Liputan6.com, Jakarta - Diabetes menjadi salah satu penyakit yang semakin meningkat prevalensinya di seluruh dunia, dan Indonesia tidak terkecuali.
Kondisi ini terjadi ketika tubuh tidak dapat mengatur kadar gula darah dengan baik, yang dapat berakibat pada gangguan kesehatan yang serius jika tidak dikelola dengan tepat. Salah satu cara terbaik untuk mengendalikan diabetes adalah dengan menjaga pola makan yang sehat dan tepat.
Namun, tidak semua makanan aman untuk dikonsumsi oleh pengidap diabetes, karena beberapa jenis makanan dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah yang berbahaya. Bahkan, asupan makanan yang salah bisa meningkatkan risiko komplikasi terkait diabetes, seperti penyakit jantung, stroke, dan kerusakan ginjal.
Menurut ahli diet Hari Lakshmi dari Motherhood Hospitals di Chennai, mengungkapkan bahwa makanan yang harus dihindari oleh orang dengan kadar gula darah tinggi atau diabetes.
"Anda tidak selalu harus bergantung pada obat-obatan untuk menjaga diabetes tetap terkendali. Pola makan Anda juga sangat memengaruhi kesehatan Anda. Membuat perubahan kecil pada pola makan Anda dapat melakukan keajaiban dalam jangka panjang. Mari kita lihat makanan apa saja yang harus disingkirkan dari piring Anda," kata Lakshmi, seperti mengutip dari Health Shots, Selasa (28/1/2025).
Untuk membantu pengidap diabetes dalam mengelola kondisi ini, berikut beberapa jenis makanan yang perlu dihindari untuk menjaga kadar gula darah tetap terkendali:
Kadar gula darah yang tinggi melampaui batas normal dapat meningkatkan resiko diabetes dan komplikasi penyakit berat seperti penyakit jantung, ginjal hingga kanker.
1. Makanan Kaleng
Makanan kaleng mungkin tampak praktis dan mudah, tetapi bagi pengidap diabetes, ini adalah pilihan yang kurang sehat. Banyak produk kalengan, seperti sup kaleng, sayuran kalengan, dan makanan siap saji kalengan, mengandung natrium dalam jumlah yang tinggi.
Kelebihan natrium dalam tubuh dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah dan memicu risiko komplikasi kardiovaskular, yang sering kali terjadi pada pengidap diabetes.
Selain itu, sebagian besar kemasan kaleng mengandung bahan kimia bernama BPA (bisphenol-A) yang digunakan untuk melapisi bagian dalam kaleng dan menjaga agar makanan tetap awet.
Studi menunjukkan bahwa BPA dapat mengganggu fungsi hormon dalam tubuh dan memengaruhi metabolisme, yang berdampak negatif pada pengidap diabetes. Pengidap diabetes sebaiknya memilih makanan segar atau beku tanpa tambahan bahan pengawet dan tanpa natrium berlebih untuk menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.
2. Sereal Manis
Banyak individu menganggap sereal sebagai pilihan sarapan yang sehat dan praktis. Namun, bagi pengidap diabetes, sereal manis yang dijual di pasaran seringkali tidak sesuai dengan harapan.
Sereal kemasan yang banyak beredar di pasaran biasanya mengandung banyak gula dan karbohidrat olahan yang cepat diserap tubuh, menyebabkan lonjakan gula darah yang tinggi. Beberapa sereal bahkan mengandung sedikit sekali serat dan nutrisi yang bermanfaat.
Sebagai alternatif yang lebih sehat, pengidap diabetes bisa mengganti sereal manis dengan oatmeal atau bubur gandum utuh yang kaya akan serat. Oatmeal memiliki indeks glikemik yang rendah, sehingga lebih lambat dicerna oleh tubuh dan membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil.
Menambahkan topping seperti kacang-kacangan, biji chia, atau potongan buah rendah gula juga bisa menjadikan oatmeal lebih bergizi dan mengenyangkan.
3. Buah-buahan dengan Kandungan Gula Tinggi
Buah memang dikenal sebagai pilihan camilan sehat, kaya akan serat dan vitamin. Namun, beberapa jenis buah memiliki kandungan gula yang cukup tinggi dan dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang cepat.
Buah seperti pisang, semangka, nanas, dan buah tin mengandung gula alami yang cukup tinggi, sehingga harus dikonsumsi dengan hati-hati oleh pengidap diabetes.
Namun, ini bukan berarti semua buah harus dihindari. Pengidap diabetes masih bisa menikmati beberapa jenis buah yang rendah gula, seperti jeruk nipis, apel, pir, plum, dan persik.
Buah-buahan ini mengandung banyak serat yang membantu memperlambat penyerapan gula dalam darah. Konsumsilah buah-buahan ini dalam porsi moderat untuk mendapatkan manfaat gizi tanpa khawatir gula darah meningkat.
4. Gula dan Makanan Manis
Gula adalah musuh utama bagi pengidap diabetes. Semua jenis makanan yang mengandung gula tambahan, seperti kue, pastri, biskuit, permen, dan cokelat, harus dihindari. Meskipun makanan ini terasa enak, tapi itu mengandung kadar gula yang tinggi yang bisa langsung meningkatkan kadar gula darah.
Lakshmi menegaskan bahwa konsumsi gula berlebihan tidak hanya menyebabkan lonjakan gula darah, tetapi juga berisiko menyebabkan obesitas, yang pada gilirannya meningkatkan risiko diabetes tipe 2 dan komplikasi lainnya.
Selain itu, gula tambahan dalam makanan juga dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, peradangan dalam tubuh, serta meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Oleh karena itu, penting untuk menghindari makanan manis yang mengandung banyak gula tambahan, termasuk minuman manis seperti soda dan jus kemasan.
Sebagai gantinya, pilihlah camilan yang lebih sehat seperti kacang-kacangan, buah rendah gula, atau yogurt tawar tanpa pemanis.
5. Makanan Olahan dengan Lemak Trans dan Lemak Jenuh
Makanan olahan yang mengandung lemak trans dan lemak jenuh adalah salah satu jenis makanan yang sebaiknya dijauhi oleh pengidap diabetes. Lemak trans sering ditemukan dalam makanan olahan seperti makanan ringan kemasan, kue kering, serta makanan cepat saji.
Lemak jenis ini digunakan oleh produsen untuk memperpanjang masa simpan produk makanan, tetapi sangat buruk untuk kesehatan jantung dan dapat meningkatkan kadar gula darah.
Selain itu, makanan yang mengandung lemak jenuh, seperti daging berlemak, produk susu penuh lemak, dan makanan gorengan, juga perlu dihindari. Lakshmi mengingatkan bahwa mengonsumsi makanan tinggi lemak jenuh dapat meningkatkan kadar kolesterol buruk (LDL) dalam tubuh, yang meningkatkan risiko penyakit jantung dan gangguan metabolisme lainnya.
Untuk menjaga kesehatan jantung dan gula darah tetap stabil, pengidap diabetes sebaiknya mengganti makanan yang tinggi lemak trans dan lemak jenuh dengan sumber lemak sehat, seperti minyak zaitun, alpukat, dan kacang-kacangan.
Pilihan protein seperti ikan berlemak (salmon, sarden) juga lebih baik dibandingkan dengan daging merah yang berlemak.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence