Liputan6.com, Jakarta - Bina Bangsa School Kebon Jeruk kembali menampilkan kreativitas terbaik siswanya melalui pementasan drama musikal bertajuk “The Magic Flower: An Adaptation of Tangled,” pada Jumat (9/5/2025).
Pertunjukan ini menjadi sorotan berkat kolaborasi unik dengan Institut Media Digital Emtek (IMDE), yang turut memperkuat produksi melalui dokumentasi dan apresiasi dari kalangan akademisi.
Mengadaptasi kisah klasik Tangled, pementasan ini membawa penonton ke dunia fantasi yang dipenuhi warna, musik, dan pesan moral yang kuat. Dengan bimbingan para guru dan partisipasi siswa dari berbagai jenjang, produksi ini menjadi panggung eksplorasi bakat sekaligus ajang pembuktian kekuatan kolaborasi antar institusi.
IMDE turut ambil bagian dengan menurunkan mahasiswa sebagai tim dokumentasi menggunakan teknik multicam production.
Dosen IMDE, Ressa Rizky Mutiara Hadi, bersama mahasiswi Farla dari Prodi Produksi Entertainmen, hadir langsung menyaksikan pertunjukan dan memberikan apresiasi.
The Magic Flower mengisahkan tentang Rapunzel, gadis berambut ajaib yang dikurung di menara oleh Mother Gothel, wanita tua yang haus keabadian.
Berawal dari bunga emas yang memiliki kekuatan penyembuh, cerita berkembang menjadi perjalanan pencarian jati diri, kebebasan, dan cinta sejati. Tema seperti keserakahan, identitas, dan keberanian disampaikan dengan narasi yang menyentuh dan mudah dipahami oleh penonton dari segala usia.
Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin meresmikan secara langsung gedung baru Akademi Televisi Indonesia (ATVI)-Institute Media Digital Emtek (IMDE) yang dibangun oleh Grup Emtek Media melalui Yayasan Indosiar di Jalan Damai 11, Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jaka...
Kekuatan Pertunjukkan
Dosen IMDE Ressa dan mahasiswa IMDE Farla memberikan beberapa poin tambahan yang bisa dipertimbangkan untuk meningkatkan pertunjukan drama musikal The Magic Flower.
Kekuatan Pertunjukan:
1. Penggabungan Unsur Dramatis dan Romantis
Unsur dramatis dan romantis terasa kuat, terutama pada momen-momen pertemuan dan perpisahan antara Rapunzel dan Flynn Rider. Kehadiran komedi juga menyeimbangkan suasana agar tidak terlalu berat.
2. Visual dan Lighting yang Memukau
Deskripsi mengenai warna-warni lighting yang menggambarkan keindahan dan ketenangan sangat baik. Ini membantu memperkuat emosi di atas panggung.
3. Musikalitas yang Menghidupkan Cerita
Pembukaan dengan Indonesia Raya menciptakan nuansa khidmat, sementara musik sepanjang cerita mengalir dengan baik, memperkuat adegan-adegan penting.
4. Dialog dalam Bahasa Inggris yang Sangat Fasih Pengucapannya
Ini semakin memperkaya adegan-adegan yang ada, dimana dialog bahasa inggris menjadi salah satu kekuatan dari penampilan para pemain di drama musikal ini.
Catatan Perbaikan
Ada pula kritik dan saran perbaikan pertunjukan drama musikal The Magic Flower.
1. Pergantian Set yang Lebih Halus
Kamu menyebutkan stage crew yang terlalu grasak-grusuk. Mungkin bisa dipertimbangkan latihan transisi panggung yang lebih mulus dengan menggunakan teknik blackout cepat atau perubahan set otomatis untuk menjaga alur cerita tetap tenang.
2. Pendalaman Karakter Mother Gothel
Mother Gothel sebagai antagonis utama bisa diperkuat, baik dari sisi akting maupun penampilan panggung, agar konfliknya dengan Rapunzel lebih terasa intens dan mengancam.
3. Penyampaian Cerita yang Lebih Padat
Di beberapa bagian, alur cerita terasa agak melompat. Mungkin akan lebih baik jika ada narasi atau dialog transisi yang menghubungkan perubahan emosi dan peristiwa penting, sehingga penonton bisa lebih terhubung.
4. Penekanan pada Transformasi Rapunzel
Bagian di mana Rapunzel memotong rambut dan menemukan kekuatan sejatinya adalah klimaks yang kuat. Akan lebih menyentuh jika didukung dengan koreografi khusus dan tata cahaya yang dramatis.