Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Inggris akan memberlakukan aturan baru yang mewajibkan semua perusahaan kripto untuk melaporkan data transaksi pengguna secara langsung kepada otoritas pajak (HMRC) mulai Januari 2026.
Melansir Coinmarketcap, Rabu (21/5/2025), kebijakan ini merupakan bagian dari strategi nasional untuk meningkatkan transparansi keuangan dan menekan praktik penghindaran pajak dalam industri aset digital yang berkembang cepat.
Langkah ini mencerminkan tren global untuk mengatur mata uang kripto secara lebih ketat, seiring meningkatnya adopsi oleh investor ritel maupun institusional. Inggris ingin memastikan aktivitas aset digital tunduk pada pengawasan fiskal yang sama seperti aset keuangan tradisional.
Perusahaan Bisa Didenda Jika Tidak Patuh
Aturan ini tidak hanya sebatas kewajiban pelaporan, tapi juga membawa sanksi serius. Platform kripto yang tidak mematuhi kewajiban ini bisa dikenai denda sekitar USD 398 atau setara Rp 6,5 juta (asumsi kurs Rp 16.488 per dolar AS) per pengguna yang tidak dilaporkan , ditambah potensi tindakan hukum lebih lanjut jika pelanggaran dilakukan secara berulang.
Peraturan ini berlaku bagi semua bursa kripto, baik domestik maupun internasional, yang memiliki pengguna dari Inggris. Mereka diwajibkan menyampaikan informasi detail terkait aktivitas pengguna seperti perdagangan, transfer aset, dan kepemilikan kripto. Tujuannya adalah untuk membantu HMRC dalam menghitung keuntungan kena pajak dan memperkuat kepatuhan fiskal.
Komitmen Inggris
Aturan baru ini juga sejalan dengan Kerangka Pelaporan Aset Kripto (Crypto-Asset Reporting Framework / CARF) dari OECD, yang mendorong kerja sama antarnegara dalam hal pertukaran data lintas batas.
Dengan bergabung dalam upaya global ini, Inggris menunjukkan komitmennya untuk mendukung keadilan pajak, perlindungan konsumen, dan pencegahan penghindaran pajak melalui teknologi aset digital.
Bagi para pengguna kripto, kebijakan ini menandakan semakin besarnya keterlibatan otoritas pajak dalam mengawasi aktivitas aset digital. Oleh karena itu, penting bagi pengguna untuk mulai mencatat semua transaksi kripto secara akurat agar tidak terkena sanksi di masa depan.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Mantan CEO Binance Wanti-Wanti Investor Jangan Asal Terjun ke Dunia Kripto
Sebelumnya, Changpeng Zhao (CZ), pendiri Binance yang merupakan salah satu bursa kripto terbesar di dunia, kembali menyuarakan pandangannya terkait investasi di aset digital. Meski tidak lagi menjabat sebagai CEO Binance, CZ tetap aktif di dunia kripto dan terus membagikan pandangannya melalui akun media sosialnya.
Baru-baru ini, CZ menyampaikan peringatan kepada para investor tentang risiko berinvestasi di Bitcoin (BTC) maupun altcoin. Bahkan, ia menyebut baik berinvestasi maupun tidak berinvestasi di kripto sama-sama memiliki risiko tersendiri.
“Berinvestasi dalam mata uang kripto berisiko. Tidak berinvestasi dalam mata uang kripto juga berisiko,” ujar Zhao melalui akun X nya, dikutip dari Coinmarketcap, Rabu (21/5/2025).
Pernyataan tersebut ia sampaikan sebagai refleksi atas volatilitas pasar aset digital yang tinggi. Menurut CZ, instrumen seperti Bitcoin dan altcoin memiliki potensi besar, namun tetap mengandung risiko signifikan yang harus dipahami oleh setiap investor.
Manajemen Risiko Jadi Kunci Utama Investasi Kripto
CZ mengingatkan para investor wajib memahami dan mengelola risiko dengan bijak sebelum terjun ke dunia kripto. Ia menganjurkan agar siapa pun yang ingin berinvestasi melakukan riset mendalam terlebih dahulu. Investor juga disarankan untuk menetapkan batas risiko pribadi serta hanya menginvestasikan dana yang mereka siap untuk kehilangan.
“Belajarlah mengelola risiko: Apa skenario terburuknya? Jika mencapai 0, dapatkah Anda bertahan? Dapatkah Anda mempertahankan gaya hidup Anda? Berapa kali Anda sanggup mencoba? Apakah Anda tahu/mengerti apa yang Anda lakukan? Jika tidak, baca/pelajari,” jelasnya.
Melalui pernyataan tersebut, CZ menekankan bahwa setiap investor harus mempertimbangkan skenario terburuk, misalnya jika nilai aset digital yang mereka miliki anjlok hingga nol. Mereka perlu menanyakan pada diri sendiri apakah tetap bisa bertahan secara finansial dan menjaga kualitas hidup. Selain itu, penting untuk mengetahui berapa kali seseorang sanggup mencoba kembali jika mengalami kerugian.
Kemudian hal yang paling penting, investor harus memahami sepenuhnya apa yang mereka lakukan di pasar kripto. Jika belum paham, maka langkah bijaknya adalah belajar dan mencari tahu terlebih dahulu sebelum terjun.