Liputan6.com, Jakarta Dilansir dari beberapa sumber, Senin (4/11), penderita asam urat perlu rutin mengonsumsi obat, baik saat serangan nyeri terjadi maupun tidak. Obat-obatan ini berperan dalam mengurangi serangan dan mencegah kerusakan sendi jangka panjang. Namun, penting diingat bahwa setiap obat asam urat memiliki potensi efek samping yang perlu dipertimbangkan dan dikonsultasikan dengan dokter.
Obat asam urat yang tepat akan membantu penderita menjaga kadar asam urat dalam tubuh, namun penting pula memahami risiko dari setiap jenis obat agar keputusan pengobatan bisa lebih bijaksana.
Obat Anti-inflamasi Nonsteroid (NSAID)
NSAID menjadi pilihan umum dalam pengobatan asam urat karena efektif mengatasi nyeri dan inflamasi. Beberapa jenis NSAID yang sering diresepkan meliputi ibuprofen (seperti Advil, Motrin IB) dan naproksen sodium (Aleve). Sedangkan, untuk kondisi yang lebih parah, dokter mungkin meresepkan NSAID dengan dosis lebih kuat seperti indometasin (Indocin, Tivorbex) dan celecoxib (Celebrex).
Meskipun efektif, penggunaan NSAID memiliki risiko efek samping yang perlu diperhatikan, termasuk sakit perut, pendarahan, dan tukak lambung. Efek samping ini biasanya terjadi pada penggunaan jangka panjang atau pada pasien dengan riwayat masalah pencernaan.
Kolkisin: Obat Anti-inflamasi yang Efektif
Kolkisin adalah obat anti-inflamasi lain yang sering diberikan untuk mengurangi nyeri asam urat. Beberapa contoh merek kolkisin yang umum meliputi Colcrys, Gloperba, dan Mitigare. Meskipun ampuh, kolkisin dapat menyebabkan efek samping seperti mual, muntah, dan diare, yang bisa mengganggu pasien jika tidak dikonsumsi sesuai anjuran.
Dokter biasanya akan memberikan dosis yang disesuaikan agar manfaat kolkisin optimal tanpa memperburuk kondisi pencernaan pasien.
Kortikosteroid untuk Kontrol Peradangan
Kortikosteroid, seperti prednison, sering diresepkan baik dalam bentuk pil maupun suntikan untuk mengatasi peradangan pada asam urat. Obat ini efektif dalam menghilangkan rasa sakit dan mengurangi pembengkakan pada sendi yang terdampak asam urat.
Penggunaan kortikosteroid jangka panjang dapat menyebabkan efek samping, antara lain perubahan suasana hati, peningkatan kadar gula darah, dan tekanan darah tinggi. Oleh karena itu, penggunaan kortikosteroid umumnya diawasi ketat oleh dokter agar manfaatnya tetap optimal.
Allopurinol: Obat Penurun Kadar Asam Urat Jangka Panjang
Allopurinol adalah salah satu obat yang sering diberikan untuk menjaga kadar asam urat dalam tubuh. Obat ini bekerja dengan menurunkan kadar asam urat secara bertahap dan sering diresepkan dalam jangka panjang. Contoh merek obat allopurinol antara lain Lopurin dan Zyloprim.
Namun, pengguna allopurinol perlu mewaspadai efek samping seperti demam, ruam, hepatitis, hingga masalah ginjal. Pemantauan berkala penting untuk memastikan allopurinol memberikan manfaat tanpa memperburuk kondisi kesehatan pasien.
Febuxostat: Mengurangi Produksi Asam Urat
Febuxostat, misalnya Uloric, adalah obat yang efektif dalam mengurangi kadar asam urat dengan menghambat enzim yang memecah purin menjadi asam urat. Ini cocok untuk penderita yang tidak bisa mengonsumsi allopurinol karena masalah ginjal. Meski aman bagi kesehatan ginjal, febuxostat memiliki risiko efek samping seperti ruam, mual, dan bahkan potensi peningkatan risiko kematian terkait jantung.
Oleh karena itu, konsultasi medis penting sebelum memutuskan penggunaan febuxostat sebagai pilihan terapi jangka panjang.
Probenecid: Meningkatkan Ekskresi Asam Urat
Probenecid sering diresepkan bagi penderita yang ginjalnya kesulitan mengeluarkan asam urat. Obat ini, seperti Benemid dan Probalan, membantu meningkatkan ekskresi asam urat melalui urin sehingga kadar asam urat tetap stabil.
Efek samping probenecid yang perlu diwaspadai meliputi ruam, sakit perut, dan pembentukan batu ginjal. Karena efek ini, probenecid umumnya tidak direkomendasikan bagi pasien dengan penyakit ginjal yang sudah ada sebelumnya.
Pentingnya Konsultasi untuk Menghindari Interaksi Obat
Bagi penderita asam urat, penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum memulai pengobatan. Terutama jika pasien sudah mengonsumsi obat lain, penting untuk menghindari interaksi obat yang bisa merugikan kesehatan.
Konsultasi ini memastikan pengobatan yang dijalani efektif tanpa memperparah kondisi yang ada. Selalu konsultasikan penggunaan obat dengan dokter agar diberikan dosis yang sesuai!
Apakah NSAID aman dikonsumsi setiap hari untuk penderita asam urat?
NSAID bisa digunakan untuk meredakan nyeri, namun penggunaannya sebaiknya diawasi dokter karena efek sampingnya, terutama pada penggunaan jangka panjang.
Bagaimana cara mencegah efek samping kolkisin?
Untuk mencegah efek samping kolkisin, pastikan mengikuti dosis yang diresepkan dokter dan hindari konsumsi berlebihan.
Apakah ada obat asam urat yang aman untuk penderita ginjal?
Febuxostat umumnya direkomendasikan bagi penderita asam urat yang memiliki masalah ginjal, namun tetap dengan pengawasan dokter.
Apakah allopurinol harus dikonsumsi seumur hidup?
Allopurinol biasanya diresepkan jangka panjang untuk menjaga kadar asam urat, tetapi lamanya penggunaan harus sesuai rekomendasi dokter.
Apa yang perlu diperhatikan saat mengonsumsi probenecid?
Pastikan ginjal dalam kondisi sehat dan perhatikan efek samping seperti nyeri perut atau pembentukan batu ginjal saat mengonsumsi probenecid.