Liputan6.com, Jakarta Pernahkah kamu bertanya-tanya soal gaya belajar yang cocok untukmu? Salah satu model bernama VARK: Visual, Auditory, Read/write, dan Kinesthetic, dapat menjadi patokan untuk mengenali kemampuan indra-mu dalam menyerap pengetahuan.
Dilansir dari laman Southern New Hampshire University, sebuah studi tahun 2014 yang diterbitkan dalam Journal of Postgraduate Medicine (JPM) menunjukkan bahwa sebagian besar orang sebenarnya paling efektif belajar dengan kombinasi beberapa gaya dalam VARK.
Berdasarkan hal tersebut, Alison Johnson, pelatih akademik dari Southern New Hampshire University (SNHU) beserta timnya menyarankan pembelajaran lebih holistik.
Alih-alih mengotakkan diri dalam satu gaya, pelajar didorong untuk mengenali proses belajar mereka secara menyeluruh, dari bagaimana mereka berpikir, mengingat, hingga menghadapi tantangan.
Bagi kamu para pelajar atau mahasiswa yang membutuhkan strategi belajar lebih menyeluruh, simak 5 langkah penting menurut Johnson di bawah ini!
1. Ingat Kembali Pengetahuan Sebelumnya
Dalam mempelajari hal baru, kamu perlu merefleksi kembali apa yang sudah kamu tahu. Untuk belajar secara umum, kamu bisa mengingat pengalaman ketika berhasil memahami sesuatu di luar sekolah, seperti saat menguasai hobi atau keterampilan tertentu. Dari situ kamu bisa menggunakan teknik yang sama jika situasinya sesuai.
Sementara itu, untuk belajar materi spesifik, misalnya pada suatu mata kuliah, mulailah dengan memahami dan mengingat topik paling menonjol dari pertemuan sebelumnya.
Ketika masuk ke pertemuan baru, kamu sudah punya dasar pemahaman untuk mempelajari materi tersebut dalam konteks berbeda di tingkat lebih sulit.
2. Gunakan Growth Mindset
Cara kamu memandang proses belajar bisa sangat memengaruhi hasilnya. Jika kamu punya pola pikir terbuka, percaya bahwa kemampuan bisa berkembang seiring waktu, maka kamu sudah menerapkan prinsip growth mindset.
Ini kebalikan dari fixed mindset, yang menganggap kemampuan itu sifatnya tetap dan tidak bisa diubah.
Dengan pola pikir yang mendukung pertumbuhan, kamu jadi lebih siap mencoba cara belajar baru, lebih mudah beradaptasi saat menghadapi tantangan, dan lebih percaya diri untuk mengejar pemahaman lebih dalam.
Semakin terbuka cara pandangmu terhadap proses belajar, semakin besar pula peluangmu untuk berkembang.
3. Kenali Hambatan Kognitif
Dalam proses belajar, wajar jika kamu menemui berbagai hambatan. Bisa saja kamu kekurangan waktu, tidak punya akses buku memadai, atau minim dukungan dari sekitar. Di samping kendala-kendala tersebut, ada juga yang berasal dari perbedaan kognitif atau cara kerja otak.
Hambatan kognitif bisa dialami individu dengan ADHD, autisme, disleksia, dan dyspraxia. Kabar baiknya, setiap kendala selalu punya potensi solusi.
Misalnya, penderita ADHD dapat belajar lebih efektif menggunakan teknik Pomodoro (belajar singkat lalu jeda). Penderita disleksia bisa mencoba membaca melalui bantuan audio atau mencatat materi dalam bentuk ilustrasi.
Jika kamu merasa memiliki perbedaan kognitif, penting untuk melihatnya sebagai bagian dari keunikan diri.
Jangan ragu mengeksplorasi metode belajar yang sesuai dengan kebutuhanmu, karena selalu ada jalan dalam bertumbuh dan berkembang.
4. Eksplorasi Metode serta Teknologi Belajar
Setiap orang memiliki cara unik dalam menyerap informasi, jadi jangan terpaku pada satu gaya belajar saja. Mencoba berbagai metode membantu kamu menemukan yang paling sesuai dan membuat proses belajar jadi lebih dinamis.
Beberapa strategi yang bisa kamu coba menurut Johnson, antara lain: mengganti suasana belajar dengan pindah tempat, menggunakan fitur voice-to-text saat membaca, mencatat dalam bentuk gambar atau mind map, menulis rangkuman materi dalam bentuk surat, hingga mencoba berbagai gaya mencatat.
Intinya bukan mencari cara yang populer, tapi menemukan teknik paling sesuai. Bahkan, banyak strategi belajar terbaik justru lahir dari eksperimen para pelajar atau mahasiswa itu sendiri.
5. Cari Teman untuk Belajar dan Berbagi Pengetahuan
Belajar sendirian memang bisa jadi opsi, tapi tidak selalu mudah. Menurut Johnson, melibatkan orang lain membuat proses belajar lebih menyenangkan dan lebih mudah dimengerti. Bahkan, kegiatan sesederhana belajar berdampingan dengan teman dapat meningkatkan fokus dan motivasi belajar.
Ada banyak cara yang bisa kamu coba untuk melibatkan orang lain dalam proses belajar. Misalnya, bergabung dalam klub atau komunitas belajar, baik secara langsung maupun daring. Atau, jadwalkan waktu belajar bersama teman, pasangan, atau anggota keluarga secara rutin.
Setelah belajar, bagikan kembali materi yang kamu dapatkan melalui sesi sharing bersama rekanmu. Cara ini efektif untuk memperkuat memori karena kamu seperti menguji seberapa jauh pemahamanmu sendiri.
Dengan 5 langkah di atas, kamu dapat mengenali pola belajar secara menyeluruh dan menemukan strategi terbaik versimu sendiri.
Mungkin saja kamu akan lebih maksimal memahami suatu pengetahuan jika menggunakan berbagai metode sekaligus, atau bahkan cara-cara lain yang lebih personal dan belum diketahui secara umum.
(*)