Puasa Syawal atau Puasa Qadha, Mana yang Harus Didahulukan Dikerjakan?

1 day ago 4

Liputan6.com, Jakarta Setelah bulan Ramadan yang penuh berkah berakhir, banyak umat Islam yang merasakan kebahagiaan dalam merayakan Idulfitri. Namun, bagi sebagian orang, bulan suci ini juga menyisakan tanggung jawab yang harus diselesaikan. Beberapa individu mungkin tidak dapat menjalankan puasa Ramadan karena alasan yang diizinkan dalam agama, seperti sakit atau perjalanan jauh. Oleh karena itu, mereka memiliki kewajiban untuk mengganti puasa tersebut, yang dikenal dengan istilah puasa qadha.

Di tengah kebahagiaan menyambut Idulfitri, muncul pertanyaan penting di kalangan umat Muslim: mana yang harus didahulukan, puasa Syawal atau puasa qadha? Puasa Syawal adalah puasa sunnah yang dilaksanakan selama enam hari di bulan Syawal, dan memiliki keutamaan besar. Dalam hadis, disebutkan bahwa orang yang berpuasa enam hari di bulan Syawal seolah-olah telah berpuasa sepanjang tahun. Namun, puasa qadha adalah kewajiban bagi mereka yang memiliki utang puasa Ramadan.

Diskusi mengenai mana yang sebaiknya didahulukan ini sering kali menjadi topik hangat di kalangan umat Islam. Beberapa ulama berpendapat bahwa kewajiban harus diutamakan, sehingga puasa qadha sebaiknya diselesaikan terlebih dahulu sebelum melaksanakan puasa Syawal. Namun, ada pula pendapat yang mengizinkan pelaksanaan puasa Syawal terlebih dahulu, terutama jika waktu untuk mengqadha masih panjang.

Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam mengenai aturan dan pandangan yang ada terkait puasa Syawal dan puasa qadha. Mari kita simak penjelasannya lebih lanjut.

Seorang pemudik melahirkan di dalam toilet wanita terminal tipe A Tingkir, Kota Salatiga, Jawa Tengah. Petugas medis langsung mengevakuasi pemudik tersebut agar mendapatkan perawatan intensif.

Promosi 1

Pentingnya Mengganti Puasa Ramadan

Pertama-tama, penting untuk memahami bahwa puasa Ramadan adalah ibadah yang wajib bagi setiap Muslim yang mampu. Mereka yang tidak dapat berpuasa karena alasan tertentu, seperti sakit atau bepergian, diwajibkan untuk mengganti puasa tersebut. Ini adalah bentuk tanggung jawab yang harus dipenuhi setelah bulan Ramadan berakhir.

Puasa qadha harus dilaksanakan secepatnya setelah kondisi yang menghalangi hilang. Meskipun ada kelonggaran waktu untuk melaksanakannya, menunda-nunda puasa qadha bukanlah tindakan yang dianjurkan. Oleh karena itu, bagi yang memiliki utang puasa Ramadan, sangat penting untuk segera menyelesaikannya.

Puasa Syawal: Keutamaan dan Pelaksanaannya

Puasa Syawal, di sisi lain, merupakan puasa sunnah yang sangat dianjurkan. Melaksanakan puasa ini selama enam hari di bulan Syawal setelah Idulfitri dianggap sebagai bentuk syukur atas nikmat Ramadan yang telah dilalui. Keutamaan puasa Syawal sangat besar, di mana orang yang melaksanakannya akan mendapatkan pahala yang setara dengan berpuasa sepanjang tahun.

Namun, penting untuk dicatat bahwa puasa Syawal bersifat sunnah, sehingga tidak ada paksaan untuk melaksanakannya. Meskipun begitu, bagi yang mampu, sangat dianjurkan untuk melaksanakan puasa ini sebagai tambahan pahala. Dalam konteks ini, muncul pertanyaan: apakah kita boleh melaksanakan puasa Syawal terlebih dahulu sebelum menyelesaikan puasa qadha?

Mana yang Harus Didahulukan: Puasa Syawal atau Qadha?

Secara umum, banyak ulama sepakat bahwa kewajiban mengganti puasa Ramadan (qadha) harus didahulukan dibandingkan dengan puasa Syawal. Hal ini sesuai dengan prinsip dasar dalam Islam yang menekankan pentingnya mendahulukan kewajiban sebelum melaksanakan amalan sunnah. Namun, ada beberapa pengecualian yang perlu dipertimbangkan.

Jika seseorang memiliki uzur syar'i yang membuatnya tidak mampu berpuasa di bulan Ramadan, maka ada pendapat yang mengizinkan untuk melaksanakan puasa Syawal terlebih dahulu. Terutama jika waktu untuk mengqadha masih panjang dan tidak ada kekhawatiran akan kehilangan kesempatan untuk melaksanakan puasa qadha.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |