Jakarta, CNN Indonesia --
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan pihaknya akan melakukan pendalaman untuk mengusut kasus keracunan makan bergizi gratis (MBG) yang terjadi di sejumlah daerah.
"Polri saat ini sedang melakukan pendalaman, turun ke lapangan untuk melaksanakan pendalaman satu per satu," kata Sigit kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (26/9).
Kendati demikian, Sigit tak membeberkan lebih lanjut soal sejauh mana pendalaman untuk mengusut kasus keracunan sudah dilakukan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia hanya menyebut nantinya perkembangan terkait hasil pendalaman itu akan disampaikan ke publik.
"Tentunya secara resmi nanti akan kita informasikan," ucap Sigit.
Sejak dilaksanakan pada awal Januari lalu, program MBG terus mendapatkan sorotan karena temuan kasus dari mulai menu yang diduga gizinya tak sesuai, temuan hewan, busuk atau basi, hingga kasus keracunan yang terjadi beberapa waktu terakhir.
Semua permasalahan itu pun mendorong pemerintah agar menyetop dan mengevaluasi MBG.
Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad sebelumnya juga meminta aparat penegak hukum (APH) ikut mengusut kasus keracunan MBG yang terjadi di berbagai daerah.
"Kemudian kita juga meminta kepada APH untuk juga ikut melakukan investigasi lapangan untuk kemudian membedakan mana yang benar-benar keracunan, kelalaian, mana yang kemudian ada hal-hal yang mungkin ya, sengaja begitu kan," kata Dasco di kompleks parlemen, Kamis (25/9).
Ia menyampaikan DPR prihatin dengan banyaknya kasus keracunan. Dasco juga menyebut BGN harus menyikapi kasus-kasus itu secara serius.
"Untuk itu kita kasih kesempatan untuk mengadakan evaluasi. Evaluasi yang dianggap perlu, sehingga program yang seharusnya dapat berjalan dengan baik ini kembali menjadi baik," ujarnya.
Sementara itu, Badan Gizi Nasional (BGN) mencatat sebanyak 5.914 orang mengalami keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG).
BGN adalah badan yang ditugaskan Presiden RI Prabowo Subianto untuk mengelola MBG di seluruh Indonesia. Di tingkat lapangan, BGN memiliki kepanjangan tangan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang akan mengoperasionalkan dapur-dapur MBG.
Adapun data keracunan MBG yang terbaru dipaparkan BGN itu adalah per Kamis (25/9) yang meliputi dari tiga pembagian wilayah.
Rinciannya: Wilayah I (Sumatra) mencapai 1.307 orang, Wilayah II (Jawa) mencapai 3.610 orang, dan Wilayah III (Kalimantan, Sulawesi, hingga Indonesia Timur) sebanyak 997 orang.
BGN mencatat lima kasus terbesar lokasi dengan korban tertinggi berada di Kota Bandar Lampung sebanyak 503 orang, Kab. Lebong, Bengkulu sebanyak 467 orang, Kab. Bandung Barat sebanyak 411 orang, Kab. Banggai Kepulauan sebanyak 339 orang, dan Kab. Kulon Progo di angka 305 orang.
Berdasarkan grafik tren bulanan yang dicatat BGN lonjakan angka keracunan melonjak pada Agustus dan September 2025.
Pada Agustus terdapat 1.988 orang yang menjadi korban dari 9 kasus dan pada September sebanyak 2.210 orang dari 44 kasus.
Angka ini mengalami lonjakan jika dibandingkan dengan data BGN per 22 September 2025 lalu.
Per 22 September, BGN mencatat sebanyak 4.711 orang mengalami keracunan MBG.
Di sisi lain, berdasarkan data Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) per 21 September 2025 mencatat keracunan MBG di Indonesia mencapai 6.452 orang.
Dengan tertinggi di Jawa Barat mencapai 2.012 orang, disusul D.I Yogyakarta sebanyak 1.047 orang, Jawa Tengah 722 orang, Bengkulu mencapai 539 orang, dan Sulteng 446 orang.
Sementara itu, Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) dalam paparan Kepala Pusat Ekonomi Digital dan UMKM, Izzudin Al Farras, pada 4 September lalu mencatat ada empat ribu lebih korban keracunan MBG selama delapan bulan pertama pelaksanaannya.
Selain kasus keracunan, juga marak temuan menu MBG yang tak sesuai baik dari bentuk, kelayakan, hingga kandungan gizi.
Namun data itu terus bertambah dengan temuan terbaru di daerah Sumedang, Jawa Barat hari ini, Jumat (26/9). Sebanyak 103 siswa di Kecamatan Ujungjaya, Kabupaten Sumedang keracunan usai menyantap MBG hari ini.
(dis/kid)