Korporasi Tetap Borong Bitcoin Meski Pasar Terkoreksi, Simak Daftarnya

3 weeks ago 26
Web Berita Live Siang Akurat Terbaru

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan publik telah membeli 95.431 Bitcoin (BTC) pada kuartal I 2025, jumlah tertinggi yang pernah ada untuk periode tiga bulanan. Hal ini dilaporkan oleh manajer aset Bitwise pada 14 April 2025.

Dengan aksi borong ini, maka total kepemilikan Bitcoin oleh korporasi menjadi 688.000 BTC, yang mewakili sekitar 3,3% dari total pasokan yang ada di dunia.

Dikutip dari cryptopotato, Rabu (16/4/2025), Kepemilikan Bitcoin oleh perusahaan ini merupakan peningkatan sebesar 16% dari kuartal sebelumnya, yang juga merupakan peningkatan besar untuk akumulasi BTC.

Di kuartal I 2025, terdapat 12 perusahaan baru berinvestasi dalam aset tersebut selama, sehingga jumlah total investor BTC oleh korporasi menjadi 79 perusahaan.

Strategy, yang sebelumnya bernama MicroStrategy, adalah pemimpin kepemilikan Bitcoin oleh Korporasi dengan jumlah 531.644 BTC setelah pembelian terakhirnya sebesar 3.459 BTC seharga USD 286 juta pada 14 April 2025.

Ini setara dengan sekitar 77% dari total jumlah aset yang dibeli oleh perusahaan.

Strategy melaporkan bahwa mereka telah memperoleh total aset senilai USD 36 miliar dengan harga rata-rata USD 67.556 per BTC.

MARA Holdings adalah perusahaan terbesar kedua, dengan 47.531 BTC, atau sekitar 7% dari total, per tanggal 31 Maret.

Perusahaan penambangan Bitcoin Riot Platforms dan Cleanspark adalah yang ketiga dan keempat terbesar, dengan masing-masing 2,8% dan 1,7% dari total pangsa kepemilikan BTC perusahaan.

Perusahaan investasi Bitcoin asal Jepang, Metaplanet, juga membeli saat harga sedang turun minggu ini dengan membeli 319 BTC senilai sekitar USD 26 juta pada tanggal 14 April. Meskipun perusahaan tersebut memiliki kurang dari 1% dari total kepemilikan BTC perusahaan, perusahaan tersebut merupakan pemegang Bitcoin terbesar di Asia.

Pembelian Bitcoin besar-besaran ini sangat luar biasa karena aset tersebut telah terkoreksi sebesar 24% dari titik tertinggi sepanjang masa pada tanggal 20 Januari hingga mengakhiri periode tiga bulan di angka USD 82.350.

Intip Proyeksi Harga Bitcoin pada 2025 dari Robert Kiyosaki hingga Michael Saylor

Harga Bitcoin masih mengalami gejolak harga signifikan dalam beberapa pekan terakhir. Penyebab utama gejolak harga ini adalah meningkatnya sentimen perang dagang yang disebabkan kebijakan tarif Presiden AS, Donald Trump.

Harga Bitcoin sempat terkoreksi hingga USD 75.000 atau setara Rp 1,25 miliar (asumsi kurs Rp 16790 per dolar AS) sebelum akhirnya kembali stabil di kisaran USD 84.000 atau setara Rp 1,41 miliar. Meskipun begitu, harga Bitcoin telah turun cukup dalam dibandingkan harga tertinggi sepanjang masa di kisaran USD 108.000 atau setara Rp  Rp 1,81 miliar.

Meski mengalami gejolak harga signifikan, beberapa tokoh ternama industri kripto sejak awal tahun telah memberikan pandangan terkait potensi harga Bitcoin sepanjang 2025. Melansir berbagai sumber, Rabu (15/4/2025), berikut proyeksi harga Bitcoin sepanjang 2025 dari berbagai tokoh kripto ternama.

Robert Kiyosaki (Penulis "Rich Dad Poor Dad")

Robert Kiyosaki, penulis buku finansial legendaris Rich Dad Poor Dad, kembali menunjukkan keyakinannya terhadap Bitcoin sebagai salah satu instrumen lindung nilai terbaik terhadap inflasi dan kejatuhan ekonomi global. 

Ia secara terbuka menyebut bahwa dunia sedang menuju krisis besar akibat pencetakan uang yang tidak terkendali oleh bank sentral.

“Saya membeli lebih banyak Bitcoin. Saya percaya BTC akan mencapai USD 350.000 pada 2025. Perak akan menembus USDd 100. Emas akan melonjak ke USD 5.000. Dunia keuangan sedang runtuh,” ujarnya.

Dia menuturkan, aset seperti Bitcoin tidak hanya berfungsi sebagai investasi, tapi juga sebagai bentuk asuransi finansial terhadap sistem ekonomi yang dianggap sudah rapuh.

Michael Saylor (Executive Chairman MicroStrategy)

Michael Saylor mungkin adalah tokoh paling ikonik dalam hal advokasi Bitcoin di dunia korporasi. Sejak 2020, perusahaannya, MicroStrategy, telah mengalihkan sebagian besar cadangan kas mereka ke Bitcoin. Ia berulang kali menyatakan bahwa Bitcoin adalah "aset penyimpan nilai paling unggul yang pernah diciptakan manusia."

Dalam berbagai wawancara publik, termasuk dengan CNBC dan Bloomberg, Saylor menekankan terkait kelangkaan Bitcoin.

“Bitcoin adalah properti digital yang paling langka. Ketika dunia menyadari bahwa hanya ada 21 juta BTC untuk 8 miliar orang, harga $1 juta per koin akan terlihat murah,” ujarnya

Ia memperkirakan harga BTC bisa mencapai USD 500.000 hingga USD 1.000.000 dalam dua tahun mendatang, terutama jika institusi besar dan sovereign wealth fund mulai menjadikan Bitcoin sebagai cadangan strategis.

Anthony Scaramucci (Founder SkyBridge Capital)

Anthony Scaramucci, mantan Direktur Komunikasi Gedung Putih dan kini pendiri firma investasi SkyBridge Capital, adalah sosok investor institusional yang telah lama mempromosikan Bitcoin sebagai aset masa depan. 

Ia memandang Bitcoin bukan sekadar komoditas digital, tetapi sebagai kelas aset yang akan menjadi bagian penting dari portofolio global.

“Jika Bitcoin bisa mempertahankan statusnya sebagai emas digital, maka nilainya bisa mencapai USD 200.000 pada tahun 2025. Kami melihat minat besar dari klien institusi dalam beberapa bulan terakhir,” ujar Scaramucci

Ia menekankan infrastruktur regulasi dan keuangan yang kini sudah mulai terbentuk akan membuat Bitcoin lebih mudah diakses dan dipercaya oleh lembaga besar.

Samson Mow (CEO JAN3)

Samson Mow, mantan eksekutif Blockstream dan kini CEO perusahaan infrastruktur Bitcoin JAN3, memegang pandangan ultra-bullish terhadap BTC. Ia dikenal karena usahanya mendorong adopsi Bitcoin sebagai alat pembayaran resmi di berbagai negara berkembang. 

Menurut Mow, struktur pasar Bitcoin saat ini sangat unik penawaran yang makin terbatas bertemu dengan permintaan institusional yang melonjak pasca ETF spot Bitcoin disetujui di AS dan beberapa negara lain.

“Bitcoin bisa menyentuh USD 1 juta lebih cepat dari yang kita perkirakan. Likuiditas makin ketat, dan permintaan institusi mulai menggila. Kita sedang menyaksikan momen historis,” kata Mow

Ia percaya bahwa "supercycle" Bitcoin bisa dimulai kapan saja, dengan harga meroket secara eksponensial karena tidak seimbangnya pasokan dan permintaan.

Tom Lee (Kepala Riset Fundstrat Global Advisors)

Tom Lee adalah salah satu analis Wall Street yang paling disegani dalam hal riset pasar kripto. Ia terkenal karena berhasil memprediksi bull run Bitcoin di masa lalu dan kini kembali menyuarakan optimisme terhadap potensi harga BTC di 2025.

Dalam berbagai forum keuangan, Lee menyebut bahwa pola historis Bitcoin yang berulang setiap pasca-halving menunjukkan potensi reli harga yang kuat. Ia mengatakan:

“Siklus pasar Bitcoin setelah halving biasanya membawa reli yang luar biasa. Target kami untuk akhir 2025 adalah USD 250.000, dan itu masih dalam kategori konservatif jika mempertimbangkan dinamika pasar saat ini,” ujarnya 

Lee percaya, keberhasilan ETF dan makin stabilnya regulasi menjadi pendorong utama lonjakan harga.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |