Kekurangan Energi, Rusia Larang Penambangan Kripto di Sejumlah Daerah

2 weeks ago 12

Liputan6.com, Jakarta - Rusia berencana memberlakukan larangan praktik penambangan mata uang digital atau kripto di sejumlah wilayahnya.

Melansir News.bitcoin.com, Kamis (31/10/2024) Wakil Menteri Energi Rusia, Yevgeny Grabchak mengungkapkan bahwa larangan praktik penambangan mata uang digital akan diberlakukan di tingkat negara bagian di beberapa wilayah Rusia karena keterbatasan pasokan energi.

"Jika kita mengatakan bahwa penambangan adalah cikal bakal digitalisasi, maka penambangan akan segera dilarang di tingkat negara bagian di beberapa wilayah," kata Yevgeny Grabchak, dikutip dalam laporan media Rusia, Tass.

Ia menuturkan, wilayah Rusia yang menghadapi kekurangan daya, termasuk Timur Jauh, Siberia barat daya, dan Selatan, tidak dapat mempertahankan kapasitas besar dalam jangka panjang hingga tahun 2030.

Pembatasan ini juga sejalan dengan undang-undang baru yang ditandatangani oleh Presiden Rusia Vladimir Putin yang mulai berlaku pada 1 November 2024.

Undang-undang tersebut, yang diterbitkan minggu lalu, memberikan wewenang kepada pemerintah Rusia untuk membatasi penambangan mata uang digital di wilayah atau teritori tertentu, dan untuk menentukan prosedur dan kasus untuk pembatasan tersebut.

Undang-undang tersebut juga memungkinkan pelarangan partisipasi dalam kumpulan penambangan, yang merupakan server khusus yang dirancang untuk mendistribusikan beban kerja penambangan.

Grabchak mencatat bahwa langkah-langkah tersebut penting di wilayah yang ia gambarkan sebagai "zona kekurangan," di mana keterbatasan energi menimbulkan kekhawatiran bagi distribusi daya yang konsisten di tahun-tahun mendatang.

Selain itu, undang-undang yang ditandatangani pada bulan Agustus oleh Putin mengizinkan kerangka kerja yang dikendalikan untuk mata uang kripto dalam transaksi internasional, dengan Bank Rusia mengawasi proyek percontohan yang memerlukan persetujuan dari Kementerian Keuangan, Dinas Keamanan Federal, dan Rosfinmonitoring.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Rusia Rilis UU Penambangan dan Infrastruktur Kripto, Intip Isinya

Pemerintah Rusia merilis dokumenyang merinci undang-undang yang memperluas cakupan regulasi mata uang digital, atau kripto.

Melansir News.bitcoin.com, Senin (28/10/2024) Undang-undang baru yang ditandatangani oleh Presiden Rusia Vladimir Putin itu secara signifikan memperluas pengawasan negara tersebut atas aktivitas penambangan mata uang kripto dan infrastruktur terkait secara nasional.

Undang-undang yang berlaku efektif mulai 1 November ini, mencakup beberapa amandemen yang dirancang untuk memperkuat pengawasan dan memberlakukan batasan pada aktivitas penambangan kripto berdasarkan kebutuhan regional.

Selain itu, undang-undang tersebut juga memungkinkan pemerintah Rusia untuk menerapkan pembatasan penambangan berdasarkan lokasi dan menentukan prosedur dan keadaan khusus untuk melarang operasi penambangan.

Ketentuan penting dalam undang-undang tersebut memberi pemerintah kewenangan untuk menghentikan kumpulan penambangan mata uang digital agar tidak beroperasi di area tertentu. Selain itu, pemerintah Rusia kini juga memiliki kewenangan untuk mengatur penyedia infrastruktur yang mendukung operasi penambangan.

Undang-undang ini juga memberikan akses ke alamat pengenal mata uang digital kepada beberapa lembaga federal, di luar Layanan Pemantauan Keuangan Federal (Rosfinmonitoring).

Perluasan ini mencakup lembaga eksekutif federal dan penegak hukum, yang memperkuat kemampuan mereka untuk melacak transaksi yang mungkin terkait dengan kegiatan pencucian uang atau pendanaan teroris.

Selain itu, amandemen tersebut juga mengubah kewenangan atas pendaftaran penambangan nasional dari Kementerian Pengembangan Digital ke Layanan Pajak Federal Rusia, yang sekarang akan mengawasi pendaftaran penambangan kripto untuk bisnis dan menghapus mereka yang melakukan pelanggaran berulang.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Pengusaha Kripto di Rusia Diberi Regulasi

Sementara penambang individu dapat melanjutkan tanpa mendaftar jika mereka mematuhi batasan konsumsi listrik tertentu, perusahaan dan pengusaha individu di Rusia harus mematuhi persyaratan pendaftaran baru.

Dalam pendekatannya terhadap mata uang digital, Rusia memajukan peraturan kripto dan mengembangkan mata uang digital yang didukung negara, rubel digital.

Negara tersebut telah melegalkan penambangan kripto dan mengizinkan penggunaan mata uang kripto dalam perdagangan internasional, yang bertujuan untuk menghindari sanksi dan mengurangi ketergantungan pada dolar AS dalam pertukaran mata uang asing.

Presiden Putin juga menandatangani undang-undang pada bulan Agustus yang mengizinkan kerangka kerja eksperimental untuk penggunaan mata uang kripto dalam transaksi internasional.

Undang-undang ini memungkinkan penyesuaian hukum untuk transaksi kripto lintas batas, menempatkan pengawasan proyek percontohan dengan Bank Rusia dan memerlukan persetujuan dari Kementerian Keuangan, Layanan Keamanan Federal, dan Rosfinmonitoring.

Uji Coba Pembayaran Kripto Lintas Batas Rusia Diragukan Sukses

Sebelumnya, Rusia akan memulai uji coba pembayaran kripto lintas batas (crossborder) pekan depan dalam upaya untuk menghindari sanksi internasional. Namun, sejumlah pakar sanksi misi itu bakal berhasil. 

Lantaran, kebijakan yang disahkan pada akhir Juli 2024 dan segera ditandatangani menjadi undang-undang oleh Presiden Rusia Vladimir Putin ini tidak mencabut larangan yang ada tentang penggunaan mata uang kripto sebagai alat pembayaran resmi untuk pembayaran reguler di Rusia. Sebaliknya, malah mengizinkan pembayaran lintas batas dengan kripto.

RUU yang akan mengizinkan pembayaran kripto lintas batas ini dianggap masih belum jelas. Lantaran undang-undang tersebut tidak menentukan aturan untuk transaksi. 

Sebaliknya, para ahli menilai undang-undang tersebut menyerahkan kekuasaan kepada Bank Sentral Rusia untuk mengawasi rezim yang eksperimental.

Ekonomi Rusia telah terpukul keras akibat serangkaian sanksi yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat dan negara-negara lain setelah invasinya ke Ukraina.

Sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, Rusia telah menghadapi 16.500 sanksi dari AS, Inggris, Uni Eropa, Australia, Kanada, dan Jepang. 

"Disahkannya RUU ini oleh pemerintah Rusia menandakan kelanjutan dari strategi Rusia yang terus berkembang untuk menghindari sanksi Barat," kata direktur Investigasi Perusahaan Analitik Blockchain Chainalysis, Valerie Kennedy dikutip dari laman CoinDesk.

Uni Eropa telah membekukan sekitar setengah dari total cadangan mata uang asing Rusia, senilai 300 miliar euro (USD 332 miliar), termasuk 70 persen aset sistem perbankan Rusia. 

Beberapa bank Rusia diputus sambungannya oleh sistem pengiriman pesan antarbank, Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT).

"Sulit bagi Rusia untuk menghindari dolar AS dan euro melalui sistem SWIFT, yang telah menciptakan peningkatan risiko sanksi sekunder," ujar Kennedy.

Seorang prajurit Ukraina menelepon setelah dibebaskan dari tawanan Rusia di sebuah lokasi yang dirahasiakan di dekat perbatasan Ukraina-Belarusia, pada 13 September 2024. (Anatolii STEPANOV/AFP)
Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |