Liputan6.com, Jakarta - Apakah pasanganmu, seseorang yang Anda kenal, bahkan Anda sendiri pernah mengalami berbicara saat tidur? Atau bisa tertawa saat tidur? Jika iya, maka hal ini ternyata sangat lumrah terjadi.
Tidak hanya mengggumam kata-kata manis, tertawa saat tidur ternyata juga cukup dialami. Biasanya bayi sering melakukannya, tapi tidak menutup orang dewasa pun juga pernah berada dalam posisi tersebut.
Itu bisa berupa tawa yang singkat dan pelan hingga tertawa yang cukup keras. Kedengarannya memang lucu, ya. Namun tidak usah khawatir, rupanya kondisi ini tidak berbahaya. Meskipun begitu, Anda juga perlu berhati-hati karena hal ini bisa jadi merupakan gangguan tidur atau kondisi neuorologis lainnya.
Melansir dari Health Shots, Senin (6/5/2025), ini yang perlu diketahui tentang tertawa saat tidur atau hipnogeli.
Penyebab Orang Tertawa Saat Tidur
1. Mimpi
Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Sleep Medicine, sebagian besar tertawa terjadi selama rapid eye movement atau tidur REM, yang dikaitkan dengan mimpi.
Tahap ini merupakan tahap terjadinya mimpi yang nyata. Berdasarkan mimpi yang lucu atau menyenangkan, otak dapat memicu tawa sebagai bagian dari pengalaman mimpi.
"Tahap mimpi dikaitkan dengan peningkatan aktivitas otak, yang disertai dengan respons emosional, sehingga tawa dapat terwujud secara fisik," kata dokter Dr. Tharanath S.
2. Parasomnia
Parasomnia, sejenis gangguan tidur, dapat memicu seseorang untuk melakukan tindakan saat tidur, termasuk tertawa saat tidur. Terkadang, tubuh gagal untuk tetap lumpuh selama tidur REM karena gangguan perilaku, yang menyebabkan reaksi fisik seperti tersenyum atau tertawa terbahak-bahak.
Seorang bocah laki-laki menjadi korban peluru nyasar saat tengah tidur di lantai 2 rumahnya di Jalan Utama Dua, Cengkareng, Jakarta Barat. Akibatnya korban mengalami tiga luka jahitan pada kakinya.
3. Kondisi neurologis
Dalam kasus yang jarang terjadi, tertawa saat tidur atau hipnogeli dapat menjadi gejala gangguan neurologis, menurut penelitian yang dipublikasikan dalam The Canadian Journal Of Neurological Sciences.
Gangguan neurologis tingkat lanjut, seperti penyakit Parkinson, multiple sclerosis, atau brain lesions, dapat menyebabkan tertawa tak terkendali saat tidur.
"Dalam kondisi neurologis seperti itu, episode seperti ini lebih sering terjadi, dan mungkin tidak terkait dengan mimpi," kata ahli tersebut.
4. Kejang gelastik (Gelastic seizures)
Ini adalah jenis epilepsi langka yang melibatkan serangan tawa tidak terkendali secara tiba-tiba. Kejang seperti itu sering kali disebabkan oleh hipotalamus atau lobus temporal dan dapat terjadi saat tidur. Karena itu, kejang terkadang disalahartikan sebagai tawa yang berhubungan dengan mimpi.
5. Stres emosional atau kondisi kesehatan mental
Stres dapat menjadi salah satu alasan di balik tertawa saat tidur. Stres kronis, kecemasan, atau gangguan suasana hati juga dapat memengaruhi pola tidur.
"Hal ini dapat menyebabkan peningkatan respons emosional selama tahap mimpi, termasuk tertawa," kata Dr. Tharanath.
Apakah Tertawa Saat Tidur Itu Normal?
Ya, tertawa sesekali saat tidur umumnya dianggap normal. Hal ini sering kali terjadi akibat mimpi gembira selama tidur REM, karena otak secara aktif terlibat dengan pengalaman emosional.
Dalam sebagian besar kasus, tertawa saat tidur tidak berbahaya dan tidak menunjukkan adanya masalah kesehatan yang mendasarinya.
Anak-anak dan bayi lebih mungkin tertawa saat tidur karena siklus REM dan perkembangan otak mereka yang lebih panjang. Orang dewasa mungkin tertawa saat tidur terutama selama mimpi yang melibatkan emosi.
"Tawa itu berkisar dari tawa pelan hingga tawa yang keras dan tak terkendali, tetapi biasanya tidak berlangsung lama," kata ahli tersebut.
Mengapa Bayi Tertawa Saat Tidur?
Menurut penelitian yang dipublikasikan di Nature And Science Of Sleep, bayi mungkin tersenyum atau tertawa saat tidur selama tidur aktif. Perilaku ini biasanya tidak berbahaya dan terkait dengan perkembangan normal fungsi otak dan kognitif.
"Tidak berbahaya karena bayi baru lahir dan balita menghabiskan sebagian besar tidur mereka dalam REM, saat mereka mengalami mimpi aktif," kata ahli tersebut.
Dipercaya bahwa anak kecil mungkin memproses pengalaman sensorik dan emosi, yang mungkin menyebabkan tawa. Selain itu, bayi dilengkapi dengan perilaku refleksif spontan, termasuk tersenyum dan tertawa saat tidur.
"Perilaku ini tidak selalu terkait dengan rangsangan emosional, melainkan merupakan bagian dari perkembangan saraf awal," kata ahli tersebut.
Bayi juga dapat melalui proses konsolidasi ingatan dan pembelajaran saat tidur. Tertawa dapat menjadi hasil dari asosiasi emosional yang positif atau sekadar peristiwa neurologis acak.
"Pada bayi yang sehat, tertawa saat tidur biasanya merupakan tanda pertumbuhan dan pembelajaran yang positif," kata ahli tersebut.
Namun, dalam kasus yang jarang terjadi, bayi yang tertawa saat tidur dapat dikaitkan dengan kejang atau masalah neurologis. Kondisi ini mungkin serius dan memerlukan perhatian medis jika tertawa disertai dengan gerakan tersentak-sentak atau pernapasan tidak normal.
Apakah Tertawa Saat Tidur Harus Diwaspadai?
Dalam beberapa kasus, intervensi medis diperlukan jika episode tertawa sering terjadi, intens, atau berlangsung lama.
"Jika frekuensi tertawa saat tidur tinggi dan mengganggu kualitas tidur, atau disertai dengan perilaku tidak biasa lainnya, hal itu mungkin terkait dengan kondisi kesehatan," kata ahli tersebut.
Pengobatan kondisi tersebut bergantung pada penyebabnya.
- Jika tertawa disebabkan oleh kondisi neurologis seperti kejang gelastik, obat antikonvulsan dapat diresepkan.
- Jika tertawa saat tidur dikaitkan dengan stres, kecemasan, atau mimpi yang berhubungan dengan trauma, terapi atau konseling mungkin sangat membantu.
- Cognitive-behavioral therapy (CBT) dapat membantu mengelola tingkat stres dan meningkatkan kualitas tidur.
- Sangat penting untuk membuat perubahan pola makan dan gaya hidup seperti mengurangi kafein dan alkohol, mematuhi jadwal tidur yang konsisten, dan menghindari stres berlebihan sebelum tidur.
Dalam kasus yang lebih parah yang melibatkan kejang atau gerakan keras, Anda mungkin perlu mengambil tindakan pencegahan keselamatan seperti tidur dengan pengawasan.
Tertawa saat tidur tidaklah berbahaya jika terjadi sesekali dan tidak terkait dengan suatu gangguan. Namun, jika tertawa saat tidur terjadi secara sering dan mengganggu tidur, sebaiknya Anda memeriksakan diri ke dokter.