7 Kesalahan Pemupukan yang Membuat Tanaman Rajin Berbuah tapi Gagal Manis

20 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Bagi para pekebun, melihat tanaman rajin berbuah tentu menjadi kebanggaan tersendiri. Namun, kegembiraan itu seringkali sirna ketika buah yang dipanen ternyata tidak memiliki rasa manis yang diharapkan. Fenomena buah yang rajin tumbuh tetapi hambar atau kurang manis ini kerap menjadi misteri bagi banyak petani, padahal penyebab utamanya seringkali berasal dari praktik pemupukan yang kurang tepat.

Kualitas rasa buah, terutama tingkat kemanisannya, sangat dipengaruhi oleh keseimbangan nutrisi yang diterima tanaman sepanjang siklus pertumbuhannya. Kesalahan dalam memberikan pupuk dapat mengganggu proses metabolisme penting yang bertanggung jawab atas pembentukan gula dan senyawa rasa dalam buah. Oleh karena itu, memahami praktik pemupukan yang benar adalah kunci untuk menghasilkan buah yang tidak hanya lebat, tetapi juga lezat. Melansir dari berbagai sumber, Senin (29/12), simak ulasan informasinya berikut ini.

1. Pemupukan Nitrogen Berlebihan

Salah satu kesalahan fatal dalam pemupukan yang dapat menyebabkan buah tidak manis adalah pemberian nitrogen (N) secara berlebihan. Nitrogen merupakan unsur hara makro yang esensial untuk pertumbuhan vegetatif tanaman, seperti pembentukan daun dan batang. Namun, kelebihan nitrogen justru mendorong tanaman untuk fokus pada pertumbuhan biomassa hijau secara berlebihan, mengorbankan pengembangan generatif seperti pembentukan bunga dan buah berkualitas.

Ketika tanaman menerima nitrogen terlalu banyak, energi dan nutrisi yang seharusnya dialokasikan untuk sintesis gula dan senyawa rasa dalam buah justru dialihkan untuk memproduksi lebih banyak daun. Akibatnya, buah yang dihasilkan cenderung memiliki kadar air lebih tinggi dan kadar gula (Brix) yang lebih rendah, sehingga rasanya menjadi hambar atau kurang manis. Sebagai contoh, pada durian, mangga, dan betik, nitrogen berlebihan dapat menyebabkan buah mengandung lebih banyak air dan kurang gula, menjadikannya tawar.

Selain memengaruhi kemanisan, kelebihan nitrogen juga dapat membuat tanaman lebih rentan terhadap serangan hama dan penyakit. Pertumbuhan yang terlalu lunak akibat nitrogen berlebih mengurangi daya tahan alami tanaman. Oleh karena itu, penting untuk mengatur dosis nitrogen agar seimbang, terutama saat tanaman memasuki fase generatif.

2. Kekurangan Kalium (K)

Kalium (K) adalah unsur hara makro esensial yang memegang peranan krusial dalam menentukan kemanisan buah. Kalium berfungsi sebagai "pengangkut" gula dari daun, tempat fotosintesis terjadi, ke buah yang sedang berkembang. Tanpa kalium yang cukup, proses translokasi gula ini akan terhambat, menyebabkan akumulasi gula dalam buah tidak optimal.

Kekurangan unsur hara, khususnya kalium dan fosfor, akan mengakibatkan produksi gula berkurang, sehingga nilai Brix dan rasa manis buah menjadi rendah. Kalium membantu tanaman mentranslokasikan gula dari daun ke bagian buah yang sedang berkembang, memberikan kontribusi signifikan terhadap kemanisan buah.

Selain perannya dalam translokasi gula, kalium juga mengatur keseimbangan air dalam sel tanaman dan meningkatkan efisiensi fotosintesis, yang secara tidak langsung berkontribusi pada produksi gula. Kekurangan kalium tidak hanya mengurangi kemanisan, tetapi juga dapat memengaruhi ukuran, warna, dan daya simpan buah. Oleh karena itu, pemberian pupuk kalium yang cukup, terutama pada fase pembentukan dan pembesaran buah, sangat penting untuk mendapatkan buah yang manis dan berkualitas.

