Keuntungan Bitcoin Tesla Sentuh Rp 9,7 Triliun pada Kuartal IV 2024

5 days ago 9

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan kendaraan listrik milik Elon Musk, Tesla  keuntungan sebesar USD 600 juta atau sekitar Rp 9,7 triliun (asumsi kurs Rp 16.224 per dolar AS) dari kepemilikan Bitcoin mereka pada kuartal keempat 2024.

Dilansir dari Yahoo Finance, Jumat (31/1/2025), keuntungan ini dihitung setelah Tesla menerapkan aturan akuntansi terbaru yang memungkinkan aset digital mereka diperbarui sesuai nilai pasar setiap kuartal.

Dalam laporan keuangan kuartal keempat, Tesla mengungkapkan kepemilikan 9.720 Bitcoin miliknya bernilai USD 1,076 miliar pada akhir 2024. Nilai ini meningkat drastis dibandingkan angka sebelumnya yang hanya USD 184 juta selama beberapa kuartal terakhir. 

Aturan baru yang diterapkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (FASB) mewajibkan perusahaan yang memiliki aset digital untuk menyesuaikan nilai aset mereka dengan harga pasar setiap kuartal, dengan batas waktu implementasi paling lambat kuartal pertama 2025. 

Namun, perusahaan dapat menerapkan aturan ini lebih awal jika diinginkan, dan Tesla tampaknya telah memanfaatkan opsi ini lebih cepat. 

Sebelum aturan baru ini diberlakukan, perusahaan yang menyimpan aset digital harus mencatat nilai kepemilikan mereka berdasarkan harga terendah yang dicapai selama masa kepemilikan.

Berdasarkan data dari Bitcoin Treasuries, Tesla saat ini memegang 9.720 BTC, menjadikannya perusahaan publik dengan kepemilikan Bitcoin terbesar keenam di dunia.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Langkah AS Gunakan Teknologi Blockchain

Sebelumnya, Bos Telsa Elon Musk, yang kini juga menjabat kepala Departemen Efisiensi Pemerintah Amerika Serikat (DOGE), dikabarkan tengah menjajaki penerapan teknologi blockchain untuk melacak dan mengurangi pengeluaran federal.

Mengutip Cointelegprah, Senin (27/1/2025) DOGE juga tengah mempertimbangkan penggunaan blockchain untuk mengamankan data, melakukan pembayaran, dan mengelola gedung sebagai bagian dari dorongan efisiensi badan tersebut.

Personel dari departemen nonpemerintah yang baru ditugaskan tersebut juga telah bertemu dengan perwakilan dari jaringan blockchain publik, untuk berkonsultasi tentang potensi penggunaan oleh pemerintah AS.

Inisiatif tersebut merupakan bagian dari upaya Elon Musk untuk mengurangi pengeluaran hingga triliunan dolar dari anggaran federal tahunan AS, serta memastikan akuntabilitas pemerintah negara itu melalui transparansi.

Diketahui, ini bukan kali pertama penggunaan teknologi blockchain untuk mendorong transparansi pemerintah di AS.

Pada April 2024, mantan kandidat Presiden Robert F. Kennedy Jr. mengungkapkan ingin menempatkan seluruh anggaran federal AS secara onchain. Politisi tersebut mengatakan kepada hadirin di rapat umum Michigan:

"Setiap warga Amerika dapat melihat setiap item anggaran di seluruh anggaran, kapan pun mereka mau, 24 jam sehari. Anggaran kita akan diawasi 300 juta orang. Jika seseorang menghabiskan USD 16.000 untuk dudukan toilet, semua orang akan mengetahuinya," ungkap Robert F. Kennedy Jr dalam sebuah rapat umum Michigan pada saat itu,

Bahkan, proposal Kennedy mendapat dukungan luas dari para pendukung pemerintah dan anggaran yang sehat, yang berpendapat bahwa pengeluaran pemerintah AS tidak terkendali.

Arkham Intelligence: Tesla Masih Kantongi Bitcoin Meski Ada Transfer

Sebelumnya, produsen mobil listrik asal Amerika Serikat, Tesla kemungkinan masih memiliki seluruh simpanan Bitcoin senilai USD 780 juta atau Rp 12,1 triliun meskipun telah mentransfer semua dana ke dompet yang tidak diketahui pada 15 Oktober lalu.

Hal itu diungkapkan oleh firma analitik blockchain, Arkham Intelligence.

"Kami yakin bahwa pergerakan dompet Tesla yang kami laporkan pekan lalu adalah rotasi dompet dengan Bitcoin yang masih dimiliki oleh Tesla," kata Arkham Intelligence dalam postingannya di platform X, dikutip dari Cointelegrapgh, Rabu (23/10/2024).

Arkham mencatat, Tesla membagi 11.509 Bitcoin tersebut ke tujuh dompet yang menyimpan antara 1.100 dan 2.200 BTC pada 15 Oktober.

Alamat dompet 1Fnhp dan 1LERL menerima kumpulan terbesar masing-masing senilai USD 142,2 juta (Rp 2,2 triliun) dan USD 128,1 juta (Rp.1,9 triliun).

Transfer besar-besaran tersebut awalnya memicu kekhawatiran akan potensi penurunan pasar, ​​yang memicu kecemasan pada platform media sosial seperti X.

Namun, dompet tersebut belum memindahkan dana Bitcoin apa pun sejak tanggal 15 Oktober 2024, menurut data Arkham.

Hal itu juga tidak tercermin pada harga Bitcoin, yang meningkat 5% sejak Tesla mentransfer dana tersebut menjadi USD 69.220 pada 21 Oktober, menurut data CoinGecko.

Harga Bitcoin sejak saat itu telah turun 2,3% menjadi USD 67.600.

Meskipun tidak diketahui secara jelas mengapa Tesla melakukan transfer tersebut, Arkham mencatat beberapa pengamat berspekulasi bahwa dana tersebut mungkin dipindahkan ke kustodian, yang berpotensi memungkinkan perusahaan yang dipimpin Elon Musk itu mendapatkan pinjaman terhadap Bitcoin.

Diketahui, Tesla saat ini menggunakan Coinbase Prime Custody untuk menyimpan Bitcoin-nya.

Para eksekutif Tesla dapat mengungkapkan rencana mereka dengan Bitcoin selama panggilan pendapatan kuartal ketiga yang dijadwalkan pada 23 Oktober 2024.

Tesla Pertama Kali Beli Bitcoin pada Februari 2021

Jika analisis Arkham benar, perusahaan mobil listrik yang dikelola Musk tetap menjadi pemegang Bitcoin korporat terbesar keempat, hanya di belakang perusahaan intelijen bisnis MicroStrategy dan penambang Bitcoin Marathon Digital dan Riot Platforms, menurut data Bitcoin Treasuries.

Bisnis manufaktur pesawat ruang angkasa milik Musk, SpaceX, juga masih memegang 8.285 Bitcoin senilai USD 560 juta, kepemilikan Bitcoin terbesar ketujuh oleh perusahaan swasta.

Tesla pertama kali membeli Bitcoin pada Februari 2021, membeli mata uang kripto senilai USD 1,5 miliar.

Musk sendiri sempat menerima Bitcoin sebagai pembayaran untuk kendaraan perusahaan pada Maret 2021 tetapi membatalkan keputusan tersebut beberapa minggu kemudian.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |