta desain bangunan yang kurang tepat tanpa overstek.

2. Bagaimana cara mengetahui jika dinding rumah mengalami rembesan air hujan?

Jawaban: Tanda-tanda rembesan air hujan meliputi munculnya noda lembap atau bercak air, pengelupasan cat atau plesteran, pertumbuhan jamur, lumut, atau alga, serta bau apek yang persisten di dalam ruangan.

3. Bahan apa saja yang dibutuhkan untuk mengatasi rembesan air hujan di dinding?

Jawaban: Bahan yang dibutuhkan antara lain cat anti-bocor (waterproof paint), pelapis kedap air berbasis semen, sealant atau dempul akrilik/polyurethane, mortar perbaikan, dan jika diperlukan, lapisan membran kedap air.

4. Langkah-langkah apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki rembesan dari sisi eksterior rumah?

Jawaban: Langkah-langkahnya meliputi membersihkan dan mengisi retakan pada dinding, mengaplikasikan cat anti-bocor atau pelapis kedap air, memeriksa dan memperbaiki talang air serta pipa drainase, memeriksa dan memperbaiki atap, serta mempertimbangkan pemasangan kanopi atau overstek.