Seberapa Sering Harus Cuci Baju Agar Awet? Ini Panduan Lengkap Perawatan Sesuai Jenis Bahan

1 day ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Merawat pakaian agar tetap awet adalah kunci untuk menjaga penampilan dan menghemat pengeluaran. Salah satu aspek penting dalam perawatan ini adalah memahami seberapa sering harus cuci baju agar awet.

Mencuci pakaian terlalu sering justru dapat merusak serat kain dan mempercepat keausan. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui frekuensi yang tepat agar pakaian tetap terjaga kualitasnya. Tidak semua pakaian perlu dicuci setelah sekali pakai, beberapa jenis bahan justru lebih baik dicuci setelah beberapa kali penggunaan.

Dengan mengetahui seberapa sering harus cuci baju agar awet, Anda tidak hanya menjaga kualitas pakaian tetapi juga berkontribusi pada penghematan air dan energi. Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Kamis (18/12/2025).

Seberapa Sering Harus Cuci Baju Agar Awet?

Frekuensi mencuci pakaian sangat bergantung pada jenis bahan, tingkat kekotoran, dan seberapa sering pakaian tersebut bersentuhan langsung dengan kulit. Mencuci pakaian terlalu sering dapat menyebabkan serat kain melemah, warna memudar, dan bentuk pakaian berubah, sehingga memperpendek usia pakainya.

Sebaliknya, menunda pencucian untuk pakaian yang tidak terlalu kotor dapat membantu menjaga kualitas bahan agar tetap awet. Pakaian yang bersentuhan langsung dengan kulit dan menyerap keringat, seperti kaus dan pakaian dalam, sebaiknya dicuci setelah setiap kali pemakaian. Hal ini penting untuk menjaga kebersihan dan mencegah iritasi kulit.

Namun, untuk pakaian luar seperti jaket atau blazer yang tidak langsung bersentuhan dengan kulit, frekuensi pencucian bisa lebih jarang, yaitu setelah 2-6 kali pemakaian, kecuali jika terlihat kotor atau berbau. Celana jeans, misalnya, disarankan dicuci setelah 4-5 kali pemakaian untuk menjaga warna dan bentuknya.

Penting untuk selalu memeriksa label perawatan pada setiap pakaian karena produsen seringkali memberikan instruksi spesifik yang paling sesuai untuk bahan tersebut. Mengikuti panduan ini tidak hanya akan membuat pakaian lebih awet dan tahan lama, tetapi juga berkontribusi pada penghematan air dan energi. 

Panduan Membersihkan Pakaian Sesuai Jenis Bahan

1. Katun

Pakaian berbahan katun dikenal karena kenyamanannya dan kemampuannya menyerap keringat dengan baik. Namun, bahan ini rentan menyusut dan warnanya bisa pudar jika tidak dirawat dengan benar. Untuk menjaga pakaian katun tetap awet, disarankan untuk mencucinya dengan air dingin atau hangat (di bawah 30 derajat Celcius) karena air panas dapat menyebabkan serat katun menyusut dan kusut.

Saat mencuci, pisahkan pakaian katun berdasarkan warna untuk mencegah luntur dan transfer noda. Gunakan deterjen yang lembut dan hindari penggunaan pemutih berlebihan yang dapat merusak serat. Jika menggunakan mesin cuci, pilih siklus pencucian lembut untuk mengurangi gesekan dan tekanan pada kain.

Setelah dicuci, kibas pakaian katun dengan lembut untuk mengembalikan bentuknya dan gantung di tempat teduh. Hindari sinar matahari langsung yang dapat memudarkan warna. Membalik pakaian saat menjemur juga dapat membantu menjaga warna. Setrika pakaian katun dengan suhu sedang atau rendah, dan gunakan uap untuk menghilangkan kerutan tanpa merusak serat.

2. Sutra

Sutra adalah serat alami yang halus, mewah, dan membutuhkan perawatan ekstra hati-hati agar tidak rusak atau kehilangan kilaunya. Pakaian sutra sebaiknya tidak dicuci terlalu sering, dan jika memungkinkan lebih baik cuci secara manual dengan tangan. Hindari mencuci dengan mesin cuci karena putaran yang kasar dapat merusak serat halus sutra.

Gunakan air dingin atau suhu ruang, serta deterjen khusus untuk kain halus atau deterjen bayi yang tidak mengandung pemutih atau zat kimia keras. Rendam pakaian sutra hanya selama 3-5 menit, lalu gosok perlahan area yang kotor dengan tangan tanpa menggunakan sikat. Pembilasan harus dilakukan dengan air dingin hingga sisa deterjen benar-benar hilang.