3. Kekurangan Fosfor (P) dan Boron (B)

Meskipun kalium sering disebut sebagai kunci kemanisan, fosfor (P) dan boron (B) juga memiliki peran penting yang sering terabaikan. Fosfor esensial untuk transfer energi dalam tanaman (sebagai bagian dari ATP) yang dibutuhkan untuk berbagai proses metabolisme, termasuk pembentukan gula dan perkembangan buah. Unsur hara fosfor dan kalium menjadi sangat penting karena berperan dalam proses pembentukan bunga dan buah.

Boron adalah mikronutrien yang berperan dalam translokasi gula dan karbohidrat, serta penting untuk inisiasi bunga, perkembangan ovarium, dan pembentukan buah. Kekurangan boron dapat menyebabkan bunga rontok atau pembentukan buah yang buruk, serta menghambat penimbunan zat gula dalam jaringan buah.

Oleh karena itu, memastikan ketersediaan fosfor dan boron yang cukup, terutama pada fase generatif, akan mendukung proses pembentukan gula dan kualitas buah secara keseluruhan. Bersama kalium, fosfor dan boron merupakan trio penting untuk mencapai kemanisan buah yang optimal.

4. Waktu Pemupukan yang Tidak Tepat

Waktu aplikasi pupuk sangat memengaruhi efektivitasnya dan dampaknya terhadap kualitas buah. Memberikan pupuk pada waktu yang salah dapat menyebabkan nutrisi tidak terserap optimal atau bahkan merugikan tanaman. Waktu pemupukan yang tepat sangat tergantung pada jenis tanaman buah dan tahap pertumbuhannya.

Beberapa kesalahan waktu pemupukan meliputi: pemupukan di fase yang salah, seperti memberikan pupuk kaya nitrogen saat tanaman sudah memasuki fase generatif, yang akan mendorong pertumbuhan vegetatif dan mengurangi alokasi energi untuk buah. Sebaliknya, kekurangan pupuk P dan K pada fase generatif akan menghambat pembentukan bunga dan buah. Pemupukan saat kondisi lingkungan tidak ideal, seperti saat panas terik atau tanah terlalu kering, juga membuat pupuk tidak terserap optimal dan banyak unsur hara, terutama nitrogen, mudah menguap, sehingga pemupukan menjadi tidak efektif.

Waktu terbaik untuk pemupukan umumnya adalah pagi atau sore hari ketika suhu tidak terlalu tinggi dan tanah dalam kondisi lembap. Selain itu, pemupukan yang terlalu dini atau terlambat dari kebutuhan tanaman dapat menyebabkan hara tidak tersedia pada fase penting pertumbuhan, atau hilang terbawa hujan, sehingga mengurangi potensi kemanisan buah.

5. Mengabaikan pH Tanah

pH tanah adalah faktor krusial yang memengaruhi ketersediaan nutrisi bagi tanaman. Setiap tanaman memiliki kisaran pH idealnya sendiri untuk dapat menyerap nutrisi secara optimal. Jika pH tanah terlalu asam atau terlalu basa, meskipun pupuk telah diberikan dalam jumlah yang cukup, tanaman tidak akan mampu menyerap unsur hara tersebut secara efektif.

pH tanah yang sesuai dengan tanaman mendukung ketersediaan nutrisi sehingga tanaman bisa menyerap unsur hara dengan baik. Misalnya, pada tanah yang terlalu asam, ketersediaan fosfor dan beberapa mikronutrien dapat berkurang, sementara pada tanah basa, ketersediaan besi dan mangan bisa menjadi masalah. Ketidakseimbangan ini akan menghambat metabolisme tanaman, termasuk produksi gula, sehingga buah menjadi kurang manis.

Mengabaikan pH tanah berarti mengabaikan fondasi dasar penyerapan nutrisi. Oleh karena itu, penting untuk secara rutin mengukur dan menyesuaikan pH tanah agar sesuai dengan kebutuhan spesifik tanaman buah yang dibudidayakan untuk mendukung kemanisan buah yang optimal.

6. Tidak Melakukan Uji Tanah

Banyak petani atau pekebun seringkali melakukan pemupukan berdasarkan asumsi atau rekomendasi umum tanpa mengetahui kondisi spesifik tanah mereka. Ini adalah kesalahan fatal karena setiap lahan memiliki karakteristik tanah dan kandungan nutrisi yang berbeda. Tanpa uji tanah, sulit untuk mengetahui nutrisi apa yang kurang, apa yang berlebihan, dan berapa dosis yang tepat untuk diberikan.

Banyak penanam tidak menguji tanah dan tanaman mereka, atau melakukannya hanya sesekali. Padahal, dengan menguji tanah dan tanaman, seseorang bisa mengetahui jenis pupuk apa yang sesuai dengan kebutuhannya. Untuk mencapai keberhasilan dalam pemupukan, penting untuk melakukan pengujian terhadap tanah, tanaman, dan air sebelum memberikan pupuk.

Uji tanah secara berkala akan memberikan informasi akurat mengenai kebutuhan hara makro dan mikro, serta pH tanah. Dengan informasi ini, pemupukan dapat dilakukan secara tepat sasaran, menghindari kekurangan atau kelebihan nutrisi yang justru merugikan, dan pada akhirnya mendukung produksi buah yang tidak hanya lebat tetapi juga manis.

7. Pemupukan Tidak Seimbang (Fokus Hanya pada NPK)

Banyak pekebun cenderung hanya fokus pada tiga unsur hara makro utama: Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K), yang dikenal sebagai NPK. Meskipun NPK sangat penting, tanaman juga membutuhkan unsur hara sekunder seperti Kalsium, Magnesium, Sulfur, serta mikronutrien seperti Boron, Seng, Mangan, Besi, Tembaga, dan Molibdenum dalam jumlah yang lebih kecil.

Kekurangan salah satu dari unsur-unsur ini, bahkan dalam jumlah kecil, dapat membatasi pertumbuhan tanaman secara keseluruhan dan memengaruhi kualitas buah, termasuk kemanisannya. Pemberian pupuk makro saja dirasa kurang cukup untuk meningkatkan rasa pada jeruk; perlu juga dilakukan pemberian pupuk mikro agar rasa buahnya menjadi manis dan enak. Misalnya, Kalsium berperan dalam memperkuat struktur sel buah, sementara Boron membantu translokasi gula.

Jika pemupukan hanya berfokus pada NPK tanpa memperhatikan kebutuhan mikronutrien, tanaman mungkin akan tumbuh subur secara vegetatif, tetapi buahnya tidak akan mencapai potensi kemanisan maksimal. Oleh karena itu, pemupukan yang seimbang dengan mempertimbangkan semua unsur hara yang dibutuhkan tanaman adalah kunci untuk menghasilkan buah yang tidak hanya lebat tetapi juga manis dan berkualitas.

Pertanyaan dan Jawaban Seputar Topik

1. Mengapa pemupukan nitrogen berlebihan membuat buah tidak manis?

Jawaban: Kelebihan nitrogen mendorong pertumbuhan vegetatif, mengalihkan energi dari pembentukan gula dalam buah, sehingga buah tinggi air dan rendah gula.

2. Apa peran kalium dalam kemanisan buah?

Jawaban: Kalium berfungsi mengangkut gula dari daun ke buah, esensial untuk akumulasi gula optimal dan meningkatkan nilai Brix buah.

3. Mengapa pH tanah penting untuk kualitas buah?

Jawaban: pH tanah memengaruhi ketersediaan nutrisi; pH yang tidak sesuai menghambat penyerapan hara, termasuk yang dibutuhkan untuk produksi gula.

4. Apa saja kesalahan waktu pemupukan yang harus dihindari?

Jawaban: Hindari pemupukan di fase salah (misal N tinggi saat generatif), saat kondisi lingkungan tidak ideal (panas/kering), atau terlalu dini/terlambat.

5. Mengapa tidak cukup hanya fokus pada pupuk NPK untuk buah manis?

Jawaban: Tanaman juga butuh unsur hara sekunder dan mikronutrien; kekurangan salah satunya dapat membatasi pertumbuhan dan kemanisan buah.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |