ETF Bitcoin Sentuh Rekor USD 1,38 Miliar Usai Pemilu AS

6 days ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Setelah pemilihan umum Amerika Serikat (Pemilu AS), dana yang diperdagangkan di bursa (exchange-traded funds/ETF) Bitcoin (BTC) mengalami lonjakan signifikan dalam arus masuk bersih, mencapai rekor USD 1,38 miliar.

Peningkatan investasi ini mengikuti sentimen pasar yang kuat setelah hasil pemilu, seperti yang dilaporkan oleh Satoshi Club. ETF Ethereum (ETH) juga naik, dengan USD 78 juta dalam bentuk uang baru. CRO Memimpin dengan Pertumbuhan 22% karena Pasar Altcoin mendapatkan momentum setelah ATH Bitcoin.

Peningkatan arus masuk ke ETF bitcoin dan ETH merupakan tanda lebih banyak investor yang bersedia berinvestasi dalam  kripto. Peningkatan tersebut diamati karena sentimen pasar seputar masa depan aset digital membaik meskipun masalah regulasi terus muncul.

Namun, beberapa altcoin lain juga membukukan keuntungan yang baik. Untuk minggu ini, CRO adalah yang berkinerja terbaik di 100 teratas, naik sebesar 22%. Cardano (ADA) berada di posisi kedua dengan peningkatan sebesar 16% dan berkontribusi pada pertumbuhan yang lebih besar dalam pasar altcoin.

Kenaikan besar lainnya adalah NEIRO dan GOAT, yang keduanya naik sebesar 12%. Pasar kripto menunjukkan pemulihan kuat pasca-pemilu dengan rekor arus masuk ETF Bitcoin.

Melansir Coinmarketcap, Minggu (10/11/2024), tren pasar umum tetap tinggi untuk aset digital, dan investor terus berinvestasi di pasar ini.

Nilai positif ini menunjukkan pasar kripto sedang dalam mode pemulihan saat ini setelah pemilu. Investor menumpuk ETF Bitcoin ke level rekor, Ethereum adalah modal baru, menjadi positif dalam jangka pendek menurut data dari Satoshi Club. Peningkatan altcoin juga membuktikan bahwa sentimen pasar masih menguntungkan.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Pajak Keuntungan Bitcoin di Italia Bakal Naik 42%

Sebelumnya, Menteri ekonomi Italia, Giancarlo Giorgetti mengatakan siap untuk meninjau proposal untuk menaikkan pajak atas keuntungan modal mata uang kripto, setelah mendapat tekanan dari beberapa anggota parlemen di partainya sendiri untuk membatalkan rencana tersebut.

Berdasarkan anggaran 2025, yang akan disetujui oleh parlemen pada akhir Desember, Departemen Keuangan bermaksud untuk menaikkan pajak atas keuntungan modal dari mata uang kripto seperti bitcoin menjadi 42 persen dari 26 persen.

"Saya bersedia mempertimbangkan berbagai bentuk perpajakan bagi orang-orang yang menyimpan investasi dalam portofolio mereka," kata Giorgetti, dikutip dari Yahoo Finance, Sabtu (9/11/2024). 

Langkah tersebut diharapkan dapat menghasilkan tambahan USD 18,03 juta atau setara Rp 280,3 miliar (asumsi kurs Rp 15.574 per dolar AS per tahun. 

Meskipun tingkat pendapatan yang akan dihasilkan oleh langkah tersebut relatif kecil di negara dengan total pengeluaran anggaran yang mencapai lebih dari 800 miliar euro, hal itu telah memicu kritik dari dalam partai Liga milik Giorgetti sendiri.

Anggota parlemen Giulio Centemero mengatakan kenaikan pajak seperti itu akan kontraproduktif dan menyerukan dialog mendalam dengan para pelaku pasar mengenai masalah tersebut.

Bitcoin Masih Menguat Usai The Fed Kembali Pangkas Suku Bunga

Sebelumnya, The Federal Reserve (The Fed) kembali memangkas suku bunga acuan dengan besaran 25 basis poin  menjadi 4,50-4,75 persen pada Kamis waktu AS. keputusan ini diharapkan dapat memberikan aset berisiko seperti Bitcoin dorongan lebih lanjut.

Bitcoin telah melonjak dalam beberapa hari terakhir, menetapkan beberapa titik harga tertinggi sepanjang masa menyusul kemenangan Donald Trump dalam pemilu AS.

Bitcoin dan mata uang kripto lainnya sebagian besar diuntungkan dari suku bunga rendah karena mereka, seperti saham teknologi, cenderung mengalami pergerakan harga yang lebih fluktuatif.

Ahli strategi riset kripto di penerbit dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) 21Shares, Matt Mena mengatakan dalam sebuah pernyataan pemotongan terbaru dapat memberikan dorongan lebih lanjut bagi kripto.

"Pemotongan suku bunga The Fed sebesar 25 bps memberikan dorongan ekonomi yang menguntungkan bagi aset berisiko seperti Bitcoin. Dikombinasikan dengan kebijakan Trump yang pro-kripto, ini menciptakan lingkungan makro yang mendukung bagi Bitcoin,” kata Mena, dikutip dari Decrypt, Jumat (8/11/2024).

Kripto terbesar di dunia, Bitcoin telah melonjak setelah kemenangan Donald Trump pada, mengingat banyaknya janji Trump untuk membantu industri tersebut. Harga Bitcoin sempat menembus harga tertinggi baru di kisaran USD 76.850 atau setara Rp 1,90 miliar. 

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |