Wamenhut: Negara Tak Akan Biarkan 'Rumah' Gajah Sumatra Dirusak

4 hours ago 3

Jakarta, CNN Indonesia --

Wakil Menteri Kehutanan (Wamenhut) Rohmat Marzuki mengatakan pemerintah berkomitmen terhadap eksistensi habitat gajah sumatra (Elephas maximus sumatranus) di Bentang Alam Seblat, Bengkulu tidak rusak oleh aktivitas ilegal.

Rohmat menyatakan sudah turun langsung ke Bentang Alam Seblat, Bengkulu, Selasa (4/11). Dalam kunjungan via udara tersebut, Rohmat didampingi Sekretaris Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Kehutanan, Lukita Awang; Direktur Konservasi Kawasan, Sapto Aji Prabowo; dan Direktur Iuran dan Penatausahaan Hasil Hutan, Ade Mukadi.

Dia memaparkan pemantauan dari helikopter untuk melihat secara langsung sebaran lahan yang terindikasi dirambah, jalur akses ilegal, dan area hutan yang masih utuh di Bentang Alam Seblat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Koridor Seblat adalah rumah bagi gajah sumatra. Negara tidak akan membiarkan kawasan ini dirusak oleh aktivitas ilegal. Ini bukan hanya soal gajah, tapi tentang keberlanjutan ekosistem dan masa depan manusia," ujar Rohmat dilansir dari laman Kementerian Kehutanan, Selasa (4/11).

Rohmat mengatakan upaya pengamanan kawasan hutan merupakan bagian dari pelaksanaan arahan Presiden RI Prabowo Subianto untuk memperkuat penegakan hukum lingkungan.

Sejak Januari 2025, terang dia, Kementerian Kehutanan telah melaksanakan 44 operasi pengamanan hutan dari perambahan, dan sebanyak 21 di antaranya sudah P21 (berkas dinyatakan lengkap untuk dibawa ke persidangan).

Rohmat mengatakan pada Minggu (2/11) kemarin, Kemenhut melalui Balai Penegakan Hukum Kehutanan (Gakkumhut) Sumatera melaksanakan operasi pengamanan di kawasan Hutan Produksi Air Rami, Kecamatan Air Rami, Kabupaten Mukomuko.

Operasi itu dilakukan bersama Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), Dinas LHK Provinsi Bengkulu, KPH Bengkulu Utara, dan BKSDA Bengkulu.

Sebanyak 18 personel gabungan diterjunkan ke lapangan.

Operasi ini merupakan tindak lanjut laporan adanya aktivitas perambahan di kawasan Bentang Alam Seblat--koridor penting yang menjadi jalur alami migrasi gajah Sumatra.

Rohmat mengungkapkan hasil pemetaan awal mengidentifikasi lima titik dugaan pembukaan hutan, meliputi kawasan Hutan Produksi (HP), Hutan Produksi Terbatas (HPT), dan TNKS.

Pada 31 Oktober 2025 yang lalu, tim Resort TNKS telah memeriksa dan menemukan bukaan lahan baru sekitar 3-4 hektare yang diduga dilakukan pada bulan September 2025.

Fakta ini mengindikasikan adanya peningkatan aktivitas perambahan dalam beberapa bulan terakhir.

Dalam operasi pada 2 November, lanjut Rohmat, tim gabungan melakukan pemasangan papan larangan, penandaan garis PPNS Line, serta pengumpulan bahan keterangan (Pulbaket) dan penyelidikan awal terhadap pihak yang diduga terlibat.

"Langkah cepat ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menghentikan perusakan kawasan hutan serta menjaga fungsi ekologis Bentang Seblat," kata Rohmat.

Selain langkah penegakan hukum, pemerintah menyiapkan rencana pemulihan ekosistem melalui kolaborasi dengan pemerintah daerah, perusahaan yang beroperasi sah di sekitar kawasan, serta lembaga konservasi dan masyarakat.

