Liputan6.com, Jakarta - Harga kripto memperpanjang reli pada Minggu, 10 November 2024. Harga bitcoin sentuh USD 80.000 untuk pertama kali.
Mengutip Coinmarketcap, harga bitcoin sentuh USD 80.729 atau sekitar Rp 1,26 miliar (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di 15.652). Harga bitcoin naik 5,09 persen dalam 24 jam terakhir. Harga bitcoin melonjak 17,8 persen dalam sepekan. Demikian mengutip dari CNBC, Senin (11/11/2024).
Sedangkan harga ether naik 3 persen, setelah melewati level USD 3.000 pada Sabtu, 9 November 2024. Harga koin dengan kapitalisasi yang lebih kecil mengalami pergerakan lebih besar seiring investor terus mencerna dampak masa jabatan Presiden Terpilih AS Donald Trump kedua kali.
Harga XRP melonjak 11 persen. Selain itu, harga Cardano meroke 40 persen. Memecoin Dogecoin dan Shiba Inu masing-masing melambung 17 persen dan 31 persen. "Kripto siap memasuki era keemas an,” ujar Head of Research Galaxy Digital, Alex Thorn.
Ia menuturkan, Donald Trump telah berjanji untuk menjadikan Amerika Serikat sebagai ibu kota kripto dunia dan timnya dipenuhi dengan pendukung kripto yang kuat. "Sifat pro kripto dari tim, keluarga dan donaturnya meningkatkan kemungkinan Trump akan menepati janji kampanyenya kepada industri itu,” kata dia.
Bitcoin dianggap sebagai aset yang aman terlepas dari hasil pemilihan umum (pemilu). Namun, Bitcoin tidak dianggap sebagai aset bahkan oleh Securities and Exchange Commission (SEC). Donald Trump telah membuat pernyataan besar tentang bitcoin seperti mempertimbangkan gagasan cadangan bitcoin nasional yang strategis dan berbicara tentang perlunya menjaga semua bitcoin yang ditambang di AS.
Potensi Bitcoin
Namun, Ether dan mata uang kripto lainnya akan memperoleh lebih banyak keuntungan dari lingkungan regulasi yang ramah terhadap kripto yang telah dijanjikan Trump dan tampaknya menjadi prioritas bagi banyak orang di lingkaran dekatnya. Misalnya, salah satu alasan mengapa ETF bitcoin spot tidak sesukses ETF bitcoin adalah karena ETF tersebut tidak mendistribusikan imbalan staking. Banyak orang di industri ini berharap hal itu akan berubah tahun depan.
"Dalam lingkungan ini, selama dua tahun ke depan kami berharap bahwa bitcoin dan aset digital lainnya akan diperdagangkan secara signifikan lebih tinggi daripada titik tertinggi sepanjang masa saat ini,” kata Thorn.
"Apa yang dulunya merupakan hambatan yang menindas di pasar modal terbesar di dunia kini akan berubah menjadi angin segar, dan tidak ada yang cukup optimis,” ia menambahkan.
Bitcoin dan Ether telah naik masing-masing sebesar 18% dan 32%, sejak hari pemilihan. Coinbase naik 48% minggu lalu, minggu terbaiknya sejak Januari 2023.
Donald Trump Menang di Pilpres AS 2024, Harga Bitcoin Berpotensi di Level Segini
Sebelumnya, penurunan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (the Fed) turut mendongkrak likuditas bitcoin. Dana yang diperdagangkan di bursa bitcoin (ETF) AS mencatat lebih dari USD 1,3 miliar pemasukan bersih pada Kamis, 7 November 2024.
Catatan itu memecahkan rekor Maret 2024 sebesar USD 1,1 miliar. Dengan latar belakang tersebut, para pedagang sangat gembira tentang prospek bitcoin. Itu diperkirakan akan segera bisa menembus level harga di atas USD 100 ribu.
"Melihat lebih jauh dari itu, kami yakin AS setidaknya bakal menambahkan Bitcoin ke dalam neraca keuangannya. Mengingat hal ini, target kami harga bitcoin berada di kisaran USD 110 ribu, analis Presto Research Investment Min Jung, dikutip dari laman Coindesk.
Sementara senior market analyst FxPro Alex Kuptsikevich mengakui, mata uang kripto memang mengalami reli tajam setelah hasil Pemilu AS. Lonjakan berikutnya diperkirakan bisa terjadi jika bitcoin bisa mempertahankan harga puncaknya saat ini.
"Secara umum, kami berpegang pada gagasan bahwa titik tertinggi baru telah memicu gelombang pertumbuhan baru yang kuat. Dengan potensi naik ke USD 100-110 ribu dalam 2-3 bulan tanpa guncangan yang signifikan," ungkapnya.
Di sisi lain, beberapa pedagang memperingatkan adanya kemunduran jangka pendek, meskipun mereka secara umum tetap optimistis terhadap BTC.
"Investor mulai menarik kembali beberapa perdagangan yang terkenal imbas positif Trump. Dolar telah membalikkan sebagian besar keuntungan pasca-pemilu AS, dan imbal hasil Treasury telah kembali ke kisaran baru-baru ini setelah sedikit naik turun," kata QCP Capital.
"Karena pasar mempertimbangkan tarif 60 persen yang diusulkan Trump terhadap China, dan masalah fiskal seperti meningkatnya utang nasional. Kami memperkirakan BTC akan memiliki premi risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan ekuitas, yang berpotensi memposisikannya untuk mengungguli aset berisiko lainnya," tuturnya.
Pajak Keuntungan Bitcoin di Italia Bakal Naik 42%
Sebelumnya, Menteri ekonomi Italia, Giancarlo Giorgetti mengatakan siap untuk meninjau proposal untuk menaikkan pajak atas keuntungan modal mata uang kripto, setelah mendapat tekanan dari beberapa anggota parlemen di partainya sendiri untuk membatalkan rencana tersebut.
Berdasarkan anggaran 2025, yang akan disetujui oleh parlemen pada akhir Desember, Departemen Keuangan bermaksud untuk menaikkan pajak atas keuntungan modal dari mata uang kripto seperti bitcoin menjadi 42 persen dari 26 persen.
"Saya bersedia mempertimbangkan berbagai bentuk perpajakan bagi orang-orang yang menyimpan investasi dalam portofolio mereka," kata Giorgetti, dikutip dari Yahoo Finance, Sabtu (9/11/2024).
Langkah tersebut diharapkan dapat menghasilkan tambahan USD 18,03 juta atau setara Rp 280,3 miliar (asumsi kurs Rp 15.574 per dolar AS per tahun.
Meskipun tingkat pendapatan yang akan dihasilkan oleh langkah tersebut relatif kecil di negara dengan total pengeluaran anggaran yang mencapai lebih dari 800 miliar euro, hal itu telah memicu kritik dari dalam partai Liga milik Giorgetti sendiri.
Anggota parlemen Giulio Centemero mengatakan kenaikan pajak seperti itu akan kontraproduktif dan menyerukan dialog mendalam dengan para pelaku pasar mengenai masalah tersebut.