Liputan6.com, Jakarta - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membuka peluang untuk memberikan pengecualian sementara terhadap tarif impor kendaraan dan suku cadang mobil, yang bisa menjadi kabar baik bagi industri otomotif, teknologi, hingga pasar kripto.
Melansir Yahoo Finance, Selasa (15/4/2025), langkah ini bertujuan untuk memberikan waktu tambahan bagi produsen otomotif agar bisa memindahkan produksi ke Amerika Serikat, seiring dengan meningkatnya tekanan dari kebijakan perdagangan yang menaikkan biaya produksi dan mengganggu rantai pasokan global.
Dampak terhadap Pasar Kripto dan Harga Bitcoin
Efek dari kebijakan tarif Trump juga terasa di dunia kripto. Banyak pelaku industri ini menggunakan perangkat keras impor dari luar negeri, terutama China. Dengan potensi keringanan tarif, sektor kripto bisa menghemat biaya operasional dalam jangka pendek.
Meskipun demikian, harga kripto secara keseluruhan sedikit menurun. Pada saat penulisan, kapitalisasi pasar kripto global berada di angka USD 2,69 triliun, mengalami penurunan 0,17% dalam 24 jam terakhir.
Sementara itu, harga Bitcoin tercatat di USD 84.883,61, naik tipis dalam periode yang sama, menunjukkan stabilitas di tengah ketidakpastian kebijakan.
Dampak Positif untuk Beberapa Sektor Saham
Kabar ini langsung memberikan efek positif di pasar saham. Tiga produsen otomotif besar Amerika Ford, General Motors (GM), dan Stellantis mengalami lonjakan harga saham setelah sebelumnya merosot akibat kekhawatiran terhadap kebijakan tarif Trump.
Walau Donald Trump belum mengungkapkan durasi pasti pengecualian ini, sinyal penghentian sementara tarif memberikan harapan baru bagi sektor industri dalam negeri.
Pertimbangkan Beri Keringanan
Tak hanya industri otomotif, sektor teknologi juga mendapat sorotan dalam wacana relaksasi tarif ini. Trump menyebut bahwa ia mempertimbangkan untuk memberikan keringanan sementara terhadap tarif untuk perusahaan teknologi besar seperti Apple dan Nvidia, yang selama ini dikenai tarif hingga 125% untuk barang dari Tiongkok dan tarif dasar 10% secara global.
“Saya baru-baru ini membantu Tim Cook, dan saya rasa itu adalah langkah yang tepat Perusahaan-perusahaan AS butuh ruang bernapas,” kata Trump saat itu merujuk kepada Apple.
Namun demikian, Trump memperingatkan tarif baru masih bisa dikenakan di masa depan, terutama untuk sektor-sektor teknologi tertentu. Ketidakpastian ini membuat pelaku pasar tetap waspada karena belum jelas sektor mana yang akan diuntungkan dan sampai kapan pengecualian ini berlaku.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Proyeksi Harga Bitcoin di Tengah Perang Dagang
Sebelumnya, Bitcoin berada di jalur yang tepat untuk melampaui USD 1,8 juta pada 2035 meskipun terjadi koreksi harga baru-baru ini dan menurunnya minat investor yang disebabkan oleh ketegangan perdagangan global.
Perkiraan itu diungkapkan oleh Joe Burnett, direktur riset pasar di Unchained.
Mengutip Cointelegraph, Minggu (13/4/2025) Burnett mengatakan bahwa Bitcoin masih dalam siklus bullish jangka panjang dan berpotensi menyaingi atau melampaui kapitalisasi pasar emas senilai USD 21 triliun dalam dekade berikutnya.
Meskipun ketidakpastian seputar tarif impor AS membatasi minat risiko di antara investor, analis, Burnett tetap optimis tentang prospek jangka panjang Bitcoin.
“Ketika saya memikirkan di mana Bitcoin akan berada dalam 10 tahun, ada dua model yang saya kagumi,” kata Burnett.
“Salah satunya adalah model paralel, yang menunjukkan bahwa nilai Bitcoin akan menjadi sekitar USD 1,8 juta pada tahun 2035,” ungkapnya.
“Yang lainnya adalah model Bitcoin 24 milik Michael Saylor, yang menunjukkan bahwa Bitcoin akan menjadi USD 2,1 juta pada tahun 2035,” lanjut dia.
Burnett menekankan bahwa kedua model tersebut merupakan kasus dasar yang baik, dan lintasan Bitcoin dapat melampaui prediksi ini tergantung pada faktor-faktor ekonomi makro yang lebih luas.