Liputan6.com, Jakarta - Fenomena pariwisata global terus berkembang pesat, namun pertumbuhan ini seringkali datang dengan biaya lingkungan dan sosial yang tinggi. Banyak destinasi populer di seluruh dunia kini berjuang mengatasi dampak negatif dari jumlah pengunjung yang membludak, mulai dari kerusakan ekosistem hingga hilangnya keaslian budaya.
Menjelang tahun 2026, tantangan-tantangan ini diperkirakan akan semakin memuncak, menjadikan beberapa lokasi ikonik kurang ideal untuk dikunjungi. Isu seperti overtourism, polusi, dan tekanan pada infrastruktur lokal telah mencapai titik kritis di banyak tempat.
Liputan6.com akan menyajikan daftar 10 tempat wisata yang sebaiknya dipertimbangkan ulang untuk dikunjungi pada tahun 2026. Tujuannya adalah untuk mendorong pariwisata yang lebih bertanggung jawab dan berkelanjutan. Simak daftarnya sebagai berikut, Senin (15/12/2025).
1. Venesia, Italia
Venesia telah lama bergulat dengan masalah overtourism yang parah, mengancam infrastruktur kota, lingkungan, dan kualitas hidup penduduk lokal. Jumlah pengunjung yang jauh melebihi kapasitas kota menyebabkan kerusakan pada bangunan bersejarah, polusi, dan pengungsian penduduk setempat.
Meskipun kota ini telah memperkenalkan biaya masuk bagi pengunjung harian mulai tahun 2024, tekanan terhadap sumber daya dan lingkungan kota diperkirakan akan tetap tinggi pada tahun 2026. Langkah-langkah seperti biaya masuk dan pembatasan kapal pesiar besar bertujuan mengurangi dampak pariwisata massal, namun keberlanjutan jangka panjang kota ini masih menjadi perhatian utama.
Oleh karena itu, kunjungan ke Venesia pada tahun 2026 mungkin tidak akan memberikan pengalaman yang otentik dan justru berpotensi memperburuk kondisi yang ada.
2. Gunung Everest, Nepal
Puncak tertinggi di dunia ini menghadapi masalah serius terkait overtourism, penumpukan sampah, dan dampak lingkungan yang merusak. Jumlah pendaki yang terus meningkat setiap tahun menyebabkan kemacetan di jalur pendakian, peningkatan jumlah sampah, dan tekanan besar pada ekosistem pegunungan yang rapuh.
Pada tahun 2026, masalah ini diperkirakan akan terus berlanjut, dengan kekhawatiran tentang keselamatan pendaki dan keberlanjutan lingkungan. Pemerintah Nepal telah berupaya menerapkan peraturan yang lebih ketat, tetapi tantangan logistik dan komersial membuat pengelolaan pariwisata di Everest tetap sulit.
Kondisi ini membuat Gunung Everest menjadi salah satu tempat wisata yang sebaiknya tidak dikunjungi pada 2026 jika tidak ada perubahan signifikan dalam pengelolaan.
3. Kepulauan Galapagos, Ekuador
Ekosistem unik dan rapuh di Kepulauan Galapagos sangat rentan terhadap dampak pariwisata massal. Peningkatan jumlah pengunjung dan kapal pesiar dapat mengganggu satwa liar endemik, memperkenalkan spesies invasif, dan merusak habitat alami.
Meskipun ada upaya konservasi yang ketat, tekanan pariwisata diperkirakan akan terus menjadi ancaman pada tahun 2026. UNESCO telah berulang kali menyatakan keprihatinan tentang dampak pariwisata terhadap integritas ekologis Galapagos, menyerukan pengelolaan yang lebih ketat.
Pertimbangan serius diperlukan bagi mereka yang ingin berkunjung, mengingat kerentanan ekosistem ini.
4. Antartika
Peningkatan pariwisata kapal pesiar ke Antartika menimbulkan kekhawatiran serius tentang dampak lingkungan terhadap benua es yang murni ini. Jumlah kapal pesiar dan penumpang yang mengunjungi Antartika terus meningkat, membawa risiko tumpahan bahan bakar, gangguan satwa liar, dan pengenalan spesies non-pribumi.
Pada tahun 2026, tekanan ini diperkirakan akan terus meningkat, dengan para ilmuwan dan konservasionis menyerukan pembatasan yang lebih ketat untuk melindungi ekosistem yang rentan ini. Para peneliti telah memperingatkan bahwa bahkan jejak kaki manusia yang kecil pun dapat memiliki dampak jangka panjang pada lingkungan Antartika yang sensitif.
Melindungi Antartika dari dampak pariwisata massal menjadi prioritas utama.
