Mitos Anakan Ular Selalu Ada Induknya, Fakta Mengejutkan di Balik Kebiasaan Ular

Liputan6.com, Jakarta Kehadiran anakan ular seringkali memicu kekhawatiran dan berbagai mitos di masyarakat, salah satunya adalah keyakinan bahwa jika ada anakan ular, maka induknya pasti berada di dekatnya. Mitos anakan ular selalu ada induknya ini telah lama beredar dan membentuk persepsi yang keliru tentang perilaku reptil tersebut.

Kesalahpahaman ini tidak hanya menimbulkan ketakutan yang tidak perlu, tetapi juga dapat menyebabkan penanganan yang salah terhadap anakan ular yang ditemukan. Penting untuk memahami bahwa perilaku ular, terutama dalam hal perawatan anak, sangat bervariasi antarspesies.

Liputan6 akan mengupas tuntas empat mitos populer seputar anakan ular dan induknya, serta menyajikan fakta sebenarnya berdasarkan penelitian dan pernyataan para ahli. Berikut ini penjelasan lengkapnya untuk Anda, Senin (1/12/2025).

Mitos bahwa anakan ular kobra selalu bersama induknya adalah salah satu kesalahpahaman yang paling umum. Faktanya, ular kobra tidak merawat anaknya setelah menetas. Anakan ular kobra justru mandiri sejak lahir dan harus segera mencari makan sendiri.

Menurut para ahli, anak kobra sudah memiliki taring dan kelenjar bisa yang berfungsi penuh begitu menetas. Kondisi ini memungkinkan mereka untuk berburu dan mempertahankan diri tanpa bantuan induk. Bahkan, anakan kobra biasanya berpencar segera setelah menetas untuk menghindari kanibalisme dari sesama anakan atau ular dewasa lainnya.

Induk kobra umumnya akan menyimpan telurnya di lokasi yang lembap, seperti sarang bekas tikus atau tumpukan sampah, terutama saat musim hujan. Setelah bertelur, induk kobra akan meninggalkan sarangnya dan tidak menjaga atau mengerami telur-telurnya, apalagi merawat anakan yang baru menetas.

Keyakinan bahwa induk ular melindungi dan mengerami telurnya atau menjaga anaknya adalah mitos lain yang perlu diluruskan. Sebagian besar spesies ular, termasuk kobra, tidak memiliki perilaku mengerami telur seperti burung.

Induk ular secara insting hanya akan menaruh telurnya di lokasi yang dianggap aman dan banyak sumber makanan bagi anakan kelak. Namun, setelah proses bertelur selesai, induk ular akan meninggalkan sarangnya dan tidak lagi terlibat dalam perawatan telur atau anakan.

Hal ini berbeda dengan beberapa spesies reptil lain yang mungkin menunjukkan tingkat perawatan parental tertentu. Bagi ular, kemandirian anakan sejak lahir menjadi kunci kelangsungan hidup spesies mereka di alam liar.

Mitos yang mengatakan bahwa anakan ular tidak berbahaya karena bisanya belum kuat atau belum bisa menyemburkan bisa adalah anggapan yang sangat keliru dan berbahaya. Faktanya, anakan ular, khususnya kobra, sama berbahayanya dengan ular dewasa.

Mereka sudah memiliki bisa yang kuat sejak lahir dan mampu menggunakannya untuk menyerang atau mempertahankan diri. Bahkan, beberapa ahli berpendapat bahwa anakan ular mungkin lebih berbahaya karena belum dapat mengontrol jumlah bisa yang dikeluarkan saat menggigit, sehingga bisa saja menyuntikkan dosis penuh.

Bisa ular kobra Jawa, misalnya, mengandung racun neurotoksin dan hemotoksin yang mematikan. Racun ini sudah ada pada anakan kobra, sehingga jangan pernah menganggap remeh gigitan dari anakan ular berbisa. Meskipun jumlah bisanya mungkin lebih sedikit, efeknya tetap mematikan.

Mitos terakhir yang sering beredar adalah jika menemukan satu anakan ular, berarti ada banyak ular lain atau induknya di dekat situ. Anggapan ini juga tidak sepenuhnya benar berdasarkan perilaku alami ular.

Ular adalah satwa soliter, yang berarti mereka hidup sendiri dan tidak berkelompok seperti hewan lainnya. Setelah menetas, anakan ular kobra akan segera berpencar dan berpisah dari induknya maupun saudara-saudaranya.

Oleh karena itu, menemukan satu ekor anakan ular tidak secara otomatis berarti ada kawanan atau induknya di sekitar lokasi tersebut. Keberadaan ular cenderung sulit diketahui karena sifatnya yang menyendiri dan kemampuan berkamuflase mereka.

1. Apakah anakan ular kobra selalu bersama induknya?

Jawaban: Tidak, anakan ular kobra mandiri sejak lahir dan tidak dirawat oleh induknya setelah menetas. Mereka bahkan berpencar untuk menghindari kanibalisme.

2. Apakah induk ular melindungi atau mengerami telurnya?

Jawaban: Sebagian besar induk ular, termasuk kobra, tidak mengerami telurnya dan akan meninggalkan sarangnya setelah bertelur.

3. Apakah anakan ular tidak berbahaya karena bisanya belum kuat?

Jawaban: Anakan ular kobra sama berbahayanya dengan ular dewasa karena sudah memiliki bisa yang kuat sejak lahir, bahkan mungkin lebih berbahaya karena belum dapat mengontrol jumlah bisa yang dikeluarkan.

4. Jika menemukan satu anak ular, apakah berarti ada banyak ular lain di dekatnya?

Jawaban: Tidak selalu. Ular adalah hewan soliter dan anakan ular akan berpencar setelah menetas, sehingga menemukan satu tidak otomatis berarti ada kawanan atau induknya di dekat situ.