Liputan6.com, Jakarta Samson Mow, CEO JAN3, perusahaan teknologi yang berfokus pada Bitcoin menyoroti pentingnya Cadangan Bitcoin Strategis AS dalam persaingan ekonomi global.
Menurutnya, keberadaan cadangan ini semakin memanaskan perlombaan antarnegara dalam mengamankan aset digital. Namun, ia mengungkapkan kekhawatiran bahwa kepemilikan Bitcoin AS mungkin jauh lebih kecil dari perkiraan sebelumnya.
AS Tertinggal dari Tiongkok dalam Cadangan Bitcoin?
Melalui pernyataannya di media sosial, Mow memperkirakan Amerika Serikat mungkin hanya memiliki sekitar 112.000 BTC atau bahkan lebih sedikit berbeda dari ekspektasi awal yang lebih tinggi.
Sebagian besar cadangan ini berasal dari Bitcoin yang disita oleh pemerintah. Sementara itu, laporan terbaru menunjukkan Tiongkok mungkin memiliki hingga 194.000 BTC, menjadikannya salah satu pemegang terbesar di dunia.
"Jika cadangan Bitcoin AS ternyata lebih kecil dari yang diperkirakan, ini bisa menjadi celah bagi negara lain untuk mendominasi pasar," ungkap Mow, dikutip dari Coinmarketcap, Rabu (12/3/2025).
Ia menekankan Bitcoin kini bukan hanya aset digital biasa, tetapi juga alat strategis yang dapat memengaruhi stabilitas ekonomi suatu negara.
Persaingan Bitcoin Bisa Mengubah Kekuatan Ekonomi Dunia
Dinamika antara AS dan Tiongkok dalam mengelola Bitcoin dapat berdampak besar terhadap keseimbangan ekonomi global. Jika benar bahwa Tiongkok memiliki lebih banyak Bitcoin, maka negara tersebut berpotensi lebih unggul dalam memanfaatkan aset ini di masa depan.
Mow juga menyoroti bagaimana AS terus meningkatkan upaya penyitaan dan regulasi Bitcoin sebagai strategi mempertahankan posisinya. Namun, tanpa manajemen yang tepat, cadangan ini bisa menjadi lebih kecil dibanding negara lain.
"Strategi pengelolaan Bitcoin bisa menjadi faktor penentu kekuatan ekonomi di era digital ini," tambah Mow.
Pemerintah AS kini menghadapi tantangan besar: memastikan bahwa cadangan Bitcoin mereka dapat berfungsi sebagai keuntungan strategis dan mencegah negara lain mendominasi pasar. Jika tidak, skenario di mana Bitcoin menjadi alat pengaruh geopolitik bagi negara tertentu bukanlah hal yang mustahil.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Rencana Cadangan Bitcoin AS
Sebelumnya, Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Scott Bessent mengungkapkan rencana membangun cadangan strategis Bitcoin. Rencana ini datang menyusul perintah eksekutif cadangan strategis kripto yang ditandatangani Presiden AS Donald Trump pada Jumat (7/3/2025).
Mengutip News.bitcoin.com, Minggu (9/3/2025), Bessent menyebutkan bahwa pemerintah AS sedang dalam tahap awal membahas cara memperoleh dan mengelola kepemilikan mata uang kripto sebagai bagian dari cadangan nasional.
Pernyataannya mendahului pertemuan puncak kripto pertama di Gedung Putih, di mana para pemimpin industri kripto membahas penggabungan aset digital ke dalam strategi keuangan nasional AS.
Merinci pendekatan pemerintah, Bessent menyatakan bahwa aset pertama yang akan ditempatkan dalam cadangan tersebut adalah mata uang kripto yang disita dari kegiatan terlarang.