Liputan6.com, Jakarta - Pemikiran negatif sering kali menjadi penyebab utama terganggunya kesehatan mental seseorang. Untungnya, ada cara sederhana dan tanpa biaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi hal ini, yaitu dengan melakukan thought exercise atau latihan berpikir.
Latihan berpikir bukan hanya membantu mengurangi stres, tapi juga membentuk pola pikir bawah sadar yang lebih produktif dan positif dari waktu ke waktu. Dengan kebiasaan ini, pikiran negatif perlahan bisa digantikan oleh pola pikir yang lebih sehat.
Melansir dari CNET, Sabtu (28/6/2025), latihan berpikir adalah metode baru yang membantu kita melihat pengalaman dan keadaan dari sudut pandang berbeda, sehingga bisa keluar dari kebiasaan berpikir yang justru membuat kita terjebak dalam kecemasan atau stres.
Beberapa latihan berpikir ini telah diuji secara ilmiah oleh para psikolog, sementara yang lainnya dikembangkan berdasarkan pengalaman dari para terapis yang menangani pasien dengan berbagai kondisi.
Namun, tidak semua metode cocok untuk semua orang. Oleh karena itu, biasanya latihan ini disarankan oleh terapis sesuai kebutuhan masing-masing individu.
Jika ingin mencoba sendiri, kita bisa melakukan satu metode latihan berpikir selama beberapa minggu dan melihat efeknya. Jika tidak cocok, kita bisa mencoba metode lain yang mungkin lebih efektif.
Berikut beberapa latihan berpikir yang direkomendasikan untuk membantu mengatasi pikiran negatif:
Dalam artikel opini di The New York Times, Murthy menekankan bahwa . Ia menegaskan bahwa meskipun hanya label peringatan tidak akan membuat media sosial sepenuhnya aman bagi remaja, langkah ini merupakan bagian dari upaya yang dibutuhkan.
1. Membuat Worry-Tree (Pohon Kekhawatiran)
Worry-tree adalah alat yang berguna bagi mereka yang sering merasa khawatir secara berlebihan. Alat ini berbentuk diagram alur yang membantu kita memutuskan apakah kekhawatiran tersebut perlu ditindaklanjuti atau dilepaskan.
Diagram ini dimulai dengan pertanyaan sederhana seperti, “Apa sebenarnya yang saya khawatirkan?” “Bisakah saya melakukan sesuatu tentang hal itu?, dan “Bisakah saya melakukannya sekarang?”
Dengan cara ini, kita bisa menyadari hal-hal yang tidak bisa diubah dan memilih untuk melepaskannya, sehingga kecemasan tidak semakin membebani pikiran.
2. Latihan Mengamati Diri (Self-Observation)
Saat merasa cemas atau stres, kita bisa beralih fokus pada tubuh sendiri. Dengan latihan ini, kita memperhatikan apa yang dirasakan oleh setiap bagian tubuh, mulai dari ketegangan otot hingga gejala fisik lain seperti sakit kepala atau kelelahan.
Ketika mulai merasakan gejala kecemasan, cobalah menjauh dari keramaian dan catat apa yang dirasakan tubuh. Setelah itu, coba lacak pemicu stres dalam pikiran. Latihan ini membantu menenangkan diri, melemaskan otot yang tegang, dan secara perlahan membiarkan pikiran negatif mengalir pergi.
3. Interupsi Pemikiran yang Cemas
Teknik ini bertujuan untuk “memotong” pikiran cemas yang berulang dan mengalihkan perhatian kita. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan, seperti mengatur pernapasan, menghitung mundur, atau fokus pada aktivitas otot.
Misalnya, coba tegangkan lalu rilekskan otot secara bergantian sambil fokus merasakan sensasinya. Jika belum berhasil, tarik napas dalam-dalam selama hitungan empat, lalu hembuskan napas perlahan selama hitungan empat juga.
Cara lain yang bisa dicoba adalah menghitung mundur dengan tenang, atau mendengarkan musik dan audiobook untuk mengalihkan pikiran.
Jika sudah cukup, katakan dengan suara keras, “Aku sudah selesai memikirkan hal itu,” sebagai cara menutup siklus pikiran negatif.