Jangan pernah memeras pakaian sutra dengan kuat, cukup tekan-tekan lembut menggunakan handuk bersih untuk menyerap kelebihan air. Keringkan pakaian sutra dengan cara digantung di tempat teduh dan jauh dari sinar matahari langsung untuk mencegah warna pudar. Jika perlu disetrika, gunakan suhu rendah dan lapisi dengan kain tipis untuk melindungi dari panas langsung.

3. Wol

Pakaian berbahan wol dikenal karena kehangatan dan kelembutannya, namun sangat rentan terhadap penyusutan dan perubahan bentuk jika dicuci dengan cara salah. Idealnya, pakaian wol dicuci secara manual dengan tangan menggunakan air dingin untuk menjaga struktur seratnya. Jika harus menggunakan mesin cuci, pilih mode "delicate" atau "wool" dengan air dingin dan putaran paling rendah.

Gunakan deterjen khusus wol atau deterjen dengan pH netral yang tidak mengandung pemutih atau zat penghilang noda yang keras. Hindari merendam pakaian wol terlalu lama, maksimal 30 menit, karena serat wol dapat menyerap air berlebihan dan melemah. Saat mencuci, remas pakaian secara lembut dan hindari menggosok atau memelintir terlalu kuat yang dapat merusak serat.

Setelah dicuci, jangan memeras pakaian wol dengan keras. Letakkan pakaian wol di atas handuk kering, gulung perlahan untuk menyerap air, lalu ratakan di permukaan datar agar kering alami. Hindari menggantung pakaian wol saat basah karena dapat menyebabkan melar dan berubah bentuk. Keringkan di tempat teduh, jauh dari sinar matahari langsung.

4. Sintetis (Poliester, Nilon)

Pakaian berbahan sintetis seperti poliester dan nilon populer karena daya tahannya, ringan, dan kemampuannya menahan bentuk serta warna. Meskipun tahan lama, bahan ini memerlukan perawatan khusus untuk mencegah pilling, melar, atau kehilangan warna. Sebaiknya cuci pakaian sintetis dengan air dingin atau hangat karena air panas dapat merusak serat dan menyebabkan melar atau pudar.

Saat mencuci dengan mesin, gunakan siklus lembut untuk mengurangi gesekan dan tekanan pada kain. Pisahkan pakaian sintetis dari bahan lain, terutama yang kasar untuk menghindari kerusakan serat. Gunakan deterjen biasa, namun hindari pemutih klorin yang dapat merusak serat sintetis.

Untuk pengeringan, hindari penggunaan pengering mesin dengan suhu tinggi karena panas berlebih dapat merusak serat dan menyebabkan pakaian menyusut atau melar. Lebih baik keringkan dengan diangin-anginkan atau gunakan suhu rendah jika menggunakan mesin pengering. Jika perlu menyetrika, gunakan suhu rendah dan lapisi dengan kain tipis untuk melindungi dari panas langsung.

FAQ

  1. Seberapa sering harus cuci baju agar awet? Frekuensi mencuci baju agar awet sangat bergantung pada jenis bahan dan tingkat penggunaan pakaian.
  2. Apakah mencuci terlalu sering dapat merusak pakaian? Ya, mencuci terlalu sering dapat melemahkan serat, memudarkan warna, dan mengubah bentuk pakaian.
  3. Bagaimana cara mengetahui frekuensi cuci yang tepat untuk pakaian saya? Anda bisa memeriksa label perawatan pada pakaian dan menyesuaikannya dengan tingkat kekotoran serta jenis bahan.
  4. Pakaian jenis apa yang harus dicuci setiap kali pakai? Pakaian dalam, kaus kaki, dan pakaian yang langsung bersentuhan dengan kulit atau banyak berkeringat sebaiknya dicuci setiap kali pakai.
  5. Berapa kali pemakaian celana jeans sebaiknya dicuci? Celana jeans umumnya disarankan dicuci setelah 4-5 kali pemakaian untuk menjaga warna dan bentuknya.
  6. Apakah air dingin lebih baik untuk mencuci pakaian agar awet? Ya, air dingin membantu menjaga warna, mencegah penyusutan, dan melindungi serat kain, terutama untuk bahan sensitif.
  7. Apa tips umum agar pakaian lebih awet saat dicuci? Pisahkan pakaian berdasarkan warna dan jenis bahan, gunakan deterjen yang tepat, hindari air panas, dan keringkan dengan benar.
Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |