Liputan6.com, Jakarta Perusahaan teknologi MicroStrategy, yang dipimpin oleh Michael Saylor, kembali menjadi sorotan karena membeli Bitcoin senilai USD 285,8 juta atau setara Rp 4,7 triliun asumsi kurs Rp16.810 meskipun pasar saham dan kripto sedang bergejolak.
Langkah ini terjadi pada minggu lalu saat saham MicroStrategy sempat mengalami fluktuasi ekstrem: dari turun 11% hingga akhirnya naik 25%. Meski pasar tidak menentu, perusahaan tetap menjalankan strateginya dengan menjual saham melalui program pasar terbuka untuk membiayai pembelian Bitcoin tambahan.
“Kami terus konsisten menjalankan strategi Bitcoin kami, bahkan saat pasar bergerak liar,” ujar Michael Saylor dalam pernyataan resminya, dikutip dari Yahoo Finance, Selasa (15/4/2025).
MicroStrategy Simpan 2,5% dari Seluruh Bitcoin yang Ada
Dalam laporan ke Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC), disebutkan bahwa MicroStrategy membeli 3.459 Bitcoin pada periode 7–13 April dengan harga rata-rata USD 82.618 per koin.
Dengan pembelian ini, total kepemilikan Bitcoin MicroStrategy mencapai sekitar USD 13,6 miliar valuasi saat ini mencapai sekitar USD 45 miliar jika harga terus naik yang berarti perusahaan ini menguasai 2,5% dari total suplai Bitcoin maksimal 21 juta BTC. MicroStrategy masih menjadi pemegang Bitcoin perusahaan terbesar di dunia.
Strategi Jangka Panjang
Strategi ini bukan tindakan sesaat. Sejak Oktober 2023, MicroStrategy telah meluncurkan rencana besar untuk mengumpulkan dana hingga USD 42 miliar melalui penjualan saham dan obligasi. Dana ini akan digunakan untuk terus membeli Bitcoin hingga 2027.
Perusahaan ini juga mendapat perhatian dari para hedge fund, karena ada peluang arbitrase lewat instrumen obligasi konversi dan pergerakan saham. Para investor institusi memanfaatkan volatilitas saham Strategy sebagai bagian dari strategi perdagangan.
“Volatilitas saham MicroStrategy justru dimanfaatkan investor cerdas yang melihat peluang arbitrase lewat kombinasi obligasi dan short selling,” kata analis dari Bloomberg Intelligence.
Rugi di Laporan Keuangan, Tapi Tetap Yakin pada Bitcoin
Di sisi lain, MicroStrategy sempat mengumumkan mereka mencatat rugi belum terealisasi sebesar USD 5,9 miliar pada kuartal pertama 2025. Hal ini muncul setelah adopsi aturan akuntansi baru yang mewajibkan nilai aset digital dicatat berdasarkan harga pasar terkini.
Namun, perusahaan tetap optimistis. Pada kuartal yang sama, mereka menghabiskan USD 7,79 miliar untuk menambah koleksi Bitcoin dan tercatat melakukan sembilan kali pembelian.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.