Liputan6.com, Jakarta - Dalam kehidupan sehari-hari, memori atau ingatan membantu kita dalam memperoleh, menyimpan, mempertahankan dan mengambil informasi tertentu. Tanpa ingatan, pastinya kehidupan ini tidak akan dapat berjalan dengan baik.
Maka dari itu, jika tidak ada ingatan tentang masa lalu pun sangat penting dalam perkembangan hidup kita. Hal ini juga mempengaruhi kesehatan mental kita terhadap isu tertentu.
Sebab, jika tidak adanya masa lalu, kita tidak akan memikirkan masa depan dan mengubah apa yang sudah terjadi. Hanya ingatan ini yang membantu kita mengingat apa yang terjadi kemarin, apa yang harus kita lakukan hari ini, dan bagaimana untuk melangkah maju.
Tanpa ingatan, mempelajari apa pun akan sepenuhnya mustahil. Memori memproses banyak informasi, mengambilnya dengan aman dalam berbagai cara dan bentuk.
Nah, rupanya dalam hal pemrosesan informasi memerlukan beberapa aspek penting. Setiap tahap dipengaruhi oleh berbagai faktor yang memengaruhi bagaimana memori dapat disimpan dan diingat.
Melansir dari Calm Sage, Rabu (13/11/2024), di bawah ini kita akan membahas berbagai tahap memori untuk memahami cara kerja memori dan bagaimana kita dapat mengingat, mengodekan dan mengambil informasi. Hal ini dikenal juga sebagai tahapan memori atau stages of memory.
Apa Saja Lima Tahapan Memori?
Mengingat hal-hal penting untuk kehidupan, tetapi bagaimana ini terjadi? Mengapa kita dapat mengingat hal-hal atau angka bahkan setelah bertahun-tahun tetapi tidak mengingat apa yang baru saja kita baca atau dengar? Ini terjadi karena cara kerja memori dan bagaimana informasi disimpan.
Ada lima tahapan memori, masing-masing dengan maknanya sendiri. Berikut ini, kami jelaskan masing-masing.
Membaca komik favorit jadi salah satu hobi menyenangkan saat kecil. Berkat plot seru dan imajinatif, deretan judul komik berikut bakal ampuh untuk bangkitkan beragam memori indah. Buktikan dengan menikmati video ini yuk!
Tahap 1: Encoding
Saat Anda melihat, mendengar, atau merasakan sesuatu, informasi yang Anda peroleh darinya pertama-tama dikodekan lalu disimpan dalam sistem memori.
Perubahan atau penafsiran informasi dalam bentuk yang dapat dipahami dan disimpan oleh memori ini disebut encoding atau pengodean. Ini seperti menukar mata uang saat bepergian ke negara lain agar Anda dapat tinggal di sana.
Misalnya, saat Anda melihat sesuatu yang tidak dapat Anda pahami, pertama-tama Anda mendekodekannya ke dalam cara yang dapat Anda pahami lalu menyimpannya. Dengan cara yang sama, informasi diterjemahkan, dikodekan, lalu disimpan dalam memori.
Informasi dikodekan dalam tiga cara utama:
- Visual (gambar)
- Acoustic (suara)
- Semantic (makna)
Misalnya, saat Anda melihat nomor telepon dan dapat mengingatnya, apakah Anda bertanya-tanya bagaimana hal itu terjadi? Itu karena sistem pengodean visual.
Beberapa orang dapat mengingat informasi yang mereka dengar lebih baik daripada yang lain, sementara yang lain dapat mengingatnya saat mereka melihat visual. Demikian pula, beberapa orang perlu memahami maknanya terlebih dahulu sebelum mengingatnya. Ini adalah sistem pengkodean yang berbeda tempat memori bekerja dan menyimpan informasi.
Informasi yang Anda serap melalui sistem pengkodean pertama-tama masuk ke short-term memory (STM), dan saat Anda berlatih, informasi tersebut dipindahkan ke long-term memory (LTM).
Saat Anda mengulang informasi, Anda menyimpannya melalui proses verbal terlepas dari bagaimana informasi tersebut disajikan, apakah Anda membacanya dari kertas atau orang lain yang membacanya untuk Anda.
Prinsip pengkodean dalam memori jangka panjang diperkuat oleh makna. Namun, informasi yang dikirim ke memori jangka panjang dapat dikodekan secara visual dan melalui pendengaran.
Dengan kata sederhana, pengkodean, tahap memori pertama, adalah mengubah informasi yang diterima menjadi format yang dapat disimpan dalam memori. Format ini dapat berupa akustik, gambar, atau makna.
Tahap 2: Storage
Memori menyimpan data di otak untuk waktu yang lama sehingga dapat diakses di masa mendatang. Ketika informasi disimpan dalam memori, struktur mental tercipta. Struktur mental ini dapat berupa gambar, suara, atau perasaan yang membantu menyimpan dan mengingat informasi.
Informasi disimpan dalam penyimpanan yang berbeda tergantung pada bagaimana informasi tersebut diulang, seperti:
- Short-term memory (STM)
- Long-term memory (LTM)
Masing-masing bekerja secara berbeda. Memori jangka pendek menyimpan informasi untuk waktu yang singkat. Misalnya, ketika seseorang membagikan nomornya, Anda hanya dapat mengingatnya sebentar kecuali jika Anda menulisnya atau sering menggunakannya.
Ini karena nomor tersebut masuk ke memori jangka pendek. Sebaliknya, informasi disimpan lebih lama dalam memori jangka panjang. Data yang dikodekan dalam LTM Anda dapat diambil seminggu atau beberapa bulan kemudian.
Ini karena LTM memiliki penyimpanan tak terbatas sementara STM memiliki penyimpanan terbatas. Memori jangka pendek hanya menyimpan sejumlah informasi tertentu, sementara LTM dapat menyimpan informasi yang Anda gunakan sesekali tanpa batasan.
Tahap 3: Recall
Ketika Anda mengingat informasi yang tersimpan dalam memori, hal itu disebut mengingat kembali. Pertama, informasi dikodekan dan kemudian disimpan dalam memori sehingga dapat diingat kembali di lain waktu. Ketika Anda mengingat kembali suatu memori, Anda mengalami peristiwa yang dikodekan dalam sistem memori.
-
Free recall
Ketika informasi diingat kembali tanpa isyarat atau tanda apa pun.
-
Cued recall
Ketika petunjuk, isyarat, atau tanda diperlukan untuk mengingat kembali informasi.
Berbagai faktor juga memengaruhi ingatan informasi, termasuk suasana hati dan emosi. Saat Anda mencoba recall atau mengingat kembali informasi dan tidak berhasil, hal itu terjadi karena cara memori disimpan dan kondisi mental Anda.
Cara kerja memori jangka pendek dan jangka panjang menjadi jelas ketika mengingat kembali informasi tersebut. Ketika informasi dibaca, dilihat, atau didengar secara berurutan, informasi tersebut masuk ke memori jangka pendek, sehingga memudahkan untuk mengingatnya.
Tahap 4: Retrieval
Informasi dicari dalam retrieval, mirip dengan recall. Satu-satunya perbedaan adalah bahwa pencarian aktif di sini. Ketika Anda mencoba mengingat nama orang yang Anda temui di suatu tempat, Anda masuk ke memori Anda dan menggunakan beberapa isyarat untuk mengambil informasi yang Anda cari.
Misalnya, ketika Anda mencoba mengingat seseorang, pertama-tama Anda memikirkan penampilan atau kejadian yang mungkin terjadi. Ini memengaruhi pengambilan kembali informasi.
Faktor-faktor seperti stres yang sangat memengaruhi memori pengambilan kembali. Jika Anda stres dan mencoba mengingat apa pun, baik itu daftar, orang, atau tanggal, Anda mungkin mengalami kesulitan mengambil kembali informasi tersebut.
Proses pengambilan kembali dimulai dengan perhatian. Jika kita tidak memperhatikan, kita cenderung tidak mengambil informasi dari memori. Ini adalah proses penting dalam pembentukan memori jangka panjang.
Tahap 5: Forgetting
Bila Anda tidak dapat mengingat informasi, itu berarti lupa, dan ini dapat terjadi karena ketidakmampuan untuk mengodekan informasi tersebut sejak awal. Jika Anda terganggu secara emosional atau tidak termotivasi secara emosional, Anda mungkin tidak dapat mengingat informasi tersebut dan melupakannya.
Lupa adalah proses hilangnya informasi dari ingatan. Jika Anda lupa nama seseorang bahkan setelah mencoba mengingatnya, itu berarti Anda melupakan orang tersebut. Untuk menghentikan diri Anda dari melupakan sesuatu, mulailah memperhatikannya, karena itu membantu Anda mengingatnya nanti.
Ada dua jenis utama lupa:
-
Retroactive interference
Ketika informasi baru mengganggu pengambilan informasi lama
-
Proactive interference
Ketika informasi lama berinteraksi dengan kemampuan untuk mengingat informasi baru.
Lupa adalah hal yang wajar, yang tidak selalu berarti Anda sedang berjuang dengan suatu masalah. Memori adalah proses kompleks yang melibatkan berbagai tahap.
Memahami bagaimana semua tahap bekerja memberi Anda pemahaman yang lebih baik tentang memori dan bagaimana Anda dapat memiliki memori yang lebih kuat baik jangka pendek maupun jangka panjang