Liputan6.com, Jakarta - Aplikasi pemesanan hotel yang berbasis di Inggris, Wirex Travel menawarkan diskon hingga 65 persen dalam proses transaksinya. Aplikasi ini merupakan cabang baru dari platform pembayaran digital Wirex.
Wirex Travel yang diluncurkan pada 27 Maret 2025 ini memungkinkan pengguna untuk membayar menggunakan kripto dan mata uang tradisional. Ada diskon hingga 65 persen dan cashback sampai 8 persen saat pembayaran dilakukan dengan Wirex.
Perusahaan menggambarkan langkah ini sebagai perpanjangan alami dari tujuannya untuk menyederhanakan pembayaran lintas negara dan mengintegrasikan kripto ke dalam kegiatan keuangan sehari-hari.
"Dirancang sebagai pasar perjalanan yang ramah pengguna, Wirex Travel memberikan akses ke ribuan penawaran hotel di seluruh dunia, dengan opsi pembayaran yang lancar baik menggunakan kripto maupun mata uang tradisional," sebut keterangan resmi Wirex, dikutip dari Bitcoin.com, Jumat (28/3/2025).
Platform yang kaya fitur ini membangun keuntungan-keuntungan Wirex yang sudah ada, seperti biaya pertukaran luar negeri tanpa tarif dan tarif pertukaran antar bank, dengan menggabungkannya ke dalam penawaran yang berorientasi pada perjalanan.
"Ini adalah langkah lain untuk membuat perjalanan lebih terjangkau dan hemat biaya bagi basis pengguna global kami," ucap Co-founder Wirex, Pavel Matveev.
Dia turut menyatakan Wirex Travel sejalan dengan misi lebih luas perusahaan untuk mempercepat pergeseran ke masyarakat tanpa uang tunai dengan membuat alat keuangan digital lebih praktis dan menguntungkan.
Perluasan Penggunaan Kripto
Insiatif ini seiring dengan meluasnya penggunaan mata uang kripto di berbagai transaksi. Layanan seperti Wirex Travel menunjukkan bagaimana keuangan terdesentralisasi dapat meningkatkan pengalaman tradisional seperti pemesanan menginap di hotel.
"Perjalanan seharusnya sederhana, lancar, dan menguntungkan. Dengan Wirex Travel, kami membantu pengguna membuka penawaran hotel yang luar biasa sambil mendapatkan hadiah yang murah hati saat mereka membayar dengan kartu Wirex mereka," kata dia.
Dengan lebih dari 6 juta pengguna di 130 negara, Wirex telah memproses lebih dari USD 20 miliar dalam transaksi dan merupakan anggota utama dari Visa dan Mastercard. Perusahaan yang berkantor pusat di Inggris ini menawarkan rangkaian alat untuk menyimpan, menukar, dan membelanjakan berbagai mata uang.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Amerika Serikat Pindahkan 97,34 Bitcoin Hasil Sitaan, Segini Nilainya
Sebelumnya, Pemerintah Amerika Serikat (AS) dilaporkan memindahkan sejumlah Bitcoin (BTC) sitaan ke sebuah dompet kripto.
Mengutip News.bitcoin.com, Jumat (28/3/2025) laporan firma analisis blockchain Arkham Intelligence mengungkapkan Pemerintah AS telah memindahkan sebanyak 97,34 BTC pada Kamis, 27 Maret 2025 yang sesuai dengan tinggi blok 889.703.
"Pemerintah AS baru saja memindahkan USD 8,46 juta BTC dari Dana Sitaan Sae-Heng," tulis Arkham dalam postingannya di platform media sosial X.
Sebelum aktivitas ini, pemerintah AS menyimpan total 198.109 BTC. Dengan memperhitungkan transfer terbaru dan dengan asumsi alamat terkait tetap berada di bawah kendali federal, kepemilikan Bitcoin pemerintah AS saat ini (tanpa dompet tersebut) mencapai 198.012 BTC.
Transfer sebesar 97,34 BTC berasal dari dompet Segwit asli berkode Bech32, yang mengirimkan 0,00011516 BTC senilai USD 10 ke bc1qs0q, bersama dengan jumlah yang lebih besar yaitu 97,3358 BTC yang bernilai USD 8,46 juta ke dompet pertukaran bc1q7qf.
Sebelumnya, pada 12 Maret 2025 Forbes melaporkan otoritas Amerika Serikat telah menyita sekitar 749 Bitcoin dengan nilai sekitar USD 62,5 juta atau sekitar Rp 1 triliun (asumsi kurs Rp 16.430 per dola AS).
Aset digital ini dikaitkan dengan aktivitas ilegal di Silk Road, sebuah pasar gelap online yang beroperasi hingga 2013 dan dikenal sebagai pusat perdagangan narkoba serta pencucian uang.
Penyitaan ini dilakukan atas perintah Jaksa AS untuk Distrik Barat Texas. Aset tersebut diduga berasal dari dua individu yang tidak disebutkan namanya, seorang mantan penjual narkoba di Silk Road dan seorang kaki tangan yang bertanggung jawab mencuci hasil kejahatan melalui bursa kripto.
Michael Saylor Borong Bitcoin, Rogoh Kocek Rp 9,6 Triliun
Perusahaan publik analisis bisnis, Strategy (sebelumnya dikenal MicroStrategy) kembali menambah kepemilikan Bitcoin dengan mengakuisisi 6.911 BTC.
Melansir Cryptonews, Selasa (25/3/2025) akusisi terbaru menaikkan total kepemilikan BTC Strategy menjadi lebih dari 500.000 BTC.
Dalam sebuah postingan di platform media sosial X pada Senin (24/3), pendiri Strategy Michael Saylor mengungkapkan bahwa perusahaan tersebut membeli 6.911 BTC seharga USD 584,1 juta atau Rp 9,6 triliun pekan lalu lalu.
Pengajuan pengungkapan kepada Komisi Sekuritas dan Bursa AS juga menunjukkan, Strategy membeli tranche tersebut dengan harga rata-rata sekitar USD 84.529 per BTC.
Dengan pembelian terakhir, Strategy kini megantongi BTC Yield sebesar 7,7% YTD dan hingga tanggal 23 Maret telah memegang 506.137 BTC yang diperoleh dengan harga lebih dari USD 33,7 miliar atau Rp 547,7 triliun.
Adapun data dari Bitcoin Treasuries menunjukkan, Strategy sekarang memegang lebih dari 2,3% pasokan BTC yang beredar.
Pembelian tersebut dilakukan tak lama setelah Strategy mengumumkan rencana untuk meningkatkan modal tambahan guna mendanai pembelian Bitcoin, meskipun pasar sedang merosot dan dibayangi ketidakpastian makro.
Crypto.news sebelumnya melaporkan, perusahaan berencana untuk mengumpulkan modal sebesar USD 21 miliar melalui saham preferen kelas A, untuk memperkuat portofolio investasinya.