Liputan6.com, Jakarta - Dalam menjalani kegiatan, stres sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian. Baik karena tekanan pekerjaan, masalah pribadi, hingga hal-hal kecil yang terjadi sehari-hari, stres bisa muncul kapan saja. Meski tidak selalu bisa dihindari, stres tetap bisa dikendalikan dengan cara yang tepat.
Ketika stres dibiarkan terus-menerus, dampaknya bisa serius terhadap kesehatan mental maupun fisik. Karena itu, penting bagi setiap orang untuk memiliki strategi ampuh dalam mengelola stres.
Ada tiga pendekatan yang bisa membantu mengatasi stres berdasarkan kondisi dan situasi: strategi jangka pendek (fast-acting), strategi jangka panjang (long-term), dan strategi berbasis penyelesaian masalah (problem-focused coping).
Ini dia ulasannya, seperti dilansir dari Very Well Mind, Kamis (26/6/2025):
1. Strategi Jangka Pendek
Strategi ini ditujukan untuk merespons stres secara cepat, terutama dalam situasi mendadak atau ketika sedang berada di bawah tekanan besar.
Keunggulan utama dari strategi ini adalah kemudahannya untuk diterapkan kapan saja dan di mana saja, serta hasilnya yang bisa langsung dirasakan.
Pekerjaan ibu rumah tangga sepertinya merupakan pekerjaan yang mudah, namun sebenarnya membuat ibu lumayan stres.
Cara Mengatasi Stres
Beberapa cara yang dapat dilakukan:
- Meditasi Singkat
Hanya dalam waktu 3–5 menit, meditasi bisa membantu menenangkan pikiran dan memusatkan perhatian. Anda cukup duduk diam, fokus pada napas dan biarkan pikiran negatif lewat begitu saja tanpa direspons.
Teknik ini sangat cocok dilakukan sebelum rapat penting atau setelah menghadapi percakapan yang menegangkan.
- Latihan Pernapasan Teratur
Dengan mengambil napas dalam dan menghembuskannya perlahan, tubuh akan merespons dengan menurunkan detak jantung dan tekanan darah.
Cukup luangkan waktu beberapa menit untuk menarik napas dalam melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut secara perlahan. Cara ini bisa meredakan kecemasan dalam waktu singkat.
- Pelukan atau Kontak Fisik
Memberi atau menerima pelukan bisa memicu pelepasan hormon oksitosin, yang dikenal sebagai “hormon cinta."
Hormon ini membantu menurunkan kadar stres dan meningkatkan perasaan bahagia. Bahkan sentuhan sederhana seperti berjabat tangan atau menepuk punggung bisa memberikan efek positif secara psikologis.
2. Strategi Jangka Panjang
Berbeda dengan strategi jangka pendek, pendekatan ini lebih bersifat preventif. Tujuannya adalah membentuk gaya hidup sehat dan kebiasaan positif yang membuat tubuh dan pikiran lebih tangguh dalam menghadapi tekanan hidup.
Beberapa langkah yang dapat diambil:
- Rutin Berolahraga
Aktivitas fisik seperti berjalan kaki, bersepeda, yoga, atau berenang bisa meningkatkan produksi endorfin — zat kimia alami di otak yang berperan dalam meningkatkan suasana hati.
Olahraga teratur juga membantu mengurangi ketegangan otot dan memperbaiki kualitas tidur.
- Pola Makan Sehat dan Seimbang
Konsumsi makanan bergizi tinggi seperti sayuran, buah, biji-bijian, dan protein tanpa lemak bisa memperkuat sistem saraf dan mengurangi reaktivitas terhadap stres.
Hindari makanan olahan dan tinggi gula, karena dapat memicu fluktuasi emosi dan energi yang tidak stabil.
- Sediakan Waktu untuk Rekreasi dan Relaksasi
Jadwalkan waktu khusus untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan, seperti membaca buku, berkebun, mendengarkan musik, atau sekadar berjalan-jalan di taman.
Memberi ruang untuk diri sendiri beristirahat dari rutinitas adalah langkah penting dalam menjaga keseimbangan hidup.
Strategi ini mungkin tidak memberikan hasil instan, namun dampaknya sangat besar untuk jangka panjang. Pikiran menjadi lebih tenang, daya tahan terhadap tekanan meningkat, dan kualitas hidup pun secara keseluruhan ikut membaik.
3. Strategi Fokus pada Solusi
Saat stres berasal dari masalah spesifik yang bisa diselesaikan, maka pendekatan yang paling efektif adalah problem-focused coping atau strategi yang fokus pada solusi. Berbeda dengan pendekatan yang hanya meredakan perasaan, strategi ini langsung menarget sumber stres.
Cara-cara yang bisa diterapkan antara lain:
- Evaluasi dan Revisi To-Do List
Terkadang, beban kerja terasa berat karena kita terlalu banyak menumpuk tugas atau target yang tidak realistis.
Dengan meninjau ulang daftar tugas harian, kita bisa menyusun ulang prioritas, menunda hal-hal yang tidak mendesak, dan menghindari kelelahan yang tidak perlu.
- Latih Manajemen Waktu yang Lebih Baik
Gunakan teknik seperti time-blocking atau metode Pomodoro untuk mengatur waktu kerja dan istirahat secara seimbang. Manajemen waktu yang baik membuat kita merasa lebih terkontrol, mengurangi kemungkinan panik atau terburu-buru.
- Hilangkan Kegiatan yang Tidak Produktif
Setelah melakukan evaluasi, mungkin ada kegiatan yang justru menambah stres, bukan menguranginya. Misalnya, terlalu banyak menggunakan media sosial, multitasking berlebihan, atau terlalu sering mengatakan “iya” pada permintaan orang lain.
Belajar berkata “tidak” bisa menjadi langkah penting dalam menjaga kesehatan mental.
Strategi ini sangat berguna jika Anda ingin benar-benar menyelesaikan masalah, bukan hanya menghindarinya. Dengan fokus pada solusi, Anda bisa mencegah stres serupa muncul kembali di masa depan.