Tips Memilih Petai yang Tidak Ada Ulat, Dijamin Segar dan Bulat

Liputan6.com, Jakarta - Petai, atau Parkia speciosa, adalah salah satu bahan makanan yang digemari banyak orang karena aroma dan rasanya yang khas. Namun, seringkali kekhawatiran akan adanya ulat di dalam bijinya membuat sebagian orang ragu untuk membelinya

Memilih petai yang berkualitas baik dan bebas hama adalah kunci untuk mendapatkan pengalaman kuliner yang memuaskan. Petai yang berulat tidak hanya mengurangi kenikmatan, tetapi juga berpotensi menimbulkan kerugian karena harus dibuang.

Berbagai indikator dapat diperhatikan saat memilih petai, mulai dari tampilan fisik hingga aroma yang dikeluarkan. Berikut ini Liputan6 akan memberikan ulasan lengkapnya untuk Anda, Rabu (3/12/2025).

Langkah awal dalam tips memilih petai yang tidak ada ulat adalah dengan memeriksa kondisi kulit luarnya. Petai yang baik memiliki kulit berwarna hijau cerah dan terlihat segar, menunjukkan bahwa petai tersebut baru dipanen dan dalam kondisi prima. Hindari petai dengan kulit yang kusam atau mulai menguning, karena bisa jadi sudah tidak segar.

Perhatikan juga apakah ada bintik hitam atau tanda-tanda kerusakan pada kulit petai. Bercak kehitaman seringkali menjadi indikasi awal bahwa biji di dalamnya sudah mulai membusuk, kemungkinan besar akibat serangan ulat. Kerusakan pada kulit juga bisa menjadi pintu masuk bagi hama.

Pastikan kulit petai masih utuh dan tidak ada lubang sedikit pun. Lubang kecil pada kulit bisa menjadi bekas gigitan serangga atau jalur masuk bagi lalat buah untuk bertelur. Telur-telur ini kemudian akan menetas menjadi larva atau ulat di dalam biji petai, merusak kualitasnya dari dalam.

Ciri lain dari petai yang berkualitas baik dan bebas ulat dapat dilihat dari bentuk bijinya. Petai yang tua dan matang sempurna, yang cenderung bebas dari ulat, biasanya memiliki bentuk biji yang lebih bulat. Bentuk bulat ini menunjukkan bahwa biji telah berkembang penuh dan padat.

Menurut para ahli, petai yang paling enak untuk dikonsumsi adalah petai yang sudah tua. Semakin bulat ukuran biji petai, maka semakin tua umurnya. Petai muda cenderung memiliki biji yang lebih pipih dan kurang padat.

Memilih petai dengan biji yang bulat bukan hanya menjamin rasa yang lebih maksimal, tetapi juga merupakan salah satu tips memilih petai yang tidak ada ulat yang efektif. Ulat lebih sering ditemukan pada petai yang belum matang sempurna atau yang sudah terlalu lama disimpan, sehingga bijinya mungkin tidak sebulat petai segar yang tua.

Selain kulit luar, pemeriksaan menyeluruh pada papan petai juga sangat penting untuk tips memilih petai yang tidak ada ulat. Pastikan semua biji petai tertutup rapat di dalam papannya tanpa ada celah atau lubang. Kerapatan ini menjadi indikator kuat bahwa petai belum terkontaminasi hama.

Jika Anda menemukan satu lubang kecil pada papan petai, sebaiknya hindari petai tersebut. Lubang ini bisa menjadi tanda masuknya hama. Pengalaman menunjukkan bahwa jika satu biji petai sudah terserang ulat, kemungkinan besar biji-biji lain dalam papan yang sama juga sudah terinfeksi.

Lubang pada papan petai seringkali disebabkan oleh serangga yang berusaha masuk untuk bertelur atau memakan biji di dalamnya. Oleh karena itu, petai dengan papan yang utuh dan tidak berlubang adalah pilihan terbaik untuk memastikan tidak ada ulat.

Aroma petai juga dapat menjadi petunjuk penting dalam tips memilih petai yang tidak ada ulat. Petai yang sudah tua dan matang sempurna, yang umumnya lebih disukai dan cenderung bebas ulat, memiliki aroma yang khas namun tidak terlalu menyengat. Aroma ini menunjukkan kematangan yang pas.

Sebaliknya, petai yang masih muda akan mengeluarkan aroma yang sangat menyengat dan menusuk hidung. Aroma yang terlalu kuat ini bisa menjadi indikasi bahwa petai belum siap panen atau belum mencapai kematangan optimal. Pilihlah petai dengan aroma yang tercium segar dan tidak berlebihan.

Petai yang sudah busuk atau berulat kadang juga mengeluarkan aroma yang tidak sedap atau berbeda dari aroma petai segar. Jadi, ciumlah petai dengan seksama sebelum memutuskan untuk membelinya. Aroma yang tepat adalah salah satu kunci untuk mendapatkan petai bebas ulat dan berkualitas.

Untuk memastikan petai bebas ulat dan berkualitas, rasakan teksturnya secara langsung. Petai yang segar dan bebas ulat umumnya memiliki tekstur yang keras dan padat saat dipegang. Hindari petai yang terasa lembek atau ringan, karena ini bisa menjadi tanda bahwa petai sudah layu atau bahkan busuk.

Jika memungkinkan, coba tekan sedikit kulit petai. Petai yang segar akan terasa padat dan kenyal, menunjukkan bahwa biji di dalamnya masih utuh dan sehat. Tekstur yang lembek atau kosong saat ditekan bisa mengindikasikan adanya kerusakan internal atau keberadaan ulat yang sudah memakan biji.

Tips terakhir adalah dengan mencoba mematahkan papan petai. Petai tua yang bagus akan terasa lebih liat dan membutuhkan sedikit usaha saat dipatahkan. Sementara itu, petai muda cenderung lebih mudah patah. Tekstur liat ini juga mengindikasikan kekokohan biji di dalamnya, yang jarang diserang ulat.

1. Bagaimana cara memilih petai yang bebas ulat?

Jawaban: Untuk memilih petai bebas ulat, perhatikan kulitnya yang hijau cerah dan utuh tanpa lubang, pilih biji yang bulat, pastikan papan petai tidak berlubang, cium aroma yang tidak terlalu menyengat, dan rasakan tekstur yang keras serta liat.

2. Apa tanda petai yang sudah berulat?

Jawaban: Tanda petai berulat antara lain kulit kusam atau berbintik hitam, adanya lubang pada kulit atau papan petai, serta tekstur yang lembek atau ringan.

3. Mengapa petai yang tua lebih disarankan?

Jawaban: Petai yang tua memiliki biji yang lebih bulat dan padat, serta aroma yang tidak terlalu menyengat, yang menunjukkan kematangan optimal dan cenderung lebih bebas dari ulat.

4. Bisakah lubang kecil pada kulit petai menjadi masalah?

Jawaban: Ya, lubang kecil pada kulit petai bisa menjadi jalur masuk bagi serangga untuk bertelur, yang kemudian akan menetas menjadi ulat di dalam biji petai.

5. Bagaimana aroma petai yang bebas ulat?

Jawaban: Petai yang bebas ulat dan matang sempurna memiliki aroma khas yang tidak terlalu menyengat, berbeda dengan petai muda yang aromanya sangat kuat.