Fokus utama kolaborasi ini mencakup rehabilitasi area yang telah terbuka; penertiban akses masuk liar; dan penguatan sistem monitoring satwa kunci, khususnya gajah sumatra.

Upaya pemulihan akan dilakukan melalui penanaman kembali vegetasi alami, termasuk tanaman pakan gajah di sepanjang koridor, serta penanaman barrier tanaman yang tidak disukai gajah, seperti eucalyptus, di batas yang berdekatan dengan permukiman masyarakat.

"Kami membuka ruang kolaborasi seluas-luasnya. Mari kita jaga bersama Bentang Alam Seblat, bukan hanya untuk gajah, tetapi juga untuk masa depan manusia yang bergantung pada hutan yang sehat," kata Rohmat.

Sikap koalisi

Sebelumnya, Koalisi Selamatkan Bentang Seblat menemukan seluas 1.585 hektare hutan habitat gajah di bentang alam Seblat telah hilang akibat dibabat dan dialihfungsikan menjadi tanaman sawit sepanjang periode Januari 2024 sampai Oktober 2025.

Kondisi tersebut mengancam eksistensi gajah sumatra di Provinsi Bengkulu.

Supintri Yohar dari Yayasan Auriga yang menjadi anggota koalisi mengungkapkan konversi hutan alam secara masif di wilayah Kabupaten Bengkulu Utara dan Kabupaten Mukomuko ini terjadi di area konsesi dua perusahaan kehutanan yaitu PT Anugerah Pratama Inspirasi (API) dan PT Bentara Arga Timber (BAT).

Supin mengatakan lokasi perambahan hutan habitat utama gajah, yang diduga menggunakan alat berat, berada dalam areal Hutan Produksi (HP) Air Rami dan Hutan Produksi Terbatas (HPT) Lebong Kandis.

Atas temuan tersebut, Supin mengatakan pihaknya telah menyurati Menteri Kehutanan pada Kamis, 30 Oktober 2025 sebagai bentuk keprihatinan atas praktik-praktik perusakan hutan yang terus terjadi di Bentang Seblat selama bertahun-tahun tanpa ada tindakan tegas, terutama upaya penegakan hukum kehutanan.

Sementara Anggota Forum KEE Ali Akbar meminta Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni untuk segera bertindak dan mengambil langkah tegas untuk memastikan keselamatan rumah terakhir gajah sumatra yang ada di Bengkulu.

Ali menuturkan laju kerusakan kawasan hutan Bentang Seblat dipertontonkan secara terbuka. Kata dia, tak ada tindakan yang berarti baik dari pemerintah Provinsi Bengkulu selaku pemangku kawasan maupun Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu-Lampung yang bertugas memastikan keselamatan kawasan gajah tersisa di Bengkulu.

Lebih miris lagi, terang Ali, Forum KEE menyoroti program konservasi kehutanan di Bentang Seblat yang dikelola Menteri Kehutanan melalui program Conserve (Catalyzing Optimum Management of Natural Heritage for Sustainability of Ecosystem, Resources and Viability of Endangered Wildlife Species) yang tujuan utamanya melestarikan habitat gajah sumatra di Bengkulu.

Dengan keberadaan program ini, seyogianya dapat memberikan dampak nyata dalam perlindungan ekosistem Bentang Seblat, terutama wilayah koridor gajah seluas 80.987 ha yang sudah ditetapkan pada tahun 2020.

"Jika berkacamata dari situasi sekarang di mana laju kerusakan kawasan hutan dilakukan secara terang-terangan, kawanan gajah yang semakin jarang ditemui, maka program ini perlu dievaluasi secara menyeluruh, program ini agenda utamanya adalah menyelamatkan satwa kunci seperti harimau dan gajah. Kawanan gajah yang semakin sulit ditemui menunjukkan bahwa populasi ini terancam!" kata Ali.

(ryn/fra)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |