:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5285230/original/082248500_1752661551-1.jpg)
1/7
Sam Butarbutar mengambil sesendok matcha dari wadah sambil membuat minuman matcha di Third Culture, Berkeley, California, Amerika Serikat pada 15 Juli 2025. (Justin Sullivan/Getty Images North America/Getty Images via AFP)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5285231/original/070081000_1752661555-2.jpg)
1/7
Lonjakan popularitas matcha baru-baru ini yang diikuti meningkatnya permintaan berimbas pada kelangkaan matcha di pasar global. (Justin Sullivan/Getty Images North America/Getty Images via AFP)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5285232/original/099432300_1752661560-3.jpg)
1/7
Jepang, tempat dimana matcha berkualitas tinggi ditanam, mengalami keterbatasan produksi. (Justin Sullivan/Getty Images North America/Getty Images via AFP)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5285233/original/040235900_1752661563-4.jpg)
1/7
Metode panen dan pengolahan matcha yang padat karya, ditambah dengan menurunnya jumlah petani teh Jepang, semakin memperparah kelangkaan tersebut. (Justin Sullivan/Getty Images North America/Getty Images via AFP)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5285234/original/096449600_1752661564-5.jpg)
1/7
Gelombang panas di Kyoto juga berdampak pada produktivitas para petani tencha—daun teh yang dikeringkan dan digiling menjadi matcha. (Justin Sullivan/Getty Images North America/Getty Images via AFP)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5285235/original/091744200_1752661566-6.jpg)
1/7
Kondisi tersebut berimbas pada kesulitan Jepang memenuhi permintaan pasar global terhadap bahan baku pembuatan matcha. (Justin Sullivan/Getty Images North America/Getty Images via AFP)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5285236/original/024891400_1752661569-7.jpg)
1/7
Diketahui, pada 2024, Jepang memproduksi 5.336 ton tencha. Angka ini, menurut Asosiasi Produksi Teh Jepang mengalami peningkatan hampir 2,7 kali lipat dari sepuluh tahun sebelumnya. Dikarenakan lebih banyak petani beralih ke tanaman tersebut. (Justin Sullivan/Getty Images North America/Getty Images via AFP)