Bursa Singapura Luncurkan Kontrak Berjangka Bitcoin Perpetual pada 2025

7 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta - Singapore Exchange Ltd. (SGX) berencana meluncurkan kontrak berjangka Bitcoin perpetual pada paruh kedua 2025. Langkah ini menunjukkan semakin besarnya minat bursa tradisional terhadap pasar derivatif kripto.

Menurut pernyataan resmi SGX, produk ini akan secara eksklusif ditujukan untuk klien institusional dan investor profesional, sementara investor ritel tidak akan diperbolehkan untuk memperdagangkannya.

Menjembatani Pasar Tradisional dan Aset Kripto

SGX melihat kontrak berjangka Bitcoin ini sebagai langkah strategis untuk menghubungkan pasar keuangan yang diatur dengan dunia perdagangan kripto yang lebih bebas. 

"Kami yakin bahwa produk ini akan secara signifikan memperluas akses pasar institusional ke Bitcoin," ujar juru bicara SGX dalam pernyataan resminya, dikutip dari Yahoo Finance, Rabu (12/3/2025).

Saat ini, produk tersebut masih menunggu persetujuan dari Otoritas Moneter Singapura (MAS). Jika disetujui, SGX akan menjadi salah satu bursa utama yang menawarkan derivatif kripto di pasar yang teregulasi secara ketat.

Tingginya Minat Bursa Tradisional terhadap Bitcoin

Keputusan SGX ini mengikuti tren global di mana semakin banyak bursa keuangan tradisional yang mulai menawarkan produk derivatif berbasis kripto. Sebelumnya, pada 4 Maret 2024, Osaka Dojima Exchange Inc. di Jepang juga mengumumkan rencana untuk mencantumkan kontrak berjangka Bitcoin.

Kontrak berjangka Bitcoin perpetual, yang pertama kali diperkenalkan oleh bursa kripto BitMEX pada 2016, memungkinkan investor bertaruh pada perubahan harga Bitcoin tanpa memiliki aset tersebut secara langsung. Produk ini banyak digunakan di bursa kripto seperti Binance dan OKX.

Namun, perdagangan derivatif kripto memiliki risiko yang tinggi. Juru bicara SGX menegaskan bahwa dengan peringkat kredit Aa2 dari Moody's, SGX akan menjadi alternatif tepercaya bagi investor institusional yang ingin terlibat dalam pasar berjangka kripto dengan risiko yang lebih terkendali.

Promosi 1

Meningkatnya Permintaan Akibat Regulasi yang Lebih Ramah

Langkah SGX ini juga sejalan dengan meningkatnya permintaan terhadap eksposur aset digital, terutama setelah kebijakan pro-kripto yang didorong oleh Presiden AS Donald Trump. Sejumlah bursa lain juga mengikuti jejak ini. Misalnya, pada Januari 2024, EDX Markets LLC, yang berbasis di New Jersey dan didukung oleh Citadel Securities, mengungkapkan rencana untuk menawarkan kontrak serupa di Singapura.

Selain itu, konsep kontrak berjangka yang tidak memiliki tanggal kedaluwarsa bukanlah hal baru di dunia keuangan. Bursa di Jepang telah menawarkan kontrak berjangka "rolling-spot" untuk emas, yang memberikan eksposur harga emas terkini tanpa memerlukan pengiriman fisik.

Dengan peluncuran produk ini, SGX berharap dapat menarik lebih banyak investor institusional yang ingin berpartisipasi dalam pasar kripto yang diatur dengan baik. Keputusan ini mencerminkan bagaimana derivatif Bitcoin semakin diterima oleh institusi keuangan global sebagai bagian dari strategi investasi mereka.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Bursa Kripto BitGo Buka Cabang di Singapura, Perluas Pasar ke Asia-Pasifik

Sebelumnya, bursa mata uang kripto asal California, Amerika Serikat, BitGo mengungkapkan pihaknya meluncurkan anak perusahaan di Singapura pada 21 November 2024.

Peluncuran ini selang tiga bulan setelah BitGo memperoleh lisensi lembaga pembayaran utama dari Otoritas Moneter Singapura (MAS).

Melansir Cointelegraph, Selasa (26/11/2024) BitGo Singapura diluncurkan sebagai anak perusahaan yang diatur secara lokal yang didedikasikan untuk menyediakan layanan penyimpanan, perdagangan, penyelesaian, dan manajemen token aset digital di kawasan Asia Pasifik (APAC).

Dalam pengumuman yang dibagikan dengan Cointelegraph, CEO BitGo Singapura, Youngro Lee menyampaikan niatnya untuk mempertahankan standar regulasi yang ketat sambil melayani ekosistem kripto APAC.

BitGo Singapura juga menjanjikan penyimpanan yang diatur, likuiditas tinggi untuk perdagangan elektronik dan suara, penyelesaian otomatis, dan layanan manajemen token.

BitGo mengungkapkan, pihaknya bermitra dengan firma perdagangan algoritmik Wintermute untuk memperluas bisnisnya di Singapura, meskipun ketentuan aliansi tersebut tidak diungkapkan.

Salah satu pendiri Wintermute, Yoann Turpin, mengatakan kolaborasi ini terutama akan melayani pasar institusional BitGo Singapura.

“Dengan bekerja sama, kami bertujuan untuk membangun lingkungan yang lebih kuat bagi institusi dan mendorong pertumbuhan yang berarti di seluruh pasar aset digital APAC,” ujar Turpin.

Seperti diketahui, Singapura dalam beberapa tahun terakhir menjadi pusat kripto utama di Asia, mengingat kesediaannya untuk memberikan kejelasan regulasi dan lisensi operasional.

Lokasi geografis Singapura yang strategis juga memungkinkan akses pasar kripto yang lebih mudah ke Asia Tenggara, yang memiliki permintaan yang kuat untuk solusi kripto tingkat institusional.

Sebelumnya pada November 2024, Ororitas Moneter Singapura (MAS) mengumumkan upaya multicabang untuk memajukan komersialisasi tokenisasi aset. Dalam melakukannya, otoritas memperkenalkan kerangka kerja baru untuk memberikan panduan.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |