Liputan6.com, Jakarta - Penurunan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (the Fed) turut mendongkrak likuditas bitcoin. Dana yang diperdagangkan di bursa bitcoin (ETF) AS mencatat lebih dari USD 1,3 miliar pemasukan bersih pada Kamis, 7 November 2024.
Catatan itu memecahkan rekor Maret 2024 sebesar USD 1,1 miliar. Dengan latar belakang tersebut, para pedagang sangat gembira tentang prospek bitcoin. Itu diperkirakan akan segera bisa menembus level harga di atas USD 100 ribu.
"Melihat lebih jauh dari itu, kami yakin AS setidaknya bakal menambahkan Bitcoin ke dalam neraca keuangannya. Mengingat hal ini, target kami harga bitcoin berada di kisaran USD 110 ribu, analis Presto Research Investment Min Jung, dikutip dari laman Coindesk.
Sementara senior market analyst FxPro Alex Kuptsikevich mengakui, mata uang kripto memang mengalami reli tajam setelah hasil Pemilu AS. Lonjakan berikutnya diperkirakan bisa terjadi jika bitcoin bisa mempertahankan harga puncaknya saat ini.
"Secara umum, kami berpegang pada gagasan bahwa titik tertinggi baru telah memicu gelombang pertumbuhan baru yang kuat. Dengan potensi naik ke USD 100-110 ribu dalam 2-3 bulan tanpa guncangan yang signifikan," ungkapnya.
Di sisi lain, beberapa pedagang memperingatkan adanya kemunduran jangka pendek, meskipun mereka secara umum tetap optimistis terhadap BTC.
"Investor mulai menarik kembali beberapa perdagangan yang terkenal imbas positif Trump. Dolar telah membalikkan sebagian besar keuntungan pasca-pemilu AS, dan imbal hasil Treasury telah kembali ke kisaran baru-baru ini setelah sedikit naik turun," kata QCP Capital.
"Karena pasar mempertimbangkan tarif 60 persen yang diusulkan Trump terhadap China, dan masalah fiskal seperti meningkatnya utang nasional. Kami memperkirakan BTC akan memiliki premi risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan ekuitas, yang berpotensi memposisikannya untuk mengungguli aset berisiko lainnya," tuturnya.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Pajak Keuntungan Bitcoin di Italia Bakal Naik 42%
Sebelumnya, Menteri ekonomi Italia, Giancarlo Giorgetti mengatakan siap untuk meninjau proposal untuk menaikkan pajak atas keuntungan modal mata uang kripto, setelah mendapat tekanan dari beberapa anggota parlemen di partainya sendiri untuk membatalkan rencana tersebut.
Berdasarkan anggaran 2025, yang akan disetujui oleh parlemen pada akhir Desember, Departemen Keuangan bermaksud untuk menaikkan pajak atas keuntungan modal dari mata uang kripto seperti bitcoin menjadi 42 persen dari 26 persen.
"Saya bersedia mempertimbangkan berbagai bentuk perpajakan bagi orang-orang yang menyimpan investasi dalam portofolio mereka," kata Giorgetti, dikutip dari Yahoo Finance, Sabtu (9/11/2024).
Langkah tersebut diharapkan dapat menghasilkan tambahan USD 18,03 juta atau setara Rp 280,3 miliar (asumsi kurs Rp 15.574 per dolar AS per tahun.
Meskipun tingkat pendapatan yang akan dihasilkan oleh langkah tersebut relatif kecil di negara dengan total pengeluaran anggaran yang mencapai lebih dari 800 miliar euro, hal itu telah memicu kritik dari dalam partai Liga milik Giorgetti sendiri.
Anggota parlemen Giulio Centemero mengatakan kenaikan pajak seperti itu akan kontraproduktif dan menyerukan dialog mendalam dengan para pelaku pasar mengenai masalah tersebut.
Bitcoin Masih Menguat Usai The Fed Kembali Pangkas Suku Bunga
Sebelumnya, The Federal Reserve (The Fed) kembali memangkas suku bunga acuan dengan besaran 25 basis poin menjadi 4,50-4,75 persen pada Kamis waktu AS. keputusan ini diharapkan dapat memberikan aset berisiko seperti Bitcoin dorongan lebih lanjut.
Bitcoin telah melonjak dalam beberapa hari terakhir, menetapkan beberapa titik harga tertinggi sepanjang masa menyusul kemenangan Donald Trump dalam pemilu AS.
Bitcoin dan mata uang kripto lainnya sebagian besar diuntungkan dari suku bunga rendah karena mereka, seperti saham teknologi, cenderung mengalami pergerakan harga yang lebih fluktuatif.
Ahli strategi riset kripto di penerbit dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) 21Shares, Matt Mena mengatakan dalam sebuah pernyataan pemotongan terbaru dapat memberikan dorongan lebih lanjut bagi kripto.
"Pemotongan suku bunga The Fed sebesar 25 bps memberikan dorongan ekonomi yang menguntungkan bagi aset berisiko seperti Bitcoin. Dikombinasikan dengan kebijakan Trump yang pro-kripto, ini menciptakan lingkungan makro yang mendukung bagi Bitcoin,” kata Mena, dikutip dari Decrypt, Jumat (8/11/2024).
Kripto terbesar di dunia, Bitcoin telah melonjak setelah kemenangan Donald Trump pada, mengingat banyaknya janji Trump untuk membantu industri tersebut. Harga Bitcoin sempat menembus harga tertinggi baru di kisaran USD 76.850 atau setara Rp 1,90 miliar.
Senator AS Ini Sebut Bakal Bangun Cadangan Bitcoin Strategis
Setelah Donald Trump mengamankan kemenangannya dalam pemilihan presiden AS 2024, senator partai Republik Cynthia Lummis, melontarkan pernyataan berani di media sosialnya dengan mengatakan akan membangun cadangan bitcoin strategis.
"Kita akan membangun cadangan bitcoin strategis, kata Lummis, di media sosialnya, dikutip dari Bitcoin.com, Jumat (8/11/2024).
Pernyataan Lummis muncul menyusul RUU yang diperkenalkannya pada akhir Juli, yang bertujuan untuk mengubah aset federal menjadi bitcoin (BTC), memanfaatkan nilainya yang terus meningkat semuanya tanpa menaikkan pajak.
Berjudul "RUU Cadangan Strategis Bitcoin," proposal tersebut menargetkan pembelian awal 200.000 bitcoin, dengan tujuan untuk mengumpulkan 1 juta bitcoin selama rentang waktu lima tahun.
Perspektif Politik AS
Rencana ambisius Lummis mencerminkan perubahan perspektif dalam politik AS terhadap bitcoin sebagai aset strategis. Proposalnya menandakan perubahan signifikan, dengan keterlibatan federal dalam bitcoin yang berpotensi membentuk kembali kebijakan fiskal nasional.
Jika terwujud, cadangan kripto bitcoin pemerintah dapat memperkenalkan dinamika baru ke dalam keuangan tradisional, yang menggarisbawahi peran potensial mata uang tersebut dalam strategi kekayaan negara.
Saat para anggota parlemen memperdebatkan manfaat dan risikonya, visi Lummis dapat menginspirasi minat global terhadap cadangan bitcoin yang dikendalikan negara.
Sikap senator tersebut sejalan dengan tren yang lebih luas karena baik pendukung institusional maupun individu mendesak agar bitcoin dimasukkan dalam cadangan yang terdiversifikasi.
Wacana ini menandai momen penting bagi aset digital, yang mencerminkan era di mana pemerintah AS mempertimbangkan peran bitcoin dalam kedaulatan ekonomi.