Liputan6.com, Jakarta - Dalam hidup, manusia tidak akan bisa lepas dari dikritik atau mengkritik orang lain. Jadi ini adalah sesuatu yang harus kita semua hadapi sehari-hari.
Baik itu di tempat kerja, dalam sebuah hubungan, bahkan dengan orang asing di dunia maya yang begitu luas dan tidak bisa dihindari.
Selain itu, pada kenyataannya kritik pun tidak selalu terasa menyenangkan. Ada beberapa orang yang suka mengkritik tajam tanpa merasa omongannya justru menyakitkan orang lain.
Alhasil, akan membekas di pikiran, terutama di saat kritik menyentuh hati, mengejutkan perasaan, hingga bisa menimbulkan gangguan kesehatan mental seseorang.
Namun tidak semua kritik harus ditanggapi ataupun dihindari agar Anda tidak cepat merasa kelelahan secara emosional. Cara lain yang bisa dilakukan yaitu dengan kecerdasan emosional, yang membantu kita berhenti sejenak, merenung, dan menanggapi alih-alih bereaksi berdasarkan dorongan hati.
Melansir dari Times of India, Senin (23/5/2025), kecerdasan emosional berarti memahami emosimu sendiri dan mampu menangani situasi interpersonal dengan tenang dan bijaksana. Ketika seseorang mengkritik kita, ego kita mungkin akan membela atau menyangkalnya.
Namun, kecerdasan emosional yang tinggi membantu kita mengidentifikasi bahwa tidak semua kritik dimaksudkan untuk menyakiti, dan bahkan kritik yang kasar pun dapat mengandung pelajaran berharga jika kita tahu cara memetik pelajaran darinya.
Ini dia beberapa tips yang bisa diikuti agar Anda tidak gampang baper dan tersinggung dengan kritikan orang lain.
Sampai saat ini kasus dugaan keracunan MBG ini masih terus bertambah, yang terakhir dugaan keracunan usai santap MBG di Bogor ini sebanyak 171 pelajar dan juga guru dari enam sekolah. Memang angkanya jika dibandingkan dengan penerimanya terbilang kec...
1. Berhenti sejenak sebelum bereaksi
Momen pertama setelah menerima kritik sering kali merupakan saat yang paling emosional. Daripada langsung bereaksi, lebih baik mundur sejenak dan menarik napas.
Anda perlu mengambil jeda sejenak. Alasannya karena hal ini dapat membantu menenangkan diri dan menghindari mengatakan sesuatu yang defensif atau emosional yang mungkin akan disesali di kemudian hari.
Dengan menciptakan ruang antara apa yang dikatakan dan bagaimana seseorang merespons, otak dapat memproses umpan balik dengan lebih jelas dan mengurangi ego.
2. Pisahkan pesan dari nada suara pengkritik
Terkadang kritikan disampaikan dengan buruk, tetapi itu tidak berarti kritikan tersebut tidak benar. Seseorang mungkin berbicara kasar, tetapi pendapatnya tetap valid. Kecerdasan emosional membantu Anda mendengarkan pesannya, bukan hanya nadanya.
Cobalah untuk bertanya kepada diri sendiri, "Apa yang sebenarnya ingin dikatakan orang ini?" alih-alih hanya berfokus pada cara mereka mengatakannya.
3. Berani ajukan pertanyaan
Anda pasti sering mendengar kalau seseorang tidak akan mengerti apa yang diinginkan atau perasaan Anda jika tidak berani diungkapkan. Maka dari itu, jangan dipendam jika Anda merasa ada sesuatu yang tidak beres atau hal-hal negatif lain yang mungkin mengganggu.
Jadi, alih-alih menutup diri, mulailah percakapan dengan rasa ingin tahu.
Ajukan pertanyaan yang bijaksana seperti, "Bisakah Anda membantu saya memahami apa yang membuat Anda merasa seperti itu?" atau "Menurut Anda, apa yang bisa saya lakukan secara berbeda?"
Ini menunjukkan kedewasaan emosional dan mengubah kritik menjadi percakapan yang membangun. Selain itu, hal tersebut juga membantu Anda mengumpulkan lebih banyak konteks, mengklarifikasi kesalahpahaman, dan menunjukkan kepada orang lain bahwa Anda bersedia untuk membenarkan, bukan hanya membela diri.
4. Jangan menganggapnya sebagai hal yang pribadi
Wajar saja jika kita merasa sakit hati saat seseorang menunjukkan kekurangan atau kesalahan. Terutama jika hal itu menyentuh titik sensitif.
Namun, kecerdasan emosional mengingatkan kita bahwa tidak semua kritikan merupakan serangan personal. Terkadang kritikan hanya ditujukan pada perilaku atau situasi tertentu, bukan penilaian terhadap diri Anda sebagai pribadi.
Satu kesalahan tidak mengurangi nilai atau kemampuan kita. Saat Anda dapat memisahkan identitas Anda dari umpan balik, akan jauh lebih mudah untuk belajar darinya, alih-alih kehilangan motivasi karenanya.
5. Renungkan dan hanya terima kritik yang membantu
Anda tidak harus menerima setiap kritik sebagai kebenaran sejati. Kecerdasan emosional memberi ruang untuk berhenti sejenak dan memilah-milahnya.
Seseorang harus mempertanyakan diri sendiri, apakah umpan balik itu adil, atau apakah itu datang dari seseorang yang memahami pekerjaan atau niat saya, atau apakah itu terasa berguna, terimalah dan kembangkan darinya.
Jika itu kasar, tidak jelas, atau jelas tidak membangun, tidak apa-apa untuk membiarkannya begitu saja.