Liputan6.com, Jakarta Pada kuartal pertama 2025, sejumlah investor institusional mulai mengurangi kepemilikan mereka dalam ETF (Exchange Traded Fund) Bitcoin spot, seiring dengan penurunan harga Bitcoin sekitar 12%. Hal ini berdasarkan laporan regulasi terbaru yang diajukan ke Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC).
Melansir Yahoo Finance, Jumat (16/5/2025), ini menandai perubahan arah dibandingkan kuartal sebelumnya, di mana para manajer aset justru banyak yang meningkatkan eksposurnya terhadap ETF Bitcoin spot. ETF jenis ini sendiri mulai diperdagangkan sejak Januari 2024 dan awalnya mendapat sambutan hangat dari pelaku pasar.
Namun, data terkini menunjukkan pola kepemilikan yang lebih bervariasi. Di satu sisi, sejumlah hedge fund (dana lindung nilai) terlihat mulai menarik diri.
Pandangan Lain
Di sisi lain, beberapa firma penasihat keuangan dan dana kekayaan negara justru memperkuat atau menyeimbangkan kembali posisi mereka dalam ETF berbasis Bitcoin.
Chief Investment Officer dari Bitwise Asset Manager, Matt Hougan mengatakan pihaknya melihat jatuhnya premi yang dibayarkan untuk Bitcoin berjangka
“Apa yang kami saksikan pada kuartal pertama adalah jatuhnya premi yang dibayarkan orang untuk bitcoin berjangka, yang telah menciptakan perdagangan dasar yang sangat menguntungkan,” ujar Hougan.
Menurut Hougan, strategi arbitrase antara harga spot dan futures sebelumnya memungkinkan hedge fund meraih imbal hasil tahunan hingga 15%.
Namun ketika premi tersebut turun drastis dan mencapai titik terendah di akhir Maret, peluang keuntungan pun menyempit.
Perusahaan yang Mengurangi Kepemilikan ETF Bitcoin
Perusahaan pertama yang mengurangi kepemilikan ETF Bitcoin adalah Millennium Management LLC mengurangi kepemilikan di iShares Bitcoin Trust ETF sebesar 41% menjadi 17,6 juta saham, dan keluar sepenuhnya dari Invesco Galaxy Bitcoin ETF.
Mereka hanya menambah porsi di ARK 21 Shares Bitcoin ETF dan Grayscale Bitcoin Mini Trust.
Kemudian, Brevan Howard, hedge fund asal Jersey, memangkas posisi mereka di iShares ETF sebesar 15,6%.
State of Wisconsin Investment Board, yang sebelumnya menjadi pelopor institusi publik dalam investasi ETF Bitcoin, menjual seluruh kepemilikan enam juta sahamnya dalam iShares Bitcoin Trust selama kuartal pertama.
Perusahaan yang Menambah Kepemilikan ETF Bitcoin
Meski demikian, tidak semua investor memilih mundur. Beberapa justru memulai atau menambah eksposurnya ke aset digital ini. Universitas Brown masuk untuk pertama kalinya ke dalam ETF berbasis kripto dengan membeli saham iShares Bitcoin Trust senilai USD 4,9 juta pada akhir Maret.
Mubadala Investment Company dari Abu Dhabi memperbesar investasinya di ETF iShares menjadi hampir 8,73 juta saham dengan nilai total sekitar USD 408,5 juta.
Terkait tren ini, Hougan menyampaikan harapan pada adopsi yang lebih luas dari kalangan penasihat keuangan tradisional.
“Yang paling penting bagi saya adalah apakah, ketika semua data akhirnya masuk dan kami dapat menganalisisnya, lebih banyak firma penasihat investasi yang akan turun tangan. Gelombang adopsi itu mungkin merupakan kereta yang bergerak lambat, tetapi memiliki momentum maju,” jelasnya.
Meski pasar menunjukkan gejolak, data ini menunjukkan bahwa ketertarikan institusi terhadap Bitcoin masih ada meski strategi yang digunakan kian bervariasi dan penuh pertimbangan.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.