Liputan6.com, Jakarta - Hari Raya Nyepi menjadi salah satu perayaan penting bagi umat Hindu di Bali. Di tahun 2025, perayaan ini akan berlangsung pada Sabtu, 29 Maret, mulai pukul 06.00 Wita hingga Minggu, 30 Maret, pukul 06.00 Wita.
Selama 24 jam penuh, umat Hindu akan menjalani ritual yang dikenal sebagai Catur Brata Penyepian. Ritual ini terdiri dari empat larangan yang bertujuan untuk mencapai kesucian batin dan introspeksi diri, serta mempersiapkan diri untuk tahun baru Saka.
Khusus bagi wisatawan yang berkunjung ke Bali saat perayaan Nyepi, penting untuk memahami dan menghormati larangan-larangan yang ada. Ini tidak hanya menunjukkan rasa hormat kepada budaya lokal, tetapi juga memastikan pengalaman yang lebih menyenangkan selama berada di pulau dewata ini.
Berikut beberapa larangan yang harus dipatuhi selama Hari Raya Nyepi di Bali:
1. Amati Geni
Amati Geni adalah larangan untuk menyalakan api, baik itu untuk memasak, menerangi, atau keperluan lainnya. Selama Nyepi, umat Hindu percaya bahwa menyalakan api bisa mengganggu ketenangan dan kesucian hari tersebut.
Oleh karena itu, semua aktivitas yang berkaitan dengan api dilarang. Bagi wisatawan, ini berarti tidak ada aktivitas memasak di hotel atau vila, dan restoran pun biasanya tutup selama perayaan ini.
Sebagian umat Hindu di Jabodetabek merayakan nyepi dengan berdoa di Pura Khayangan Gunung Salak Bogor. Banyak diantara mereka yang datang sehari sebelumnya dan menginap di Pura khayangan .
2. Amati Karya
Larangan kedua, Amati Karya, mengharuskan semua orang untuk tidak melakukan pekerjaan atau aktivitas yang bersifat produktif. Hal ini bertujuan untuk memberikan waktu bagi setiap orang untuk merenung dan berintrospeksi.
Para wisatawan diharapkan untuk tidak melakukan kegiatan yang dapat dianggap sebagai pekerjaan, termasuk beraktivitas di luar ruangan. Sebaiknya, gunakan waktu ini untuk beristirahat dan menikmati ketenangan Bali.
3. Amati Lelungan
Amati Lelungan melarang semua bentuk perjalanan. Selama Nyepi, jalanan di Bali akan sepi, dan masyarakat diimbau untuk tetap di rumah. Bagi wisatawan, penting untuk tidak keluar dari akomodasi mereka selama periode ini.
Ini adalah kesempatan untuk merasakan suasana Bali yang berbeda, tanpa hiruk-pikuk dan keramaian. Menikmati ketenangan dan keindahan alam Bali dari dalam akomodasi bisa menjadi pengalaman yang unik.
4. Amati Lelanguan
Larangan terakhir, Amati Lelanguan, melarang segala bentuk hiburan dan kesenangan. Ini termasuk menonton televisi, mendengarkan musik, atau berpartisipasi dalam aktivitas sosial.
Umat Hindu meyakini bahwa dengan menghentikan semua bentuk hiburan, mereka dapat lebih fokus pada refleksi diri dan spiritualitas. Wisatawan diharapkan untuk menghormati larangan ini dan mencari cara lain untuk menghabiskan waktu, seperti membaca buku atau meditasi.
Dengan memahami dan menghormati larangan-larangan ini, wisatawan tidak hanya menunjukkan rasa hormat terhadap budaya lokal, tetapi juga turut serta dalam menjaga suasana damai dan khidmat selama perayaan.