Tak Cukup dengan Istighfar? Ini Amalan Penebus Dosa Menurut Imam al-Ghazali

5 days ago 9

Mengutip dari laman NU Online, sebagian ulama mengatakan, istighfar memang amalan untuk menghapus dosa. Tetapi istighfar tidak dapat menghapus semua jenis dosa.

Ada jenis dosa tertentu yang hanya dapat dihapus oleh amalan selain istighfar. Sebagian ulama tidak menyebutkan dosa apa yang tidak dapat dihapus oleh istighfar.

Mereka hanya menyebut amalan utama penghapus dosa tersebut, yaitu perjuangan dalam memenuhi nafkah untuk keluarga.

وقال بعض السلف من الذنوب ذنوب لا يكفرها إلا الغم بالعيال وفيه أثر عن رسول الله صلى الله عليه وسلم أنه قال من الذنوب ذنوب لا يكفرها إلا الهم بطلب المعيشة

Artinya:

“Sebagian ulama mengatakan, ada jenis dosa yang tidak dapat dihapus kecuali oleh keresahan perihal nafkah keluarga. Perihal ini terdapat hadits Rasulullah saw dari (sahabat Abu Hurairah ra), ‘Dari sekian dosa terdapat jenis dosa yang tidak dapat ditebus kecuali dengan kebimbangan untuk mencari penghidupan (keluarga), (HR At-Thabarani, Abu Nu’aim, dan Al-Khatib),” (Imam Al-Ghazali, Ihya Ulumiddin, [Beirut, Darul Fikr: 2018 M/1439-1440 H], juz II, halaman 37).

Dari hadits tersebut, kita dapat menarik pengertian bahwa perjuangan dalam mencukupi kebutuhan nafkah keluarga dengan jalan yang halal tentunya memiliki nilai istimewa dalam Islam.

Perjuangan pemenuhan nafkah keluarga ini dapat mengantarkan seseorang ke dalam surga sebagaimana keterangan hadits berikut perihal perjuangan orang tua dalam membesarkan dan mendidik anaknya sampai mereka mandiri.

وقال صلى الله عليه و سلم من كان له ثلاث بنات فأنفق عليهن وأحسن إليهن حتى يغنيهن الله عنه أوجب الله له الجنة ألبتة ألبتة إلا أن يعمل عملا لا يغفر له

Artinya:

“Rasulullah bersabda, ‘Siapa saja yang memiliki tiga putri, lalu memenuhi nafkah mereka dan memperlakukan mereka dengan baik sehingga Allah menjadikan mereka mandiri terhadap ayahnya, niscaya Allah jadikan surga untuknya sama sekali kecuali ia mengamalkan jenis dosa yang tidak dapat diampuni (seperti syirik),’ (HR Al-Kharaithi).” (Al-Ghazali, 2018 M/1439-1440 H: II/37). Ibnu Majah, Abu Dawud, At-Tirmidzi dari Abu Said ra, Ahmad, Abu Ya’la, Abus Syekh, Al-Kharaithi dari sahabat Anas ra, dan At-Thabarani dari sahabat Jabir ra meriwayatkan hadits serupa dengan lafal berbeda. (Sayyid Muhammad Az-Zabidi, Kitab Ithafus Sadatil Muttaqin bi Syarhi Ihya’i Ulumiddin, [Beirut, Muassasatut Tarikh Al-Arabi: 1994 M/1414 H], juz V, halaman 315).

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |