Kisah Pria Kehilangan Bitcoin Senilai Rp 12,56 Triliun jadi Inspirasi Film

1 day ago 6

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah film dokumenter sedang dibuat mengenai pria yang kehilangan hard drive berisi bitcoin senilai 570 juta pound sterling atau Rp 12,56 triliun (asumsi pound sterling terhadap rupiah di kisaran 22.048).

Mengutip BBC, James Howells (39) telah mencoba mengambil hard drive yang berisi bitcoin miliknya yang hilang. Ia yakini hard drive itu berada di tempat pembuangan sampah Newport selama lebih dari satu dekade.

Sebuah perusahaan produksi dari Amerika Serikat (AS) yang disebut LEBUL telah memperoleh hak eksklusif untuk mengembangkan dan memproduksi ceritanya.

Howells senang karena akhirnya dapat menceritakan kisah itu dengan kata-katanya sendiri.

Howells mendapatkan bitcoin yang juga dikenal sebagai BTC pada masa awal kripto.

Ia mengklaim mantan rekannya secara tidak sengaja membuang hard drive yang berisi 8.000 bitcoin pada 2013. Kemudian berakhir di tempat pembuangan milik Dewan Kota Newport.

Bulan lalu, seorang hakim Pengadilan Tinggi menolak upayanya untuk mengakses tempat pembuangan sampah atau mendapatkan kompensasi sebesar 495 juta pound sterling atau sekitar Rp 10,91 triliun, dengan mengatakan tidak ada "alasan yang masuk akal" untuk mengajukan klaim dan "tidak ada prospek yang realistis" untuk berhasil dalam persidangan penuh.

Hal ini menyebabkan Howells mewakili dirinya sendiri di Pengadilan Banding di London, menggunakan kecerdasan buatan untuk mendukung kasusnya.

Namun, pada Maret, pengadilan menolak bandingnya, dan sekarang ia mempertimbangkan untuk membawa masalah tersebut ke Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa.

Howell juga telah menyatakan minatnya untuk membeli lokasi tersebut setelah dewan mengatakan berencana untuk menutupnya pada tahun keuangan 2025-26, tetapi Dewan Kota Newport mengatakan tidak akan memberikan komentar lebih lanjut tentang masalah tersebut.

Terima Banyak Tawaran

Howells mengatakan menerima sekitar 200 tawaran dari seluruh dunia termasuk dari perusahaan produksi pemenang BAFTA dan Emmy.

Akan tetapi, pada Selasa, perusahaan hiburan yang berbasis di Los Angeles, lebul mengumumkan rencana membuat serial documenter, podcast dan konten berdurasi pendek yang mendokumentasikan misi Howells untuk memulihkan hard drive yang secara keliru dibuang yang berisi 8.000 bitcoin.

Serial ini akan mengeksplorasi hari-hari awal bitcoin, keterlibatan Howells, dan lainnya. Howells menuturkan, serial ini juga akan ikuti upayanya membeli tempat pembuangan sampah tempat hard drive itu diyakini terkubur.

Howells menuturkan, syuting dijadwalkan berlangsung selama musim panas dan akan dirilis pada Oktober-November.

“Ini adalah pertama kalinya saya dapat menunjukkan kepada dunia apa yang ingin kami lakukan di lokasi tempat pembuangan sampah,” ujar dia.

Coinbase Pertimbangkan Pengajuan Linsensi Perbankan di AS

Sebelumnya, Coinbase dikabarkan tengah mempertimbangkan pengajuan lisensi perbankan. Hal ini menyusul perubahan regulasi pada sektor kripto di Amerika Serikat.

Mengutip Cryptonews, Coinbase mengonfirmasi pihaknya telah secara aktif mempertimbangkan kemungkinan untuk memperoleh lisensi perbankan AS.

"Ini adalah sesuatu yang sedang dipertimbangkan Coinbase secara aktif tetapi belum membuat keputusan resmi apa pun," kata juru bicara Coinbase dalam sebuah pesan di email.

Langkah ini menggemakan pernyataan sebelumnya oleh CEO Coinbase Brian Armstrong, yang mencatat berdasarkan volume dana konsumen yang dikelolanya, Coinbase akan menempati peringkat sebagai bank terbesar ke-21 di Amerika Serikat

Terlebih lagi, bursa tersebut bukan satu-satunya perusahaan kripto yang mempertimbangkan lisensi perbankan.

Pada 21 April, laporan WSJ mengungkapkan bahwa penerbit USDC Circle dan perusahaan penyimpanan kripto BitGo juga menjajaki lisensi perbankan.

Langkah ini akan memungkinkan mereka untuk beroperasi lebih seperti bank tradisional, menawarkan layanan seperti pinjaman, menerima simpanan, dan banyak lagi.

Lisensi perbankan juga akan memberikan akses ke perlindungan Federal Reserve dan asuransi simpanan, yang berpotensi membuat dana nasabah lebih aman. Namun, mendapatkan lisensi tersebut melibatkan pengawasan regulasi yang ketat dan biaya kepatuhan yang tinggi.

Sejauh ini, satu-satunya perusahaan kripto yang memegang lisensi perbankan adalah Anchorage Digital. CEO Nathan McCauley mengungkapkan perusahaan menghabiskan puluhan juta untuk memenuhi persyaratan regulasi.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |