Hukum Membagikan Daging Kurban ke Nonmuslim, Begini Kata UAH dan Buya Yahya

5 days ago 9

Liputan6.com, Jakarta Hari Raya Idul Adha tinggal beberapa bulan lagi, dan sebagai umat Islam menyambutnya dengan penuh suka cita. Bagi mereka yang akan berkurban, persiapan hewan kurban pun mulai dilakukan.

Penyembelihan hewan kurban dilaksanakan setelah salat Id pada 10 Dzulhijjah dan dapat dilakukan hingga hari tasyrik, yaitu tiga hari setelah Idul Adha (11-13 Dzulhijjah). Hukum berkurban adalah sunnah, sehingga bagi yang mampu, dianjurkan untuk membeli dan menyembelih hewan kurban pada waktu yang telah ditentukan.

Daging kurban yang telah disembelih kemudian dibagikan kepada banyak orang dengan cakupan penerima yang lebih luas dibandingkan zakat. Bahkan, orang yang berkurban juga diperbolehkan menikmati sebagian dagingnya sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah.

Ulama kharismatik, Ustadz Adi Hidayat (UAH), menekankan bahwa dalam pembagian daging kurban, sebaiknya memprioritaskan orang-orang terdekat di sekitar shohibul qurban, terutama mereka yang tergolong fakir atau miskin.

“Jika kebutuhan di lingkungan sekitar sudah terpenuhi, barulah bisa diberikan kepada yang lebih jauh. Jangan sampai tertukar. Sangat baik jika ingin berkurban di tempat yang jauh, tetapi perhatikan dulu kondisi di sekitar tempat tinggal. Jika lingkungan sekitar sudah cukup, barulah boleh mengarahkan kurban ke daerah lain yang lebih membutuhkan,” jelas UAH dalam kanal YouTube Surau Kita. 

Berikut informasi lengkap yang dirangkum dari berbagai sumber, Jumat (7/3/2025).

Masjid Istiqlal akan menyembelih puluhan sapi dan belasan kambing. Penyembelihan akan dilakukan pada Senin Malam 12 September 2016

Promosi 1

Pendapat dari Pemuka Agama

UAH mengatakan, daging kurban boleh diberikan kepada nonmuslim. Hal ini sebagai syiar rasa cinta, rasa berbagi, dan nilai toleransi. Bahkan dapat diniatkan dengan daging kurban yang diberikan mendatangkan petunjuk Allah SWT. 

“Anda sampaikan datang dengan penuh senyuman. Kalau bisa Anda sertakan dengan sembako yang lain misalnya. Ketika ditanya, apa ini pak? Ya inilah yang diperintahkan oleh Al-Qur’an, oleh Nabi Muhammad SAW dalam hadisnya supaya kita untuk saling berbagi,” kata UAH mencontohkan.

Sementara itu, Pengasuh LPD Al Bahjah KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya menjelaskan, daging kurban Idul Adha boleh diberikan kepada nonmuslim. Namun, tidak semua nonmuslim dapat diberi daging kurban.

“Kalau kafir harbi, orang kafir yang memusuhi Islam gak boleh kita kasih. Tapi kalau orang kafir yang hidup berdampingan dengan kita (kafir dzimmi) orang nonmuslim Yahudi, Nasrani, Hindu, Budha di kanan-kiri kita boleh untuk mereka,” jelasnya dikutip dari YouTube Al Bahjah TV.

Lebih lanjut Buya Yahya mengatakan, kebolehan memberikan daging kurban kepada nonmuslim tergantung jenis kurbannya. Menurut pendapat mazhab Syafi’i, apabila kurbannya wajib karena nazar maka tidak boleh diberikan. Akan tetapi, kalau kurban sunnah boleh diberikan.

“Tapi jumhur ulama mengatakan boleh, tapi hukumnya makruh. Makruh itu bukan sesuatu yang haram. Bahkan bisa saja kemakruhan itu akan hilang jika melihat pentingnya kebersamaan yang harus diwujudkan di saat hidup bertetangga,” jelas Buya Yahya.

Panduan Pembagian Daging Kurban dalam Islam

Ibadah kurban merupakan salah satu bentuk ketakwaan kepada Allah SWT yang memiliki nilai sosial yang tinggi. Dalam ajaran Islam, penyembelihan hewan kurban tidak hanya sebagai bentuk ketaatan kepada Allah, tetapi juga sebagai sarana berbagi kebahagiaan dengan sesama, terutama bagi mereka yang kurang mampu. Oleh karena itu, terdapat aturan khusus mengenai pembagian daging kurban agar manfaatnya dapat dirasakan oleh sebanyak mungkin orang.

Dalam Islam, daging kurban sebaiknya dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu untuk shahibul kurban dan keluarganya, fakir miskin, serta tetangga dan kerabat. Pembagian ini didasarkan pada anjuran Rasulullah SAW agar setiap orang dapat merasakan berkah dari ibadah kurban.

1. Sepertiga Bagian untuk Shahibul Kurban dan Keluarganya

Shahibul kurban, yaitu orang yang berkurban, dianjurkan untuk menikmati sebagian daging dari hewan yang ia sembelih. Mengonsumsi daging kurban merupakan bentuk rasa syukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah SWT. Rasulullah SAW juga menganjurkan umat Islam untuk tidak hanya menyembelih hewan kurban, tetapi juga turut merasakan hasil dari ibadah tersebut bersama keluarga.

Dengan menikmati daging kurban, shahibul kurban dan keluarganya dapat merasakan kebahagiaan bersama, sekaligus mengenang kembali kisah keteladanan Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS dalam menjalankan perintah Allah SWT. Namun, perlu diingat bahwa bagian yang dikonsumsi oleh keluarga tidak boleh berlebihan agar tetap ada bagian yang cukup untuk dibagikan kepada orang lain yang lebih membutuhkan.

2. Sepertiga Bagian untuk Fakir Miskin sebagai Sedekah

Salah satu tujuan utama dari kurban adalah berbagi dengan mereka yang kurang mampu. Oleh karena itu, sepertiga bagian dari daging kurban dianjurkan untuk disedekahkan kepada fakir miskin. Banyak dari mereka yang jarang dapat menikmati daging dalam kesehariannya, sehingga momen Idul Adha menjadi kesempatan bagi kaum muslimin untuk berbagi kebahagiaan dengan mereka.

Membagikan daging kurban kepada fakir miskin juga merupakan bentuk ibadah sosial yang sangat dianjurkan dalam Islam. Dengan adanya pembagian ini, kaum dhuafa dapat merasakan kenikmatan yang sama dengan umat Islam lainnya di hari raya. Rasulullah SAW sangat menekankan pentingnya berbagi kepada mereka yang membutuhkan, sehingga pembagian daging kurban menjadi wujud nyata dari nilai-nilai kasih sayang dan kepedulian dalam Islam.

3. Sepertiga Bagian untuk Tetangga dan Kerabat sebagai Bentuk Silaturahmi

Bagian terakhir dari daging kurban dianjurkan untuk diberikan kepada tetangga dan kerabat, baik yang mampu maupun yang kurang mampu. Hal ini bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi dan memperkuat hubungan sosial dalam masyarakat.

Dengan berbagi daging kurban kepada tetangga dan kerabat, ukhuwah Islamiyah dapat semakin terjalin erat. Memberikan daging kurban kepada orang-orang di sekitar kita juga dapat meningkatkan rasa kebersamaan dan kepedulian terhadap sesama. Islam mengajarkan bahwa menjalin hubungan baik dengan tetangga merupakan bagian dari akhlak yang mulia, dan berbagi daging kurban adalah salah satu cara untuk mewujudkannya.

Panduan Konsumsi Daging Kurban oleh Shahibul Kurban

Meskipun shahibul kurban diperbolehkan untuk mengonsumsi sebagian dari daging kurban, terdapat beberapa ketentuan yang sebaiknya diperhatikan agar tetap sesuai dengan nilai-nilai Islam.

1. Membatasi Jumlah yang Dikonsumsi

Shahibul kurban dianjurkan untuk tidak mengonsumsi lebih dari sepertiga bagian dari total daging kurban. Meskipun tidak ada batasan yang sangat ketat dalam hal ini, menjaga keseimbangan dalam pembagian akan memastikan bahwa manfaat daging kurban dapat dirasakan oleh lebih banyak orang.

Mengonsumsi daging kurban secukupnya juga mencerminkan sikap berbagi dan tidak berlebihan dalam menikmati rezeki yang diberikan oleh Allah SWT. Dengan demikian, daging yang tersedia dapat lebih merata dan dinikmati oleh banyak pihak.

2. Mengutamakan Hak Orang Lain yang Lebih Membutuhkan

Dalam Islam, kepedulian terhadap sesama sangat ditekankan. Oleh karena itu, shahibul kurban dianjurkan untuk lebih memperhatikan hak orang lain, terutama mereka yang lebih membutuhkan. Jika terdapat banyak fakir miskin di sekitar, maka akan lebih baik jika bagian yang diberikan kepada mereka diperbesar agar lebih banyak orang yang merasakan manfaatnya.

Sikap ini tidak hanya mendatangkan keberkahan bagi shahibul kurban, tetapi juga memperkuat rasa solidaritas dalam masyarakat. Dengan memberikan daging kepada yang membutuhkan, kita dapat membantu mereka merasakan kebahagiaan di hari raya dan mengurangi kesenjangan sosial.

3. Menyesuaikan dengan Kondisi dan Kebutuhan Masyarakat

Dalam kondisi tertentu, seperti ketika terjadi bencana atau dalam situasi di mana banyak orang mengalami kesulitan ekonomi, shahibul kurban dianjurkan untuk lebih banyak membagikan dagingnya kepada mereka yang sangat membutuhkannya.

Misalnya, jika suatu daerah mengalami krisis pangan atau terdapat banyak orang yang kekurangan gizi, maka lebih bijak jika daging kurban lebih banyak dialokasikan kepada mereka. Hal ini mencerminkan nilai utama dari ibadah kurban, yaitu membantu sesama dan memberikan manfaat bagi masyarakat luas.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |