Liputan6.com, Jakarta - Dalam menjalani sebuah hubungan, kenyamanan dan kebahagiaan adalah kunci utama. Namun, ketika hubungan terasa tidak sehat atau bahkan beracun, bisa jadi itu disebabkan oleh sikap posesif dari pasangan.
Hubungan toxic seperti ini seringkali membuat kamu merasa tertekan dan kehilangan kebebasan untuk mengekspresikan diri.
Salah satu penyebab utama dari hubungan yang beracun adalah perilaku posesif pasangan. Sikap ini seringkali membuatmu merasa dikekang dan tidak bisa melakukan hal-hal yang kamu sukai.
Untuk itu, penting untuk mengenali tanda-tanda pasangan yang bersikap posesif. Berikut adalah beberapa tanda hubungan toxic yang perlu diwaspadai, Marrage, Rabu (16/10/2024):
1. Sering Mengancam Menyakiti Diri Sendiri
Salah satu tanda paling jelas dari sikap posesif adalah ketika pasangan sering mengancam akan menyakiti diri mereka sendiri jika kamu tidak memenuhi keinginan mereka. Ancaman ini bisa membuatmu merasa bersalah dan tertekan, sehingga merasa terpaksa untuk mengikuti semua kehendaknya.
Perasaan bersalah yang terus menerus akan membuatmu terjebak dalam hubungan tersebut. Jika kamu mendapati dirimu dalam situasi seperti ini, penting untuk menyadari bahwa ini bukan hanya sekadar ancaman, tetapi juga bisa menjadi indikasi gangguan kesehatan mental yang dialami pasangan.
Jika situasi ini berlanjut, sangat penting untuk mencari bantuan. Bicarakan masalah ini dengan pasangan dan pertimbangkan untuk mencari dukungan medis atau konseling untuk menangani masalah yang ada. Jangan biarkan hubungan yang tidak sehat ini merusak kesehatan mentalmu.
Pemilik empat zodiak ini disebut-sebut paling posesif dan dominan, lho! Yuk, cek video di atas!
2. Ingin Selalu Bersama Setiap Saat
Berada di samping pasangan adalah aktivitas yang menyenangkan. Kamu akan merasa bahagia dan merasa dipenuhi energinya. Namun, jika pasanganmu ingin terus bersamamu dan berada di dekatmu setiap saat, maka kamu harus menyadari bahwa hal semacam itu adalah tanda bahwa pasanganmu posesif.
Ke mana kamu melangkah, pasanganmu menuntut untuk terus ikut bersamamu. Bahkan sekadar berkumpul bersama dengan teman-temanmu, dirinya ingin terus-menerus ikut. Lebih bahaya lagi jika kamu dilarang untuk menemui temanmu jika dirinya tidak ikut. Hal ini bukan hanya membuat dirimu tertekan, tetapi juga membuatmu kehilangan teman dalam waktu dekat.
3. Hidupmu Dikontrol Olehnya
Pasangan yang posesif akan terus mengontrol hidupmu. Bahkan dirinya akan melewati batasan yang tidak seharusnya. Seperti meminta kata sandi ponsel atau rekening secara paksa. Sehingga, membuatmu tidak memiliki privasi.
Selain itu, bentuk dikontrol oleh pasangan juga dapat berupa batasan untuk berteman. Kamu dilarang untuk berteman dengan lawan jenis adalah satu kondisi yang paling sering ditemukan dalam hubungan posesif.
Selain itu, bentuk lainnya seperti dilarang mengangkat telepon atau membalas chat adalah bentuk kontrol yang dilakukan oleh pasangan posesif.
4. Menguntit atau Melacak
Semakin parah jika sikap posesif pasanganmu melebihi batas normal. Salah satunya adalah menguntit atau mengikuti ke mana pun kamu berada secara diam-diam. Hal ini dilakukan oleh dirinya karena merasa kurang percaya padamu. Setelah kamu mengetahui bahwa diikuti secara diam-diam, kamu mungkin akan merasa risih.
Selain itu, lebih bahaya lagi jika pasanganmu memasang aplikasi pelacak di ponselmu yang dapat memperlihatkan aktivitasmu sepanjang hari. Hal ini terjadi karena mereka ingin mengetahui apa yang sedang kamu lakukan di dalam ponsel.
Dirinya takut kamu membohonginya. Namun, hal ini akan merugikan dirimu karena semua privasimu diketahui pasanganmu. Hal ini dapat menjadi bahan ancaman bagi dia.
5. Kamu Selalu Salah di Matanya
Saat terjadi konflik dalam hubungan akibat kesalahpahaman, mereka yang posesif terhadap pasangannya akan terus mencoba untuk memojokan. Hal ini yang membuatmu merasa selalu salah di depannya.
Kamu tidak diberikan kesempatan untuk menjelaskan dan dirinya terus mengintimidasi bahwa dalam permasalahan ini kamu yang bersalah.
Kondisi semacam ini biasanya disebabkan oleh masalah sepele. Misalnya ketika kamu tidak membalas teleponnya karena sedang ada kegiatan. Bagi dirinya hal-hal semacam itu tidak menjadi alasan. Dirinya akan tetap berpegang teguh bahwa kamulah yang salah.