5. Great Barrier Reef, Australia
Terumbu karang terbesar di dunia ini menghadapi ancaman serius dari perubahan iklim, pemutihan karang, dan polusi. Perubahan iklim telah menyebabkan peristiwa pemutihan karang massal yang berulang, merusak sebagian besar terumbu karang dan mengancam keanekaragaman hayati laut.
Meskipun ada upaya konservasi, kondisi terumbu karang diperkirakan akan tetap rentan pada tahun 2026. Para ilmuwan memperkirakan bahwa tanpa tindakan global yang signifikan terhadap perubahan iklim, masa depan Great Barrier Reef sangat tidak pasti.
Kunjungan berpotensi memperburuk tekanan yang sudah ada, sehingga Great Barrier Reef menjadi salah satu tempat wisata yang sebaiknya tidak dikunjungi pada 2026.
6. Maya Bay, Thailand
Terkenal karena film "The Beach", Maya Bay di Koh Phi Phi Leh ditutup selama beberapa tahun untuk pemulihan lingkungan akibat overtourism. Penutupan dari tahun 2018 hingga 2022 diperlukan untuk memungkinkan ekosistem laut pulih dari kerusakan parah yang disebabkan oleh jutaan wisatawan.
Meskipun telah dibuka kembali dengan pembatasan ketat, risiko overtourism tetap ada. Kunjungan massal pada tahun 2026 dapat kembali mengancam proses pemulihan yang sedang berlangsung, meski pihak berwenang telah menerapkan batasan jumlah pengunjung.
Keberlanjutan jangka panjang Maya Bay masih menjadi perhatian serius.
7. Amsterdam, Belanda
Amsterdam adalah salah satu kota di Eropa yang paling menderita akibat overtourism, terutama di pusat kota dan distrik lampu merah. Pemerintah kota telah mengambil berbagai langkah untuk mengurangi jumlah wisatawan, termasuk melarang tur kelompok dan membatasi pembangunan hotel baru.
Pada tahun 2026, upaya untuk mengelola pariwisata diperkirakan akan terus berlanjut. Wisatawan mungkin menemukan pengalaman yang kurang otentik atau lebih banyak pembatasan, seperti kampanye 'Stay Away' yang menargetkan wisatawan pencari pesta.
Hal ini bertujuan untuk menarik pengunjung yang lebih menghargai budaya dan warisan kota.
8. Kyoto, Jepang
Kyoto, dengan kuil-kuil kuno dan distrik geisha-nya, telah mengalami overtourism yang signifikan, terutama di area-area populer seperti Gion. Penduduk lokal telah mengeluhkan perilaku tidak sopan dari wisatawan, kemacetan di transportasi umum, dan kerusakan pada lingkungan budaya.
Pada tahun 2026, masalah ini diperkirakan akan tetap menjadi perhatian, dengan kemungkinan pembatasan akses ke area tertentu atau pengalaman yang kurang menyenangkan karena keramaian. Pemerintah kota dan asosiasi lokal telah berupaya mendidik wisatawan dan menerapkan aturan yang lebih ketat.
Langkah ini dilakukan untuk melindungi budaya dan lingkungan kota dari dampak pariwisata massal.
9. Dubrovnik, Kroasia
Kota tua Dubrovnik, situs Warisan Dunia UNESCO dan lokasi syuting "Game of Thrones", telah kewalahan oleh jumlah wisatawan, terutama dari kapal pesiar. Jumlah pengunjung yang membanjiri kota menyebabkan kemacetan, kerusakan pada infrastruktur, dan hilangnya keaslian kota bagi penduduk lokal.
Meskipun ada upaya untuk membatasi jumlah kapal pesiar dan pengunjung, tekanan pariwisata diperkirakan akan tetap tinggi pada tahun 2026. Pemerintah kota telah menerapkan program 'Respect the City' untuk mengelola arus wisatawan dan mempromosikan pariwisata yang lebih berkelanjutan.
Namun, pengalaman otentik mungkin berkurang akibat keramaian.
10. Bali, Indonesia
Bali menghadapi tantangan signifikan terkait overtourism, pengelolaan sampah, dan dampak lingkungan dari pembangunan yang pesat. Peningkatan jumlah wisatawan telah menyebabkan masalah serius dalam pengelolaan sampah, polusi air, dan kemacetan lalu lintas, terutama di daerah-daerah populer.
Pada tahun 2026, meskipun pemerintah daerah berupaya mempromosikan pariwisata yang lebih berkualitas dan berkelanjutan, masalah-masalah ini diperkirakan akan tetap menjadi perhatian. Pemerintah Provinsi Bali telah memperkenalkan berbagai kebijakan, termasuk pajak turis, untuk mendanai upaya konservasi dan pengelolaan sampah.
Implementasi kebijakan ini masih terus berjalan, sehingga Bali termasuk tempat wisata yang sebaiknya tidak dikunjungi pada 2026 jika ingin menghindari dampak negatif tersebut.
People Also Ask
1. Mengapa beberapa tempat wisata sebaiknya tidak dikunjungi pada 2026?
Jawaban: Beberapa tempat wisata sebaiknya dipertimbangkan ulang untuk dikunjungi pada 2026 karena menghadapi tantangan serius seperti overtourism, dampak lingkungan yang parah, dan isu keberlanjutan yang mengancam keaslian serta ekosistemnya.
2. Apa dampak overtourism pada destinasi populer seperti Venesia dan Kyoto?
Jawaban: Overtourism di Venesia menyebabkan kerusakan infrastruktur, polusi, dan pengungsian penduduk lokal. Di Kyoto, hal ini menimbulkan keluhan dari penduduk tentang perilaku wisatawan, kemacetan, dan kerusakan lingkungan budaya.
3. Bagaimana pariwisata memengaruhi lingkungan di Gunung Everest atau Kepulauan Galapagos?
Jawaban: Di Gunung Everest, peningkatan pendaki menyebabkan penumpukan sampah dan tekanan pada ekosistem rapuh. Di Galapagos, pengunjung dapat mengganggu satwa liar endemik, memperkenalkan spesies invasif, dan merusak habitat alami.
4. Apa yang dilakukan destinasi seperti Amsterdam dan Bali untuk mengatasi overtourism?
Jawaban: Amsterdam menerapkan larangan tur kelompok dan kampanye 'Stay Away' untuk mengurangi wisatawan pesta. Bali memperkenalkan pajak turis dan kebijakan pengelolaan sampah untuk mendanai upaya konservasi dan keberlanjutan.
5. Apakah Great Barrier Reef masih layak dikunjungi pada 2026?
Jawaban: Great Barrier Reef menghadapi ancaman serius dari perubahan iklim dan pemutihan karang. Kondisinya diperkirakan tetap rentan pada 2026, sehingga kunjungan berpotensi memperburuk tekanan yang sudah ada pada ekosistemnya.

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5454883/original/036544000_1766579692-Tanaman_Basil.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5454470/original/088238500_1766560631-2.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5454813/original/059892900_1766573417-Gemini_Generated_Image_ght5myght5myght5_2.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5440748/original/014555700_1765443605-Tanaman_Kangkung.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3601860/original/065983700_1634177953-000_9PJ4CW.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5441991/original/026174300_1765523690-Bersihkan_Emas_Perhiasan_di_Rumah.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3599167/original/015337300_1633960857-WhatsApp_Image_2021-10-11_at_2.37.20_PM.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5453609/original/052113800_1766482712-Contoh_Tanaman_Aromatik_di_Dapur.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5419331/original/064204700_1763689880-unnamed__1_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5429251/original/076315400_1764578571-Stroberi.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4242441/original/050321700_1669633225-Tanaman_okra_merah.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5452631/original/051977500_1766412946-IMG_1533.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5452284/original/024089500_1766393811-Membersihkan_Emas_Pakai_Pasta_Gigi_4.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5453363/original/096211600_1766476057-Tanaman_Paprika_Merah.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3988054/original/054672600_1649316223-eduardo-jaeger-K7FJOFiCmOU-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4771366/original/095377800_1710334195-Ilustrasi_cabai_rawit.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5440866/original/049258100_1765446666-kebun1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2375575/original/026127600_1538739777-20181005-Emas-Antam-6.jpg)











:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5198305/original/085155700_1745540502-non-halal__2_.jpg)



:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4876286/original/008628000_1719462296-fotor-ai-2024062711338.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5330865/original/078886100_1756369537-WhatsApp_Image_2025-08-28_at_15.20.46_ad453f78.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5344658/original/039645300_1757490334-qq.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5332108/original/069461900_1756456597-pexels-cottonbro-4503273.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5342694/original/015573300_1757398921-cf41b2a1-e7f3-4e7f-9616-d961407df13b.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4424751/original/083762400_1683862221-worker-figures-helping-dig-coin-money-dollar-note-background.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/672525/original/bitcoint-140505-8-aji.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5165736/original/049527200_1742194452-Air_lemon.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5354936/original/050360400_1758268325-canopy_carport_5a.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5028256/original/032953400_1732871460-fotor-ai-20241129161044.jpg)